Scroll untuk membaca artikel
Ronald Seger Prabowo
Selasa, 22 Februari 2022 | 15:03 WIB
Perajin tahu Kartasura sedang membuat proses pembuatan tahu. [Suara.com/Ari Welianto]

SuaraSurakarta.id - Perajin tahu di wilayah Kartasura Kabupaten Sukoharjo tetap produksi meski harga kedelai naik menjadi Rp 11.000 per kilogram.

Berbagai cara pun dilakukan para perajin agar tetap bisa produksi. Salah satu cara dengan mengurangi ukuran dan takaran.

"Kita harus memutar otak agar tetap bisa produksi. Yang kita lakukan cuma mengurangi potongan, ini untuk menutupi kekurangan-kekurangan," ujar salah satu perajin tahu Kartasura, Eko Purwanto, Selasa (22/2/2022).

Meski ukurannya diperkecil tetap saja belum bisa menutupi harga produksi. Karena harga jual tetap sama tidak dinaikan, pedagang merasa keberatan jika harga ikut dinaikan.

Baca Juga: Menolak Ajakan Mogok Membuat Tahu dan Tempe, Perajin di Sukoharjo: Kita Tetap Produksi, Karena Angsuran Masih Banyak

"Permintaan pasar itu tetap cuma diperkecil tidak apa-apa. Itu tidak bisa nutup," sambung dia.

Jumlah produksi juga mengalami pengurangan. Biasanya membuat terus yang dibawa ke pasar itu 20 masak, setelah kedelai naik hanya 15 masak.

"Biasanya 3 kwintal, dikurangi jadi 2,5 kwintal. Jadi jumlah produksi juga ikut berkurang. Di sini satu RW saja ada30 an perajin tahu," katanya.

Sementara itu Ketua paguyuban Komunitas Usaha Bersama (KUB) Tahu Kartasura, Puryono mengatakan jika naiknya harga kedelai membuat perajin kelimpungan. Karena harga kedelai saat ini sudah tidak terkendali lagi.

"Ini jelas sangat berpengaruh sekali, apalagi minyak goreng juga laga. Sudah pertengahan bulan ini mulai merangkak naik," terang dia.

Baca Juga: Perajin Tahu Dan Tempe di Jembrana Bali Mulai Menjerit Karena Naiknya Harga Kedelai

Puryono mengatakan, ini merupakan kenaikan tertinggi atau termahal selama ini. Tahun lalu sempat naik tapi hanya Rp 9.500 per kilo, sekarang lebih tinggi lagi.

"Ini kenaikan termahal. Jelas membuat perajin kelimpungan sekali," imbuhnya.

Untuk saat ini masih tetap produksi meski harga kedelai sedang merangkak naik. Harga pasar tetap sama tidak naik, karena belum lama ini harga sudah naik. 

"Kemarin dari harga yang Rp 150 menjadi Rp 250, harga yang Rp 200 menjadi Rp 300. Kita sudah menaikan dua kali, jadi sekarang kita tidak naikan, masak mau dinaikan lagi dan kita memikirkan konsumen juga," jelas dia.

Puryono menambahkan, untuk takaran dan ukuran tahu juga dikurangi. Tapi ternyata tidak bisa menutup. 

"Kita pusing dengan kondisi saat ini. Kita berharap ada perhatian dari pemerintah dalam masalah ini," tandasnya.

Load More