SuaraSurakarta.id - Kenaikan harga minyak goreng mempengaruhi komoditas pangan lainnya di Kota Solo.
Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Surakarta menyatakan tingginya harga minyak goreng mempengaruhi komoditas lain yang selanjutnya mempengaruhi angka inflasi.
"Minyak goreng menjadi salah satu sumber inflasi di Soloraya. Saya rasa bukan hanya di Solo tetapi juga berbagai wilayah di seluruh Indonesia," kata Kepala BPS Kota Surakarta Totok Tavirijanto dikutip ANTARA di Solo, Selasa (8/2/2022).
Ia mengatakan berdasarkan pantauan BPS sejak Agustus 2021 harga minyak goreng sudah mulai merangkak dan terus mengalami kenaikan.
Baca Juga: Ricuh Antrean Warga Berebut Minyak Goreng di Kota Makassar, Protokol Kesehatan Diabaikan
"Kemudian di bulan November-Desember mulai agak tinggi lagi, tetapi di bulan Januari karena sudah ada patokan HET (harga eceran tertinggi), beberapa agak turun, tetapi itu hanya poin-poin saja," katanya.
Ia mengatakan dari pantauan yang dilakukan oleh BPS, pedagang juga sempat mengalami kesulitan mendapatkan minyak goreng yang biasa dibeli oleh masyarakat.
"Memang minyaknya jarang ditemukan di masyarakat, ini berpengaruh di inflasi. Kondisi ini juga akan berdampak pada barang yang lain, sebagian UMKM kan pakai minyak goreng sebagai bahan baku, seperti gorengan-gorengan," katanya.
Ia mengatakan permasalahan lain terkait minyak goreng yang ditemukan di lapangan adalah aturan yang dibuat distributor untuk pedagang terkait tata cara pembelian minyak goreng.
"Beberapa pedagang sempat mengatakan, kalau dia kulakan oleh distributor diwajibkan beli barang yang lain, kayak gula pasir, tepung terigu. Baru kemudian dia bisa beli minyak gorengnya," katanya.
Baca Juga: Pemerintah Pastikan Harga Minyak Goreng Turun Minggu Depan
Sebelumnya, Pemerintah Kota Surakarta meminta Bulog segera turun tangan menyikapi harga minyak goreng di pasaran yang hingga saat ini belum sesuai dengan arahan pemerintah.
Kepala Dinas Perdagangan Kota Surakarta Heru Sunardi mengatakan sebelumnya sudah dilakukan rapat koordinasi Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) menyikapi harga minyak goreng yang masih tinggi.
"Selain itu juga terjadi kelangkaan minyak goreng. Hasil pantauan kami harga memang masih terlalu tinggi, harusnya harga minyak curah Rp11.500/liter, ini tadi ditanya mereka ambil dari distributor saja sudah Rp16.500/liter, artinya jual Rp17.000/liter," katanya.
Oleh karena itu, setelah dilakukan survei di lapangan diharapkan Bulog bisa sesegera mungkin melakukan penugasan untuk stabilisasi harga.
"Menggelontorkan minyak di pasar-pasar, cuma dari Bulog kan juga masih menunggu kebijakan dari pusat," katanya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Selamat Datang Penyerang Keturunan Rp 15,6 Miliar untuk Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
- 5 Rekomendasi Mobil Tangguh Mulai Rp16 Jutaan: Tampilan Gagah dan Mesin Badak
- 5 Rekomendasi Mobil Bekas Tipe SUV Juni 2025: Harga di Bawah 80 Juta, Segini Pajaknya
- 6 Rekomendasi Sunscreen Mengandung Tranexamic Acid: Atasi Flek Hitam & Jaga Skin Barrier!
- 7 Rekomendasi Sunscreen Terbaik Memutihkan Wajah, Harga Murah Mulai Rp32 Ribuan
Pilihan
-
Daftar 5 Sepatu Olahraga Pilihan Dokter Tirta, Brand Lokal Kualitas Internasional
-
10 Mobil Bekas Punya Kabin Luas: Harga di Bawah Rp100 Juta, Muat Banyak Keluarga
-
Daftar 5 Pinjol Resmi OJK Bunga Rendah, Solusi Dana Cepat Tanpa Takut Ditipu!
-
Hadapi Jepang, Patrick Kluivert Akui Timnas Indonesia Punya Rencana Bagus
-
Usai Tepuk Pundak Prabowo Subianto, Kini Handphone Ole Romeny Disita
Terkini
-
Heboh Bercak Merah di Wajah, Jokowi Blak-blakan Ungkap Kondisinya: Hanya....
-
Puspo Wardoyo: Idul Adha Tak Sekadar Berkurban, Tapi Juga Panggung Spiritual
-
Tolak Pinangan Ketua Umum PPP, Jokowi: Saya di PSI Saja
-
Forum Purnawirawan TNI Usul Pemakzulan Gibran, Ini Respon Jokowi
-
Pilih Salat Ied di Masjid Raya Sheikh Zayed Solo, Wapres Gibran Kurban Sapi Berat 1 Ton