Scroll untuk membaca artikel
Ronald Seger Prabowo
Kamis, 30 Juni 2022 | 13:17 WIB
Jordi Amat. [Instagram/@jordiamat5]

SuaraSurakarta.id - Keputusan bek naturalisasi Indonesia, Jordi Amat yang menerima pinangan klub raksasa Liga Malaysia, Johor Darul Ta'zim (JDT) menuai polemik.

Tak sedikit yang menyayangkan keputusan sang pemain bergabung dengan klub raksasa Malaysia tersebut, meski banyak juga yang memberi dukungan.

JDT sudah mengumumkan secara resmi Jordi Amat menjadi bagian dari mereka, Rabu (29/6/2022) waktu setempat. Pemain 30 tahun itu disebut akan bermain pada musim ini.

Salah satu sosok yang mengkritik keras kepindahan Jordi Amat ke JDT adalah politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang juga Ketua Komisi X DPR-RI, Syaiful Huda.

Baca Juga: PSSI dan Shin Tae-yong Sudah Berdiskusi Soal Jordi Amat Usai Gabung JDT

Melalui unggahan Instagramnya @syaifulhooda, pria berusia 45 tahun itu bahkan mendesak proses naturalisasi mantan bek Swansea City tersebut.

"Saya setuju, naturalisasi Jordi Amat dibatalkan. Kita minta STY dan Kemenpota bersikap tegas," tulis unggahan Syaiful Huda.

Sejak awal saya kurang setuju naturalisasi pemain terutama di sepak bola. Saya masih menyakini masih banyak anak muda indonesia yg berpotensi, hanya saja kita belum maksimal memetakan potensi calon pemain2 handal Indonesia," tulisnya.

Namun, unggahan tersebut justru menjadi bulan-bulanan warganet di kolom komentar. Tak sedikit yang menyebut Syaiful Huda pansos dan mencari panggung di tengah polemik tersebut.

"Cari panggung kang," tulis @haryon***.

Baca Juga: Kepindahan Jordi Amat Sudah Tepat, JDT Tim Profesional Asia Tenggara Pertama yang Pernah Juarai AFC

"Haha lucu orang politisi ngurusin bola," tulis @firmanuc***.

"Bapak urus politik aja dulu sudah mau pemilu bntar lagi. Fokus politik saja tolong. Kerjakan apa yang hrus dikerjakan sesuai bidangnya jangan melenceng. Serahkan timnas pada ahlinya," tambah @fahmifi***.

"Susah payah ngurus orang dibatalin pak. Kalau boleh berpendapat mau Jordi Amat main dimana pun sah-sah saja untuk itu pilihan dia toh kita tidak gaji dia, dia cari nafkah pak, dari segi umur tentu jenjang karir bukan lagi targetnya," tambah @alfin***.

"Bapak urus aja dulu peduli lindungi buat beli minyak goreng, atau di pertamina nggak boleh hidupin HP sekarang malah pakai aplikasi," timpal @donyda***.

Load More