SuaraSurakarta.id - Pada masa KGPAA Mangkunegaran VII tahun 1936 berdiri sebuah bangunan megah di wilayah Kampung Ngebrusan, Kelurahan Kestalan, Kecamatan Banjarsari, Solo.
Bangunan tersebut adalah sebuah tempat mandi, cuci tangan, dan kakus (MCK). Bangunan tersebut dikenal dengan sebutan "Ponten", letaknya itu berada dipinggiran Kali Pepe.
"Ponten istilah modernnya itu MCK. Itu dibangun pada masa KGPAA Mangkunegaran VII," terang Pemerhati Sejarah dan Budaya Kota Solo, Mufti Raharjo saat ditemui Suarasurakarta.id, Jumat (25/2/2022).
Dulu sebelum ada ponten, warga di sana untuk aktivitas mandi, mencuci, dan buang air besar di sungai.
Kondisi itu membuat Mangkunegaran VII merasa prihatin, banyak warga waktu itu belum mempunyai fasilitas MCK. Warga pun mengandalkan sungai untuk aktivitas MCK.
"Jadi sepanjang Kali Pepe sebelum adan ponten sebagai aktivitas MCK warga. Itu membuat Mangkunegaran VII merasa prihatin dan menginisiasi pembuatan ponten," katanya.
Mufti menjelaskan, selanjutnya Mangkunegaran VII meminta arsitektur Belanda bernama Thomas Karsten untuk merancang tempat mandi, cuci tangan, dan kakus (MCK).
Bangunan Ponten sendiri merupakan perpaduan antara modern dan tradisional.
Awalnya itu sudah menggunakan sistem aliran air mandiri (bukan dari sumur). Kemudian setelah tahun 1959 menggunakan air sumur, sanitasinya sudah dirancang baik dengan alirkan langsung ke Kali Pepe.
"Setelah ponten jadi, disepanjang Kali Pepe di sekitar itu ada petugas yang jaga. Ini untuk mengantisipasi adanya warga yang MCK di sungai lagi, tapi diarahkan ke ponten," jelas dia.
Baca Juga: Luhut Binsar Pandjaitan Jelaskan Sejarah Direct Call dari Makassar ke Negara Tujuan Ekspor
Pola Hidup
Adanya ponten membuat perubahan kebiasaan dan pola hidup warga pada masa itu. Pola hidup jadi lebih bersih dan sehat, banyak warga yang MCK beralih ke ponten tidak ke sungai lagi.
Menurutnya, bangunan ponten tersebut merupakan yang megah dan modern pada waktu itu. Di mana telah mengenal sanitasi modern dan menjadi percontohan.
Bangunan ponten tersebut terdiri tiga ruang, disebelah timur dipakai buat laki-laki. Sebelah barat buat wanita dan di tengah-tengahnya terdapat pancuran buat mandi.
Sedangkan di sebelah depan terdapat taman sebagai tempat bermain atau sekedar duduk-duduk santai.
Pada bagian kanan kiri terdapat bilik mandi, untuk mencapai kesana harus lewat semacam labirin. Untuk setiap bilik dilengkapi dengan tujuh pancuran dan satu shower besar di bagian tengah.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Link DANA Kaget Khusus Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cuan Rp 345 Ribu
- Owner Bake n Grind Terancam Penjara Hingga 5 Tahun Akibat Pasal Berlapis
- Beda Biaya Masuk Ponpes Al Khoziny dan Ponpes Tebuireng, Kualitas Bangunan Dinilai Jomplang
- 5 Link DANA Kaget Terbaru Bernilai Rp 434 Ribu, Klaim Sekarang Sebelum Kehabisan!
- Unggahan Putri Anne di Tengah Momen Pernikahan Amanda Manopo-Kenny Austin Curi Perhatian
Pilihan
-
Grand Mall Bekasi Tutup, Netizen Cerita Kenangan Lawas: dari Beli Mainan Sampai Main di Aladdin
-
Jay Idzes Ngeluh, Kok Bisa-bisanya Diajak Podcast Jelang Timnas Indonesia vs Irak?
-
278 Hari Berlalu, Peringatan Media Asing Soal Borok Patrick Kluivert Mulai Jadi Kenyataan
-
10 HP dengan Kamera Terbaik Oktober 2025, Nomor Satu Bukan iPhone 17 Pro
-
Timnas Indonesia 57 Tahun Tanpa Kemenangan Lawan Irak, Saatnya Garuda Patahkan Kutukan?
Terkini
-
Usai Keracunan, Para Siswa SMPN 1 Tawangmangu Tak Takut Santap MBG Lagi
-
Aset Mantan Bos PT Sritex Disita Kejagung, Lurah di Solo Ungkap Fakta Mengejutkan
-
Potensi Konflik Horizontal, Kelompok Pengemudi Becak Tolak Tegas Bajaj di Solo
-
Hemat Sekarang! Gojek Pangkas Biaya Mobilitas, Warga 4 Kota Ini Lebih Mudah Bepergian
-
Ahmad Luthfi Percepat Recovery dan Bangun Sarpras Darurat Pascakebakaran Pasar Wonogiri