Scroll untuk membaca artikel
Ronald Seger Prabowo
Jum'at, 15 April 2022 | 18:35 WIB
Kapolres Sukoharjo, AKBP Wahyu Nugroho Setyawan saat melakukan jumpa pers terkait meninggalnya UF (7) akibat dianiaya kakak angkatnya. [Suara.com/Ari Welianto]

Kejadian itu diingat terus sampai dewasa, itu dialami anak-anak saat usia 2-3 tahun sampai masuk sekolah dan pondok.  

"FN, memang sangat temperamen. Bapaknya kalau marah itu juga berkata kasar, padahal hari hari Wa, tanya kabar baik-baik malah marah-marah dan jawabannya berasa sakit hati, bahkan dikatain anak durhaka," terangnya.

Bahkan, GS dan istrinya pernah diusir dari rumah sama bapaknya sekitar dua minggu yang lalu. Tidak tahu ada perkataan ia ke bapaknya sampai keluar ucapan seperti itu.

"Saya dapat cerita itu, anak saya ketiga minta beli sepatu dan FN sudah selesai PKL, uang baju PKL belum terbayarkan. Lalu GS Wa ke bapaknya tapi malah diusir, saya tanya kenapa, kalau kamu tidak bisa urus adik kamu, tidak bisa biayai adik kamu, kamu keluar saja dari rumah," jelas dia.

Baca Juga: Kakak Beradik Jadi Tersangka Meninggalnya Bocah TK Yatim Piatu di Kartasura, Pengakuannya Bikin Merinding

Setelah bercerai itu sudah ada hasil kesepakatan kalau bapaknya mau menafkahi setiap bulan Rp 2.500.000. Itu untuk anak kedua dan ketiga, sedang GS tidak karena sudah menikah.

Tapi besaran uang itu tidak pernah terpenuhi sama sekali, terakhir anak-anak terima itu Rp 300.000. Itu diterima sekitar dua bulan lalu.

"Itu jelas tidak cukup, karena anak-anak juga perlu sekolah," tuturnya.

Anak keduanya itu sebenarnya pendiam tapi jiwa itu memang berontak. Tapi tahu bapaknya seperti malah karakternya jadi keras.

Setelah bercerai pada 2020 lalu dan untuk memenuhi kebutuhan anak-anak, Kartini memutuskan untuk bekerja di Jakarta.

Baca Juga: Cerita Tetangga Bocah TK Asal Kartasura yang Meninggal Dianiaya Kakak Angkat: Pernah Diikat Rafia

Ia berangkat ke Jakarta pada, 20 Desember 2021 kemarin. Perlakuan anak-anak selama ini ke Dila, biasa saja dan tidak ada masalah.

"Tapi kurang tahu setelah saya tinggal ke Jakarta. Pernah cerita, kalau Dila bandel, tidak mau nurut, sering ngambil uang di warung," papar dia.

"Tapi saya beri nasehat mereka, mungkin adikmu pengin jajan, ya ga apa-apa, berapa sih yang diambil nanti biar umi ganti," ujar ibu tiga anak ini.

Ia dapat kabar soal ini dari menantunya yang telepon sambil menangis dan minta segera pulang. Tapi tidak dikasih tahu kenapa.

Waktu itu dirinya sedang berbuka puasa tapi tidak mendengar kalau ada telepon. Karena perasaan tidak enak, ia hanya berbuka minum air putih dan makan kurma saja. 

"Lalu saya naik dan langsung buka HP, ini kenapa ada panggilan banyak sekali. Saya langsung telepon balik dan tanya ada apa?, mantu saya langsung nangis dan saya minta cerita kenapa. Mi, Dila ga ada, umi pulang, umi pulang," jelasnya.

Load More