Budi Arista Romadhoni
Kamis, 31 Maret 2022 | 22:00 WIB
Ilustrasi generasi milenial. Gus Yahya meminta agar generasi muda tidak terpengaruh oleh ajakan pihak tidak bertanggung jawab untuk melakukan perbuatan yang menimbulkan kerusakan. (Shutterstock)

"Judulnya persaudaraan manusia untuk perdamaian dunia dan hidup bersama," kata Suharyo.

Ia meyakini bahwa proses moderasi agama di Indonesia saat ini sedang berjalan dan terus berjalan.

Ia mengatakan, tantangan moderasi beragama sendiri adalah pada penghayatan iman agama secara benar melalui tokoh-tokoh dari sejumlah komunitas iman.

"Oleh karena itu, tokoh komunitas iman yang sungguh berwibawa dan mendampingi, mencerdaskan komunitas damainya masing-masing dengan penghayatan iman yang benar. Itulah tantangannya untuk moderasi beragama, bahkan itu sudah diberikan indikatornya," kata Suharyo.

Salah satu upaya agar moderasi agama terus berjalan, semua pihak harus berupaya menciptakan dunia harmonis yang dimulai dari hal yang terkecil, yakni dari diri sendiri dan keluarga.

Ketua Umum Dewan Rohaniwan/ Pengurus Pusat Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (Matakin) Xs Budi S Tanuwibowo mengatakan agama Khonghucu memiliki cita-cita utama, yakni menciptakan dunia yang harmonis.

"Itu dapat terwujud dimulai dari yang paling kecil, yaitu dari diri sendiri dan keluarga," kata Budi.

Budi menjelaskan, setiap pribadi harus saling menghormati antarsesama manusia agar tercipta kedamaian. Selain dimulai dari keluarga untuk mencapai keamanan dan kenyamanan dalam beragama, manusia di bumi harus menjunjung tinggi persaudaraan. 

Baca Juga: Ulasan Buku Dilarang Gondrong: Praktik Kekuasaan Orde Baru Terhadap Anak Muda Era 1970an

Load More