Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Selasa, 08 Maret 2022 | 11:05 WIB
Pura Mangkunegaran Solo. Gusti Pangeran Haryo (GPH) Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo secara resmi ditunjukan sebagai Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo (KGPAA) Mangkunegara X. (Antara)

SuaraSurakarta.id - Gusti Pangeran Haryo (GPH) Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo secara resmi ditunjukan sebagai Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo (KGPAA) Mangkunegara X

Lalu bagaimana sejarah berdirinya Mangkunegara?

Menyadur dari situs resmi Puromangkunegaran.com, Pada tanggal 17 Maret 1757 atau bertepatan hari Sabtu Legi tanggal 5 Jumadilawal, tahun Alip Windu Kuntara, tahun Jawa 1638 dilakukan penandatanganan Perjanjian Salatiga antara Sunan Pakubuwana III dengan Raden Mas Said di Salatiga disaksikan oleh perwakilan Sultan Hamengkubuwana I dan VOC.

Perjanjian Salatiga menandai berdirinya Mangkunegaran. Berdasarkan perjanjian tersebut, Mangkunegara I memerintah di wilayah Kedaung, Matesih, Honggobayan, Sembuyan, Gunung Kidul, Pajang sebelah utara dan Kedu.

Baca Juga: Jelang Pengukuhan Raja Baru Mangkunegaran, Abdi Dalem Lakukan Persiapan

Pendiri Mangkunegaran adalah Raden Mas Said yang bergelar Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara I, lengkapnya Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara Senopati Ing Ayudha Sudibyaningprang. Penguasa Mangkunegaran berkedudukan di Puro Mangkunegaran.

Mangkunegaran merupakan Kadipaten yang posisinya dibawah Kasunanan dan Kasultanan. Pada tahun 1757 – 1946, Kadipaten Mangkunegaran merupakan kerajaan otonom yang memiliki wilayah yang sangat luas dan berhak memiliki tentara sendiri yang independen dari Kasunanan.

Setelah sekian abad menjadi Kerajaan otonom, pada September 1946 Mangkunegara VIII menyatakan bergabung dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Namun meletusnya revolusi sosial di Surakarta pada tahun 1945-1946, telah mengakibatkan Mangkunegaran kehilangan kedaulatannya.

Walaupun demikian Mangkunegara dan Puro Mangkunegaran masih tetap menjalankan fungsinya sebagai penjaga budaya.

Sejak tahun 1757 hinga hingga saat ini pemegang takhta Puro Mangkunegaran adalah: 1. Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara I (1757-1795); 2. Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara II (1796-1835); 3. Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara III (1835-1853); 4. Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara IV (1853-1881); 5. Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara V (1881-1896); 6. Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara VI (1896-1916); 7. Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara VII (1916-1944); 8. Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara VIII (1944-1987); 9.Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara IX (1987-2021)

Baca Juga: Gibran Buka-bukaan Alasan Menyambut Baik Pengangkatan GPH Bhre Cakrahutomo Jadi Mangkunegara X

Bagaimana Sosok Bhre yang akan ditunjuk sebagai calon penerus penguasa Mangkunegara?

GPH Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo. [puromangkunegaran.com]

Dia merupakan lulusan Fakultas Hukum Universitas Indonesia (UI) dan memiliki prestasi. Bhre sendiri lahir pada 29 Maret 1997. 

Selain itu, dilansir dari puromangkunegaran.com, Bhre Cakrahutomo pernah tergabung dalam Tim Mooting Vis FH UI berhasil mendapatkan gelar champion pada sesi final Pre-Moot Willem C. Vis International Commercial Arbitration Moot yang ke-10 di Praha, Republik Ceko pada 11 Maret 2018 silam.

Sebagai tambahan informasi, Willem C. Vis International Commercial Arbitration Moot (Vis Moot) adalah pertandingan pengadilan semu yang diselenggarakan oleh Pace Law School, Vis Moot Foundation dan United Nations Commission on International Trade Law.

Sedangkan Pre-moot adalah pemanasan para peserta untuk memperbaiki argumen dan latihan tanding sebelum terjun ke ajang Vis Moot.

Selain itu, pria berusia 24 tahun tersebut juga diberi tanggung-jawab mendiang sang ayah dalam proyek renovasi Mangkunegaran yang sedang dilakukan pemerintah.

Pemimpin baru Mangkunegara

Gusti Pangeran Haryo (G.P.H.) Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo usai mengunjungi Gibran di Balai Kota Surakarta, Rabu (8/12/2021). [ANTARA/Aris Wasita]

Diketahui, teka-teki penerus KGPAA Mangkunegaran IX setelah meninggal pada 13 Agustus 2021 akhirnya terjawab. Rencananya tata cara adat  jumenengan dalem KGPAA Mangkunegara X akan dilakukan pada, 12 Maret 2022 mendatang. 

Pengumuman resmi ini disampaikan oleh Wedono Satriyo Pura Mangkunegaran, KRMT Lilik Priarso Tirtodiningrat yang didampingi para kerabat di Pura Mangkunegaran Surakarta, Selasa (1/3/2022).

"Keluarga dalem telah menunjuk GPH Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo untuk di jumenengkan menjadi KGPP Mangkunegara X," terang Wedono Satriyo Pura Mangkunegaran, KRMT Lilik Priarso Tirtodiningrat, Selasa (1/4/2022).

Lilik menegaskan, untuk tata cara adat pengukuhan atau jumenengan akan dilakukan pada Sabtu pahing, 8 ruwah alip 1955 atau 12 Maret 2022. 

Menurutnya, keluarga inti yang terdiri dari putra-putra, kerabat dan sederek dalem Pura Mangkunegaran sudah mengadakan musyawarah. 

Sesuai paugeran adat dengan tulus ikhlas dan sepakat mendukung Prameswari Dalem Gusti Kanjeng Putri Mangkunegaran IX menentukan GPH Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo sebagai KGPAA Mangkunegara X. 

"Keluarga sudah musyawarah terkait masalah ini. Hasilnya Prameswari Prameswari Dalem Gusti Kanjeng Putri Mangkunegaran IX mewakili keluarga dan sederek dalem menunjuk GPH Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo sebagai KGPAA Mangkunegara X," jelas dia.

Seperti diketahui, KGPAA Mangkunegaran IX setelah meninggal dunia pada 13 Agustus 2021 lalu. Selama sekitar tujuh bulan lamanya pemimpin Pura Mangkunegaran Surakarta kosong.

Karena Prameswari Dalem Gusti Kanjeng Putri Mangkunegaran IX bersama keluarga tengah menggelar rapat untuk menggantikan penerus KGPAA Mangkunegara IX. 

Akhirnya bertepatan, 1 Maret 2022 Pura Mangkunegaran Surakarta mengumumkan secara resmi GPH Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo sebagai KGPAA Mangkunegaran X.

Load More