Scroll untuk membaca artikel
Ronald Seger Prabowo
Kamis, 16 Juni 2022 | 22:34 WIB
Ilustrasi petugas dari Palang Merah Indonesia (PMI) melakukan penyemprotan disinfektan ke kandang hewan milik peternak. [Azmi Samsul Maarif]

SuaraSurakarta.id - Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) diketahui sudah masuk ke Kota Solo.

Kepala Bidang (Kabid) Veteriner Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan (Dispertan KPP) Kota Solo, Agus Sasmita mengatakan, enam sapi yang positif terjangkit PMK tersebut ditemukan di Kelurahan Banyuanyar, Kecamatan Banjarsari dan Kelurahan Mojosongo, Kecamatan Jebres.

“Dua ekor di Banyuanyar dan empat ekor di Mojosongo. Awalnya masing-masing tempat hanya satu ekor yang mengalami gejala PMK, namun setelah beberapa hari ternyata sudah menulari sapi lain yang berada di satu kandang,” kata Agus Sasmita dilansir dari Ayosolo.id--jaringan Suara.com, Kamis (16/6/2022).

Terkait awal mula penemuan, Agus mengatakan awalnya pihaknya menerima laporan dari pemilik sapi soal sapi yang didatangkan dari Kabupaten Sragen menunjukkan gejala gangguan kesehatan. Setelah diperiksa Dispertan KPP memastikan bahwa sapi itu positif terjangkit PMK.

Baca Juga: YLKI Menduga Masuknya PMK Akibat Perubahan Orientasi Kebijakan Impor Daging

“Kondisi saat datangsehat, namun selang beberapa hari tidak mau makan dan muncul gejala PMKnya. Setelah kami periksa ternyata positif PMK dan bahkan menulari sapi-sapi lain,” papar Agus.

Atas temuan tersebut, pihaknya pun langsung memberikan perawatan dan pengobatan pada keenam sapi yang terpapar PMK tersebut. Untungnya saat ini kondisinya semakin membaik.

Dari sebelumnya tidak mau makan, kini sudah kembali makan secara normal dan mulai perbaikan kesehatan.

“Kami juga rutin melakukan penyemprotan kandang karena tidak memungkinkan untuk menerapkan sistem karantina sebab tidak ada tempat. Karena itu penanganannya ya pengobatan dan penyemprotan berkala,” kata Agus.

Penyemprotan, lanjutnya, juga dilakukan untuk kandang lain yang ada di sekitar kandang yang sapinya ditemukan positif PMK. Langkah tersebut dilakukan untuk mengantisipasi penyebaran PMK yang memang sangat masif dan cepat.

Baca Juga: YLKI Duga Wabah PMK karena Perubahan Orientasi Kebijakan Impor Daging

Apalagi di Mojosongo, banyak sapi yang pada siang hari dilepasliarkan di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Putri Cempo.

Load More