SuaraSurakarta.id - Narkoba masih menjadi masalah oleh banyak negara. Peredaran obat terlarang itu terus diberantas, namun terus saja ditemukan oleh para pecandu.
Psikolog dari Universitas Indonesia Kasandra A. Putranto mengatakan bahwa gaya hidup yang buruk dapat menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kecenderungan seseorang untuk menggunakan, bahkan hingga kecanduan narkoba.
"Gaya hidup yang dimaksud adalah gaya hidup yang kacau, misalnya karena pengangguran, kesulitan keuangan, melakukan kejahatan, dan hubungan sosial yang berpusat di sekitar penggunaan narkoba," ujar Kasandra dikutip dari ANTARA pada Senin (13/6/2022).
Dia menambahkan, jejaring sosial yang dimiliki seseorang juga memainkan peran kunci dalam menentukan jenis gaya hidup yang dijalani. Oleh karenanya, tingkat penggunaan obat-obatan terlarang di jejaring sosial juga dapat mempengaruhi tingkat penggunaan oleh seseorang individu.
Baca Juga: Anji Kritik Sistem Rehab di Indonesia, Berharap Ganja Segera Dilegalkan
Selain itu, faktor keluarga juga dapat mempengaruhi.
"Faktor-faktor seperti tekanan teman sebaya, pelecehan fisik dan seksual, paparan dini terhadap obat-obatan, stres, dan bimbingan orang tua dapat sangat mempengaruhi kemungkinan seseorang menggunakan dan kecanduan narkoba," katanya.
"Gejala depresi seperti suasana hati yang buruk juga dapat menyebabkan seseorang menyalahgunakan obat-obatan," tambah dia.
Menurut Kasandra, mengonsumsi narkoba pada usia berapa pun dapat menyebabkan kecanduan. Semakin dini penggunaan narkoba dimulai, maka semakin besar kemungkinannya untuk berkembang menjadi kecanduan.
"Hal ini terutama bermasalah bagi remaja. Karena area di otak mereka yang mengontrol pengambilan keputusan, penilaian, dan pengendalian diri masih berkembang, remaja mungkin sangat rentan terhadap perilaku berisiko, termasuk mencoba narkoba," ujar Kasandra.
Baca Juga: Aturan Baru Bagi Pasangan Ingin Menikah di Sulawesi Selatan: Wajib Periksa Air Kencing
Padahal, kata Kasandra, kecanduan narkoba sudah pasti menimbulkan efek negatif. Dalam jangka pendek, pecandu akan mengalami perubahan nafsu makan, sulit tidur, peningkatan detak jantung, perubahan kemampuan kognitif, masalah hubungan, kehilangan minat pada aktivitas yang sebelumnya menyenangkan, hingga ketidakpedulian terhadap rasa sakit emosional atau fisik.
Berita Terkait
-
Soal Amnesti, Menkum: Kemungkinan Napi Narkoba Hanya Ada 700 Orang yang Dapat
-
Sehat dan Bugar dengan Lari: Gaya Hidup Aktif Perempuan Masa Kini
-
Produksi Vape Narkotika Jenis Baru di Apartemen Mewah Jakpus Dibongkar, Disebut Sulit Dideteksi
-
Bingung Habiskan Harta, Intip 3 Gaya Hidup Sederhana Aktor Kang Ha Neul
-
Menjalani Ramadan dengan Gaya Hidup Kirei: Bersih, Sehat, dan Penuh Kedamaian
Terpopuler
- Menguak Sisi Gelap Mobil Listrik: Pembelajaran Penting dari Tragedi Ioniq 5 N di Tol JORR
- Kode Redeem FF SG2 Gurun Pasir yang Aktif, Langsung Klaim Sekarang Hadiahnya
- Dibanderol Setara Yamaha NMAX Turbo, Motor Adventure Suzuki Ini Siap Temani Petualangan
- Daftar Lengkap HP Xiaomi yang Memenuhi Syarat Dapat HyperOS 3 Android 16
- Xiaomi 15 Ultra Bawa Performa Jempolan dan Kamera Leica, Segini Harga Jual di Indonesia
Pilihan
-
FULL TIME! Yuran Fernandes Pahlawan, PSM Makassar Kalahkan CAHN FC
-
Libur Lebaran, Polresta Solo Siagakan Pengamanan di Solo Safari
-
Dipermak Nottingham Forest, Statistik Ruben Amorim Bersama MU Memprihatinkan
-
Partai Hidup Mati Timnas Indonesia vs China: Kalah, Branko Ivankovic Dipecat!
-
Kronologi Pemerkosaan Jurnalis Juwita Sebelum Dibunuh, Terduga Pelaku Anggota TNI AL
Terkini
-
Solo Tertibkan Parkir Liar, 6 Mobil Kena Tindak Tegas di Pasar Gede
-
Pasca-Lebaran 2025, Ekonomi RI Diprediksi Pulih Berkat Stabilitas Harga Pangan
-
Bantolo, Tirto, Maruto: Nama Indah untuk 3 Bayi Harimau Benggala di Solo Safari
-
Libur Lebaran, Polresta Solo Siagakan Pengamanan di Solo Safari
-
Momen Gibran Bagi-bagi THR ke Anak-anak di Rumah Jokowi, Warga Datang dari Malang