SuaraSurakarta.id - Asisten pelatih Timnas Indonesia Yoo Jae Hoon mengaku kelelahan ketika dipercaya menjadi staf kepelatihan Shin Tae Yong.
Seperti diketahui Yoo Jae Hoon masuk staf kepelatihan Shin Tae Yong guna mendampingi pelatih kiper Timnas Indonesia. Mantan pemain Persipura ini juga kerap membantu menjadi penerjemah Shin Tae Yong. Karena ia sudah fasih berbahasa Indonesia.
Baru-baru ini melalui unggahan video di kanal youtube Tiento Indonesia. Yoo Jae Hoon yang kini berusia 38 tahun ini menceritakan suka dukanya bergabung dengan staf kepelatihan Shin Tae Yong.
Yoo Jae Hoon mengaku senang bisa bergabung ke staf kepelatihan Timnas Indonesia. Karena ia banyak mendapat ilmu dan pengalaman baru dari mantan pelatih Timnas Korea Selatan tersebut.
Ia pun kemudian mencerita awal mula diriya mendapat panggilan Shin Tae Yong untuk bersama-sama membangun Timnas Indonesia.
"Setelah saya memutuskan pensiun di tahun 2019. Saya pulang ke Korea untuk mengambil lisensi kepelatihan. Kebetulan saat itu ada kontak dari Shin Tae Yong, akhirnya saya memilih untuk bekerja untuk coach Shin," ujar Yoo Jae Hoon.
"Saya senang, karena bekerja untuk memajukan sepak Indonesia dan ini juga merupakan cita-cita saya," sambungnya.
Yoo Jae Hoon tak menampik kehadiran Shin Tae Yong di Timnas Indonesia memiliki dampak besar. Hal itu bisa dilihat dari penampilan skuat garuda di ajang Piala AFF 2020.
"Performa pemain Timnas Indonesia kemarin luar biasa. Apalagi usia rata-rata pemain kita terbilang sangat muda. Dengan rataan usia 23 tahun, kalau dibandingkan dengan skuat Thailand, Vietnam, Malaysia dan Singapura kita jauh lebih muda," jelas Yoo Hae Hoon.
Baca Juga: Sejarah Piala AFF U-23, Kompetisi yang Pertama Kali Digelar di Thailand
Adapun duka maupun keluh kesah yang dirasakan Yoo Jae Hoon minimnya waktu untuk beristirahat. Karena Shin Tae Yong memang memegang Timnas Senior, Timnas U-23, dan Timnas U-20.
Apalagi saat ini ia bersama Shin Tae Yong tengah disibukkan untuk mempersiapkan garuda muda untuk berlaga di Piala AFF U-23 di Kamboja.
"Jujur selama jadi staf kepelatihan Timnas Indonesia tidak ada waktu istirahatnya. Karena coach Shin megang tiga level Timnas. Makanya beliau kemana-kemana kita selalu ikut, jadinya jarang ada waktu istirahat dan jarang ketemu keluarga juga," keluh Yoo Jae Hoon.
Kendati demikian, Yoo Jae Hoon tetap mengaku bangga bisa bergabung dengan staf kepelatihan Shin Tae Yong. Karena ia memiliki mimpi untuk membangun sekolah sepak bola di Indonesia.
"Semua itu demi sepak bola Indonesia. Paling penting ketika pemain sudah sukses harus tetap jaga mental dan diri. Aku lihat sendiri selama di Indonesia 12 tahun, sering lihat pemain yang sudah naik. Tiba-tiba down dan menghilang,"
"Intinya jangan mudah meras puas, harus terus berkembang dan satu lagi haris berani bermain di luar negeri. Pokoknya jangan takut main di luar Indonesia," pungkas Yoo Jae Hoon.
Berita Terkait
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Kehabisan Gas dan Bahan Baku, Dapur MBG Aceh Bertahan dengan Menu Lokal
-
Saham Entitas Grup Astra Anjlok 5,87% Sepekan, Terseret Sentimen Penutupan Tambang Emas Martabe
-
Pemerintah Naikkan Rentang Alpha Penentuan UMP Jadi 0,5 hingga 0,9, Ini Alasannya
-
Prabowo Perintahkan Tanam Sawit di Papua, Ini Penjelasan Bahlil
-
Peresmian Proyek RDMP Kilang Balikpapan Ditunda, Bahlil Beri Penjelasan
Terkini
-
Drama Keraton Solo! Tak ada Undangan untuk PB XIV Purboyo, GKR Timoer: Benar-benar Tidak Diundang
-
Perpecahan Keraton Surakarta: Peresmian Panggung Sangga Buwana Tanpa Kehadiran Sentana Penting
-
Dari Area Skatepark Solo, Lahir Atlet Skateboard Peraih Medali Emas di SEA Games
-
Polsek Grogol Gelar Rekonstruksi Kasus Kekerasan Bersama Berujung Kematian
-
Geger di Keraton Solo! Gusti Moeng Marah Besar Tak Bisa Masuk Museum, Pintu Digembok Kubu PB XIV