"Yang ditakutkan adalah apabila mirip Delta berarti lebih cepat menular dan menyebabkan gejala yang parah karena berada di paru-paru. Akan tetapi, penelitian di laboratorium itu belum terbukti di dunia nyata sampai sekarang," kata dr. Ning.
Salah satu bentuk pencegahan yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan vaksinasi. Sebab vaksin terbukti efektif mencegah gejala berat dan kematian.
Menurut dr. Ning, efektivitas vaksin harus dilihat dari kemampuan vaksin dalam mencegah seseorang masuk ke rumah sakit dan mencegah kematian.
Virus varian baru pasti mengalami perubahan bentuk, sedangkan antibodi bisa mengikat patogen atau mikroorganisme kalau spesifik sekali.
Baca Juga: Tips Hidup Berdampingan dengan Covid-19, Ini 3 Hal yang Harus Persiapkan
Apabila ada perbedaan sedikit saja, antibodi tidak bisa mengikat 100 persen, sehingga terjadi escape immunity. Jadi jika ada varian baru, seseorang yang sudah pernah kena virus atau sudah divaksin dan terkena lagi merupakan hal yang wajar.
"Sekarang kita menghadapi Omicron dan vaksin masih efektif karena orang-orang yang masuk ke rumah sakit akibat gejala berat jumlahnya sedikit dan yang meninggal jauh lebih sedikit dibandingkan waktu varian Delta. Ini merupakan bukti bahwa vaksin sangat efektif," jelas dr. Ning.
Selain vaksin, protokol kesehatan juga tetap wajib dijalankan untuk mencegah penularan COVID-19. Sebab penularan dapat menimbulkan varian baru dan siklus itu akan terus berlanjut.
"Protokol kesehatan dan vaksinasi merupakan harga mati untuk mencegah penularan COVID-19 karena penularan dapat menimbulkan varian baru sehingga siklusnya akan terus seperti itu. Akibatnya, kita tidak akan berada dalam kondisi endemis," katanya.
Menurut data vaksinasi COVID-19 Nasional Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tanggal 28 Maret 2022 Pukul 18.00 WIB, penerima vaksinasi dosis pertama sudah mencapai 195.992.326 dosis (94,11 persen), dosis kedua mencapai 158.062.017 dosis (75,89 persen), dan dosis ketiga sebesar 20.297.770 dosis (9,75 persen).
Baca Juga: Meski Muncul Subvarian Omicron, Pakar Sebut Covid-19 di Indonesia Mulai Terkendali
Berita Terkait
-
Pasar Saham Indonesia Terjun Hebat, Lebih Parah dari IHSG Era Pandemi COVID-19?
-
Trump Sempat Telepon Presiden China Soal Asal-Usul COVID, Ini Kata Mantan Kepala CDC!
-
Survei: Milenial Rela Rogoh Kocek Lebih Dalam untuk Rumah Modern Minimalis
-
Trump Tarik AS dari WHO! Salahkan Penanganan COVID-19
-
Kronologi Dewi Soekarno Didenda Pengadilan Jepang Rp3 Miliar Gegara Pecat Karyawan
Terpopuler
- Dedi Mulyadi Syok, Bapak 11 Anak dengan Hidup Pas-pasan Tolak KB: Kan Nggak Mesti Begitu
- Baru Sekali Bela Timnas Indonesia, Dean James Dibidik Jawara Liga Champions
- JakOne Mobile Bank DKI Diserang Hacker? Ini Kata Stafsus Gubernur Jakarta
- Terungkap, Ini Alasan Ruben Onsu Rayakan Idul Fitri dengan "Keluarga" yang Tak Dikenal
- Review Pabrik Gula: Upgrade KKN di Desa Penari yang Melebihi Ekspektasi
Pilihan
-
PT JMTO Bantah Abu Janda Jadi Komisaris, Kementerian BUMN Bungkam
-
Pantang Kalah! Ini Potensi Bencana Timnas Indonesia U-17 Jika Kalah Lawan Yaman
-
7 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan RAM 8 GB Terbaik April 2025
-
Kurs Rupiah Selangkah Lagi Rp17.000 per Dolar AS, Donald Trump Biang Keroknya
-
Libur Lebaran Usai, Harga Emas Antam Merosot Rp23.000 Jadi Rp1.758.000/Gram
Terkini
-
Momen KGPAA Mangkunegara X Temui Warga di Tradisi Syawalan Pura Mangkunegaran
-
Panen Raya di Sukoharjo, Ahmad Luthfi: Jateng Kantongi 4,09 Juta Ton Padi
-
Wartawan Diancam dan Ditempeleng Ajudan Kapolri, Ketua PWI Solo: Ini Memalukan!
-
Guru Besar Teknik Industri UNS: Assistive Technology Layak Mendapat Perhatian Lebih
-
Kebersamaan Keluarga Keraton Solo Warnai Hajad Dalem Sungkeman Idul Fitri