Scroll untuk membaca artikel
Ronald Seger Prabowo
Minggu, 27 Maret 2022 | 10:21 WIB
Wakil Ketua Komisi VI DPR RI, Aria Bima. [Dok: DPR]

SuaraSurakarta.id - Politisi PDIP sekaligus Wakil Ketua Komisi VI DPR RI, Aria Bima meminta kepada umat Kristiani mampu menjadikan Pancasila sebagai dasar negara, filosofi dan way of life terutama dalam menghadapi konflik sosial yang muncul.

Pancasila saat ini diturunkan dalam pembukaan UUD 45, dalam aturan konstitusi negara kita dengan tujuan agar rumah NKRI kokoh, tidak roboh.

Hal ini disampaikan, Aria Bima dalam Sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan, Pancasila, UUD 1945, NKRI, Bhineka Tunggal Ika, di GKJ Manahan Solo, Sabtu (26/3/2022) siang.

Menurutnya, toleransi menjadi satu hal yang tidak bisa dihindarkan. Kebhinekaan menjadi sesuatu yang harus disyukuri dan bukan justru dijadikan perbedaan.

Baca Juga: Katai Emak-emak Hanya Menggoreng, Omongan Megawati Disebut Bentuk Perhatian

"Saat ini banyak kelompok yang melihat kebhinekaan sebagai kutukan dari Tuhan. Yang mana dengan membuat komunitas homogen dan mengkafirkan kelompok lain termasuk agamanya sendiri," kata Aria Bima jelas Aria Bima dihadapan  100 pendeta anggota BAGKS atau Badan Antar Gereja Kota Solo, Sabtu (26/3/2022).

Dikatakannya, adanya itu banyak konflik sosial yang justru lahir dari dalam satu agama. Ini menjadi tantangan dan tidak justru menjadikan masalah tersebut menjadi narasi politik.

"Kita sangat memiliki naluri kemanusiaan yang tinggi jika dibandingkan dengan perbedaan yang ada," ungkapnya. 

Empat pilar, yakni pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika adalah final. 

Ajaran dalam Bhinneka Tunggal Ika juga harus dijunjung tinggi oleh seluruh pihak. 

Baca Juga: Anggota DPR dari PDIP Kembali Dilaporkan Kasus Ijazah Palsu, Pimpinan Komisi III Diminta Bersikap Tegas

"Bhinneka Tunggal Ika ini faktanya menjadi satu bangsa. Jadi dasar negara untuk berdiri kokoh," sambungnya.

Sementara itu Heni Prihartoyo mengatakan jika sosialisasi 4 pilar ini melibatkan pendeta di Kota Solo yang tergabung dalam BAGKS.

Ini juga untuk mengajak pendeta mensosialisasikan arti pentingnya Pancasila, NKRI, UUD45 dan Bhineka Tunggal Ika.

"Di tengah isu integrasi melalui media sosial dan isu-isu SARA, diharapkan pendeta bisa memberikan solusi dan menyejukkan jemaatnya," imbuh dia.

Ditambahkan, pendeta bisa berperan memberikan pemahaman ke jemaatnya agar selalu menjunjung perbedaan.

Selain itu juga bisa menggunakan media sosial dengan baik dan menghindari ujaran kebencian dan SARA.

"Selama di negara Indonesia, Pancasila adalah ideologi dasar dan kebhinekaan adalah anugrah bagi masyarakat Indonesia," pungkas dia.

Kontributor : Ari Welianto

Load More