Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Kamis, 07 April 2022 | 14:59 WIB
Ilustrasi tabung gas LPG 3 kg. Isu kenaikan harga Pertalite dan gas melon atau elpiji ukuran 3 kg berpotensi menyulut kepanikan berbelanja, yang beresiko menyebabkan kelangkaan di masyarakat. [Dok Suara.com]

SuaraSurakarta.id - Setelah pertamax, isu kenaikan harga pertalite dan gas elpiji ukuran 3 kg pun berhembus kencang. Padahal, kondisi ekonomi masyarakat belum pulih usai dihantam Pandemi COVID-19  selama kurang lebih dua tahun. 

Pengamat Ekonomi Energi Universitas Gadjah Mada (UGM) Fahmy Radhi menilai isu kenaikan harga Pertalite dan gas melon atau elpiji ukuran 3 kg berpotensi menyulut kepanikan berbelanja, yang beresiko menyebabkan kelangkaan di masyarakat. 

"Isu itu berpotensi menyulut panic buying. Kelangkaan Pertalite di berbagai SPBU barangkali merupakan panic buying setelah mengetahui isu tersebut," kata Fahmi dikutip dari ANTARA, Kamis (7/4/2022).

Saat ini isu kenaikan harga Pertalite dan elpiji tiga kilogram kian nyaring terdengar, meski pemerintah secara resmi belum memutuskan apakah harga dua komoditas energi itu benar-benar jadi naik.

Baca Juga: Pertalite Langka, Pertamina Klaim Tak Kurangi Pasokan ke SPBU

Fahmy meminta supaya harga Pertalite dan gas melon tidak dinaikkan dalam waktu dekat. Pemerintah perlu menunggu sampai harga minyak dunia sudah mencapai keseimbangan pasar.

 "Kenaikan Pertalite dan gas melon akan menaikkan inflasi dan makin memperburuk daya beli masyarakat serta memperberat beban rakyat, terutama rakyat miskin," ujarnya.

Hal senada juga disampaikan ekonom dari Center of Reform on Economic (Core) Yusuf Rendy Manilet.

Ia mengatakan tanpa memasukkan faktor kenaikan harga Pertalite dan elpiji, tekanan inflasi sudah relatif tinggi karena dipengaruhi oleh beragam hal, termasuk di dalamnya kenaikan harga energi global, kebijakan tarif PPN, harga Pertamax yang sudah naik terlebih dahulu dan pola musiman ketika bulan Ramadhan.

"Sekarang ditambah wacana kenaikan Pertalite dan elpiji tentu tekanan terhadap inflasi di tahun ini berpeluang semakin lebih tinggi. Tentu yang perlu diwaspadai apakah kenaikan inflasi ini masih bisa dikompensasi oleh daya beli masyarakat," jelas Yusuf.

Baca Juga: Konsumsi Meningkat 25 Persen, Pertamina Pastikan Pasokan Pertalite dan Solar Aman

Load More