Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Selasa, 08 Februari 2022 | 07:33 WIB
Ilustrasi Lampion Imlek (shutterstock)

SuaraSurakarta.id - Lonjakan kasus COVID-19 terjadi di Kota Solo. Imbasnya pembelajaran tatap muka dan perayaan imlek yang menimbulkan kerumunan dihentikan. 

Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka memutuskan untuk mematikan lampu lampion Imlek sementara waktu menyusul kenaikan jumlah kasus COVID-19 yang terjadi dalam beberapa hari terakhir.

Gibran mengatakan selama satu minggu ini lampion akan dimatikan dan selanjutnya akan dilakukan evaluasi pada minggu depan.

"Seminggu ini kami evaluasi, saya sarankan (masyarakat, red.) jangan berkerumun," kata Gibran dikutip dari ANTARA Senin (8/2/2022).

Baca Juga: Andi Harun Beberkan Kesalahan PT Samaco Saat Mengelola Marimar-MLG, Pengamat: Anti Bisnis Kecil

Ia meminta masyarakat untuk tidak khawatir dengan penyebaran COVID-19 yang kembali melonjak akhir-akhir ini.

"'Fatality rate'-nya masih rendah, tenang saja. Nggak usah panik. Wis bisa diatasi, bismillah," katanya.

Terkait hal itu, Ketua Panitia Imlek Bersama 2022 Surakarta Sumartono Hadinoto mengatakan saat ini kondisi penyebaran COVID-19 sedang tidak baik.

Setelah dilakukan rapat koordinasi penanganan COVID-19, katanya, lampion dimatikan sementara waktu menyusul ditiadakan pembelajaran tatap muka (PTM) selama satu minggu ini.

"Sambil melihat situasi ke depan seperti apa," katanya.

Baca Juga: Didi Kusmarjadi Prediksi Terjadi Lonjakan Kasus Covid-19 di Batam Jelang Lebaran

Ia mengatakan meski lampion di beberapa titik, yakni kawasan Pasar Gede dan Halaman Balai Kota Surakarta dimatikan sementara, untuk beberapa titik lain tetap dinyalakan, di antaranya di depan Kantor Metta FM, di kawasan Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ), dan di daerah Pucang Arum.

"Untuk rangkaian kegiatan Imlek seperti Cap Go Meh juga tetap dilaksanakan. Yang pasti kami mengimbau kepada masyarakat agar menyadari protokol kesehatan dan membantu agar ekonomi segera pulih," katanya.

Ia berharap, dimatikannya lampion ini juga tidak berlangsung lama.

"Kami berharap nanti setelah stabil (kasusnya, red.), seminggu atau sepuluh hari kan sebagian sudah sembuh (agar lampion kembali dinyalakan, red.). Jadi dilihat situasinya dulu," katanya.

Kapolresta Surakarta Kombes Pol Ade Safri Simanjuntak mengatakan selain dimatikannya lampion, untuk penguatan penegakan protokol kesehatan juga menjadi salah satu perhatian aparat kepolisian.

"Ini menjadi satu strategi yang kami lakukan dalam aktivitas kegiatan masyarakat, khususnya penggunaan masker," katanya.

Ia mengatakan dari evaluasi yang dilakukan ditemukan bahwa sebagian masyarakat mulai abai dalam menjalankan protokol kesehatan.

"Patroli terus kami efektifkan untuk mengurangi kerumunan di masa pandemi. (Sebelumnya, red.) usai lampion dimatikan pukul 21.00 WIB dilakukan penyemprotan disinfektan. Kami juga membagikan masker untuk masyarakat yang tidak mengenakan masker," katanya.

Meski demikian, katanya, untuk penutupan ruas-ruas jalan belum akan dilakukan dalam waktu dekat.

Load More