SuaraSurakarta.id - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mempersiapkan Kota Solo, untuk maju ke dalam Jaringan Kota Kreatif atau Creative Cities Network UNESCO.
"Hari ini kami tata ulang kesiapan Kota Solo melalui pelaksanaan kabupaten dan kota kreatif workshop," kata Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI Sandiaga Salahuddin Uno dikutip dari ANTARA di Solo, Jawa Tengah, Sabtu (2/7/2022).
Ia mengatakan tujuan dari workshop tersebut untuk meningkatkan kesiapan Solo maju ke UNESCO untuk seni pertunjukan agar berhasil dan mendapatkan persetujuan sebagai kota subsektor seni pertunjukan dalam Creative Cities Network.
Terkait hal itu, ia sudah memberikan instruksi kepada direktorat jenderal terkait untuk mengawal prosesnya agar pada tahun depan bisa memberikan hasil yang positif.
"Agar seni pertunjukan yang sudah vakum dua tahun ini bisa berjalan dan terbukanya lapangan kerja pada rangkaian G20, SBC (Solo Batik Carnival), dan Agustus nanti kami adakan event International Wellness Tourism Conference and Festival yang juga diselenggarakan di Solo," katanya.
Ia berharap melalui pergelaran tersebut bisa membuka peluang usaha dan lapangan kerja sehingga lapangan kerja bisa meningkat.
Ia mengatakan untuk tahun ini ada dua daerah yang diajukan para Jaringan Kota Kreatif UNESCO, yakni Bitung dan Ponorogo.
"Untuk Bitung kami ajukan kuliner tuna. Kalau tahun depan Solo yang sudah kami putuskan, satunya belum. Kami setiap tahun dapat dua kesempatan," katanya.
Menurut dia, jika suatu daerah sudah masuk ke dalam Jaringan Kota Kreatif UNESCO maka ekosistem sektor tersebut akan dipantau langsung oleh UNESCO.
Baca Juga: Mantan Wali Kota Solo Ungkap Pertemuan Terakhir dengan Tjahjo Kumolo Sebelum Meninggal Dunia
"Tujuannya agar pelaku melestarikan seni pertunjukan budaya dan kegiatan-kegiatan, event tahunan dilaksanakan di Solo (daerah yang masuk ke dalam Jaringan Kota Kreatif UNESCO)," katanya.
Terkait hal itu, Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka mengatakan sudah melakukan komunikasi secara langsung dengan pihak UNESCO terkait dua kali kegagalan Kota Solo masuk ke dalam Jaringan Kota Kreatif UNESCO.
"Makanya waktu saya di Paris kan saya juga (berkunjung) ke UNESCO, salahnya apa, ternyata proposalnya jelek banget. Sudah dua kali diajukan, datanya sedikit, foto sedikit, portofolio sedikit. Intinya yang kemarin tidak serius yang dari sininya. Sebetulnya seni festival sudah banyak tapi nggak tematik, orang luar negeri nggak senang yang begitu," katanya.
Mengenai potensi, dikatakannya, Kota Solo memiliki potensi yang cukup besar mengingat Solo merupakan kota festival.
"Secara potensi sebetulnya ada, namun selama ini komunitasnya bergerak sendiri-sendiri," katanya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
-
Pengungsi Gunung Semeru "Dihantui" Gangguan Kesehatan, Stok Obat Menipis!
-
Menkeu Purbaya Lagi Gacor, Tapi APBN Tekor
-
realme C85 Series Pecahkan Rekor Dunia Berkat Teknologi IP69 Pro: 280 Orang Tenggelamkan Ponsel
Terkini
-
Era Baru Keraton Solo: PB XIV Purboyo Reshuffle Kabinet, Siapa Saja Tokoh Pentingnya?
-
Link Saldo DANA Kaget Spesial Warga Solo! Klaim Rp149 Ribu dari 4 Link Kejutan Tengah Minggu!
-
5 Kuliner Lezat Keraton Solo yang Hampir Punah, Di Balik Hangatnya Aroma Dapur Para Raja
-
7 Fakta Watu Gilang yang Menjadi Penentu Legitimasi Raja Keraton Surakarta
-
7 Makna Gelar Panembahan dalam Sejarah Keraton Kasunanan Surakarta