SuaraSurakarta.id - Sebuah batu Yoni ditemukan di proyek tol Yogyakarta-Solo tepatnya di Desa Keprabon, Kecamatan Polanharjo, Klaten.
Lokasi Yoni tersebut berada di tengah persawahan milik warga Desa Keprabon yang kemudian terkena proyek jalan tol.
Yoni yang oleh warga dikenal dengan sebutan Candi Asu tersebut diperkirakan sudah ada sejak ribuan tahun lalu.
Adanya proyek jalan tol tersebut, Yoni tetap dipertahankan dan tidak bisa digeser lagi meski sudah disediakan lokasi. Bahkan oleh warga belum pernah digeser sama sekali tapi dibiarkan.
Sempat ada penolakan dari komunitas warga Hindu Klaten agar Yoni itu tidak digeser. Kemudian oleh pengembang proyek jalan tol dibuatkan lorong, jadi tetap bertahan di lokasi semula tidak digeser.
"Saya tidak tahu itu sejak kapan, dari sesepuh-sesepuh itu bilang dari dulu sudah ada. Umurnya itu kemungkinan sudah lebih 1.000 tahun, di sini ada warga yang usianya 101 tahun dan sudah meninggal, Yoni itu sudah ada," terang Kepala Desa (Kades) Keprabon, Haryanto Wahyu kepada Suarasurakarta.id, Sabtu (5/3/2022).
Haryanto menceritakan, dari dulu Yoni itu tidak dipakai untuk ritual atau ibadah apapun, bahkan warga tidak memperhatikan itu. Awalnya itu di lokasi Yoni merupakan sawah-sawah milik warga sekitar.
Kemudian kena proyek jalan tol, sawah tersebut tidak ditanami dan dibuat kering. Ternyata banyak orang yang ke sana ingin melihat dan menjadi viral kemana-mana.
"Awalnya warga tidak memperhatikan atau tidak ngagas. Dari arkeolog dan dinas purbakala sudah datang untuk mengecek, warga pun sudah disosialisasikan jika keberadaannya sudah lama," ungkap dia.
Baca Juga: Rumah hingga Kandang Sapi Terkena Proyek Tol Solo-Jogja, Mbak Tantri Mendadak Jadi Miliader Muda
Pada waktu dulu, menurut keterangan warga di sekitar Desa Keprabon pernah ditemukan batu-batu kuno atau arca di rumah-rumah warga.
Warga menyebut Yoni itu Candi Asu, karena kepalanya mirip Anjing. Tapi jika menurut penyelasan dari arkeolog, Yoni itu justru mirip Kura-kura.
"Dari arkeolog itu dikriteriakan sebagai Yoni. Sehingga sampai sekarang menyebutnya Yoni," sambungnya.
Menurutnya, tidak ada cerita Yoni peninggalan kerajaan apa atau Desa Keprabon dulunya sebagai kawasan apa.
Tapi menurut orang-orang itu dulu di Desa Keprabon pernah ada dua kuil. Di sini itu ada kadus, yakni Dusun Krapyak dan Dusun Kuwel.
"Mungkin itu asal mulanya dari kuil itu. Tapi sekarang sudah tidak ada dan jadi rumah," imbuh dia.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
 - 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
 - 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
 - 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
 - 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
 
Pilihan
- 
            
              Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
 - 
            
              Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
 - 
            
              Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
 - 
            
              Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
 - 
            
              Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
 
Terkini
- 
            
              KGPAA Purbaya Diklaim Sebagai Raja Baru Keraton Solo, Ini Penjelasan Adik PB XIII
 - 
            
              Puspo Wardoyo Berduka untuk PB XIII: Punya Kedekatan Khusus dengan Keraton Sejak Sekolah
 - 
            
              Melayat Mendiang PB XIII, Sri Sultan Hamengkubuwono XSinggung Soal Regenerasi
 - 
            
              Kawalan Berlapis Polresta Solo: Jenazah Raja PB XIII Diantar dengan Keamanan Tingkat Tinggi
 - 
            
              Sri Sultan Hamengkubuwono X dan Paku Alam X Melayat dan Beri Penghormatan Terakhir untuk PB XIII