Scroll untuk membaca artikel
Ronald Seger Prabowo
Sabtu, 05 Maret 2022 | 17:28 WIB
Yoni yang berada di Desa Keprabon Kecamatan Polanharjo, Klaten. [Suara.com/Ari Welianto]

SuaraSurakarta.id - Sebuah batu Yoni ditemukan di proyek tol Yogyakarta-Solo tepatnya di Desa Keprabon, Kecamatan Polanharjo, Klaten

Lokasi Yoni tersebut berada di tengah persawahan milik warga Desa Keprabon yang kemudian terkena proyek jalan tol.

Yoni yang oleh warga dikenal dengan sebutan Candi Asu tersebut diperkirakan sudah ada sejak ribuan tahun lalu.

Adanya proyek jalan tol tersebut, Yoni tetap dipertahankan dan tidak bisa digeser lagi meski sudah disediakan lokasi. Bahkan oleh warga belum pernah digeser sama sekali tapi dibiarkan.

Baca Juga: Rumah hingga Kandang Sapi Terkena Proyek Tol Solo-Jogja, Mbak Tantri Mendadak Jadi Miliader Muda

Sempat ada penolakan dari komunitas warga Hindu Klaten agar Yoni itu tidak digeser. Kemudian oleh pengembang proyek jalan tol dibuatkan lorong, jadi tetap bertahan di lokasi semula tidak digeser.

"Saya tidak tahu itu sejak kapan, dari sesepuh-sesepuh itu bilang dari dulu sudah ada. Umurnya itu kemungkinan sudah lebih 1.000 tahun, di sini ada warga yang usianya 101 tahun dan sudah meninggal, Yoni itu sudah ada," terang Kepala Desa (Kades) Keprabon, Haryanto Wahyu kepada Suarasurakarta.id, Sabtu (5/3/2022).

Haryanto menceritakan, dari dulu Yoni itu tidak dipakai untuk ritual atau ibadah apapun, bahkan warga tidak memperhatikan itu. Awalnya itu di lokasi Yoni merupakan sawah-sawah milik warga sekitar.

Kemudian kena proyek jalan tol, sawah tersebut tidak ditanami dan dibuat kering. Ternyata banyak orang yang ke sana ingin melihat dan menjadi viral kemana-mana.

"Awalnya warga tidak memperhatikan atau tidak ngagas. Dari arkeolog dan dinas purbakala sudah datang untuk mengecek, warga pun sudah disosialisasikan jika keberadaannya sudah lama," ungkap dia.

Baca Juga: Viral! Potret Siswa Berseragam SMK Kristen di Klaten Beribadah Salat Jumat, Banjir Pujian Warganet

Pada waktu dulu, menurut keterangan warga di sekitar Desa Keprabon pernah ditemukan batu-batu kuno atau arca di rumah-rumah warga.

Warga menyebut Yoni itu Candi Asu, karena kepalanya mirip Anjing. Tapi jika menurut penyelasan dari arkeolog, Yoni itu justru mirip Kura-kura. 

"Dari arkeolog itu dikriteriakan sebagai Yoni. Sehingga sampai sekarang menyebutnya Yoni," sambungnya.

Menurutnya, tidak ada cerita Yoni peninggalan kerajaan apa atau Desa Keprabon dulunya sebagai kawasan apa. 

Tapi menurut orang-orang itu dulu di Desa Keprabon pernah ada dua kuil. Di sini itu ada kadus, yakni Dusun Krapyak dan Dusun Kuwel.

"Mungkin itu asal mulanya dari kuil itu. Tapi sekarang sudah tidak ada dan jadi rumah," imbuh dia.

Saat kasus Yoni menjadi viral, Ia pernah tidak bisa tidur selama dua hari. 

Bahkan ada di telinga ada bisikan atau teriakan tidak mau pindah atau geser dan itu membuatnya heran. Diakuinya, suaranya itu sangat jelas sekali terdengar dan dari sana (lokasi Yoni). 

"Selama dua hari saya gragapan tidak bisa tidur. Saya heran, kok bisa gitu. Akhirnya malamnya itu saya ke lokasi Yoni tidak tidur. Saya pun menggelar bancakan, setelah itu kembali normal," tandasnya.

"Percaya tidak percaya itu terjadi. Sebenarnya saya tidak percaya seperti itu, tapi ternyata ada juga," pungkas dia.

Kontributor : Ari Welianto

Load More