SuaraSurakarta.id - Pengusaha asal Solo, Andri Cahyadi kembali mengirimkan surat berkaitan dengan proses penyelidikan dalam kasus dugaan penipuan dan penggelapan hingga Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) PT Sinarmas.
Setelah sebelumnya ke Kapolri hingga Presiden Jokowi, kali ini, surat bernomor 003/SIM-SP/KABA/III/2022 tertanggal 3 Maret 2022 dilayangkan ke Kabareskrim Komjen Pol Agus Andrianto.
Dalam surat itu, Komisaris Utama (Komut) PT Eksploitasi Energi Indonesia (EEI) Tbk menyebut jika sosok kunci dalam perkara tersebut tak kunjung diperiksa. Termasuk bos PT Sinarmas, Indra Wijaya.
"Saya sebagai korban sekaligus pelapor merasa bahwa saksi-saksi kunci malah belum dipanggil keterangannya. Benny Tjokrosaputro, Indra Wijaya, Chua Chun Kai dan Suherli adalah pihak yang justru terlibat langsung dalam perkara yang saya laporkan," tegas Andri Cahyadi dalam surat tersebut.
Lebih rinci, Andri menjelaskan bahwa dugaan kuat Indra Wijaya adalah otak dari kasus tersebut dan telah disampaikan sejak laporan awal pada LP 10 Maret 2021.
Indra wijaya lanjut dia, adalah sosok yang mengatur Kokaryadi Chandra dan Suherli untuk menandatangani surat hutang rekayasa buatan Indra Wijaya.
Dia memaparkan, bahkan dalam pemeriksaan Berita Acara Pemeriksaan (BAP) tanggal 22 Februari 2022 telah disampaikan keterangan tambahan. Untuk itu, Andri Cahyadi memohon agar sejumlah saksi kunci di atas segera diperiksa Bareskrim Polri.
"Sudah sangat nyata, modus terlapor untuk menipu saya dan menggelapkan saham PT SIM di PT EEI dengan merekayasa adanya utang," ungkap dia.
Andri Cahyadi menegaskan, pihaknya menyiapkan sidang terbuka dihadapan penyidik kepolisian. Ini menjadi langkahnya karena terlapor dan saksi kunci belum juga dipanggil.
"Saya siap untuk memaparkan kembali gelar sidang terbuka, dihadapan penyidik dan seluruh jajaran terkait gelat tersebut," jelas Andri Cahyadi.
Seperti diberitakan sebelumnya, Komisaris Utama PT Eksploitasi Energi Indonesia (EEI), Andri Cahyadi melaporkan Indra Wijaya selaku Komisaris Utama PT Sinarmas, serta Kokarjadi Chandra yang merupakan Dirut PT Sinarmas Securitas ke Bareskrim Polri, pada 10 Maret 2021 dalam kasus dugaan penipuan, penggelapan saham dan TPPU.
Andri Cahyadi selaku pelapor mengalami kerugian mencapai Rp 21 triliun setelah sahamnya sebesar 53 persen tinggal 9 persen berdasarkan catatan hingga akhir Desember 2021.
Andri Cahyadi terus meminta keadilan karena dia tahu bahwa yang dilawan adalah gunung batu yaitu PT Sinarmas group yang begitu kuat di Republik ini.
Tapi Andri yang juga sebagai pengusaha Batik di Solo tersebut masih percaya pada kepimimpinan Bapak Listyo Sigit Prabowo sebagai Kapolri dengan mengedepankan PRESISI maka Andri Cahyadi yakin akan memperoleh keadilan.
"Hukum tidak tajam kebawah tumpul ke atas," tegas Andri Cahyadi/
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Moisturizer Mengandung SPF untuk Usia 40 Tahun, Cegah Flek Hitam dan Penuaan
- PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
- 4 Mobil Bekas 50 Jutaan Muat 7-9 Orang, Nyaman Angkut Rombongan
- Daftar Mobil Bekas yang Harganya Paling Stabil di Pasaran
- 3 Pemain Naturalisasi Baru Timnas Indonesia untuk Piala Asia 2027 dan Piala Dunia 2030
Pilihan
-
Penculik Bilqis Sudah Jual 9 Bayi Lewat Media Sosial
-
Bank BJB Batalkan Pengangkatan Mardigu Wowiek dan Helmy Yahya Jadi Komisaris, Ada Apa?
-
Pemain Keturunan Jerman-Surabaya Kasih Isyarat Soal Peluang Bela Timnas Indonesia
-
Laurin Ulrich Bersinar di Bundesliga 2: Makin Dekat Bela Timnas Indonesia?
-
Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
Terkini
-
Megawati Tolak Gelar Pahlawan untuk Soeharto, Akademisi Esa Unggul Buka Suara
-
Fadli Zon Ajak Komunitas Dalang, Perajin Gamelan hinggan Sinden Bangun Ekosistem Kebudayaan
-
Respon Titiek Soeharto Saat Sang Ayah Diusulkan Sebagai Pahlawan Nasional
-
Festival Gamelan dan Sinden di Solo, Gaungkan Semangat Pelestarian Budaya Generasi Muda
-
Keraton Solo Dijaga TNI dan Polri, Potensi Gejolak Pengukuhan Penerus PB XIII?