Juru bicara vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi mengatakan "ada prosedur yang harus ditempuh dari proses layanan telemedesin."
"Ada proses skrining, akan diberikan resep elektronik, itu diberikan kepada Kimia Farma terdekat. [Obat dari] Kimia Farma akan diantarkan melalui [ekspedisi] SiCepat," kata Nadia kepada BBC News Indonesia.
Pengiriman ekspedisi paling cepat berlangsung selama satu hari. Dengan demikian, pasien isoman tak bisa mendapatkan paket obat pada hari yang sama.
"Kalau memang terjadi peningkatan kasus kan akan banyak pihak swasta yang akan mengulurkan bantuannya saya rasa ini bisa alternatif untuk SiCepat nanti," tambah Nadia.
Baca Juga: Positif Covid-19 Indonesia Meroket 17.895 Orang, 25 Jiwa Meninggal Dunia
Lebih lanjut, Nadia mengklaim saat ini lebih dari 90% pasien yang dirawat di rumah sakit merupakan pasien tanpa gejala dan dengan gejala ringan.
Ia justru meminta pihak rumah sakit untuk menyaring pasien, dan memulangkan mereka yang tak perlu dirawat di rumah sakit untuk menjalani isoman.
"Tapi tentunya rumah sakit bisa kemudian menentukan pasiennya dipulangkan, tidak perlu dirawat, dikaitkan dengan layanan telemedesin yang ada. Jadi ini sebenarnya, untuk saringannya ada di RS juga kan," katanya.
Efektivitas layanan telemedesin sulit diukur
Anggota tim advokasi dari Lapor Covid-19, Firdaus Ferdiansyah menilai efektivitas layanan telemedesin sulit diukur. Sebab sejauh ini, tak ada data terbuka tentang pasien isoman yang mendapat akses layanan ini.
"Hanya informasinya masih terpecah dan sulit untuk melakukan validasinya," kata Firdaus.
Baca Juga: Gelombang Ketiga Covid-19: BOR RS Persahabatan Naik 84,6 Persen, Pasien Positif Capai 156 Orang
Sejauh ini Lapor Covid-19 hanya mendapat keluhan dari masyarakat terkait dengan layanan telemedesin ini melalui media sosial ataupun pemberitaan.
"Banyak informasi keluhan lewat medsos. Pengiriman obat untuk pasien isoman terlambat," tambah Firdaus.
Ia menambahkan, prinsip yang perlu dilakukan dalam layanan telemedesin adalah pengikutsertaan pengawasan langsung terhadap pasien isoman. "Setidaknya ada yang ikut mengawasi, baik pengawasan dari Satgas Covid-19 setempat maupun pendampingan medis yang layak," katanya.
Apa itu layanan telemedisin?
Layanan telemedisin isoman sudah diterapkan sejak gelombang delta di Indonesia pertengahan tahun lalu.
Sasaran layanan telemedisin isoman adalah pasien positif tanpa gejala atau gejala ringan, berusia minimal 18 tahun, kondisi rumah layak isoman, dan diperiksa di wilayah Jabodetabek.
Berita Terkait
Tag
Terpopuler
- 3 Kerugian AFF usai Menolak Partisipasi Persebaya dan Malut United di ASEAN Club Championship
- Mengenal Klub Sassuolo yang Ajukan Tawaran Resmi Rekrut Jay Idzes
- Moto G100 Pro Resmi Debut, HP Murah Motorola Ini Bawa Fitur Tangguh dan Baterai Jumbo
- 5 HP Harga Rp1 Jutaan RAM 8/256 GB Terbaik 2025: Spek Gahar, Ramah di Kantong
- 45 Kode Redeem FF Max Terbaru 4 Juli: Klaim Gloo Wall, Bundle Apik, dan Diamond
Pilihan
-
Daftar 6 Sepatu Diadora Murah untuk Pria: Buat Lari Oke, Hang Out Juga Cocok
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Baterai Jumbo Terbaik Juli 2025, Lebih dari 5.000 mAh
-
7 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan RAM 8 GB Terbaru Juli 2025, Multitasking Pasti Lancar!
-
Sekali klik! Link Live Streaming Piala Presiden 2025 Persib vs Port FC
-
7 Rekomendasi Tumbler Kekinian, Kuat Antikarat Dilengkapi Fitur Canggih
Terkini
-
Peran Krusial Inovasi dalam Visi Bebas Asap PMI: Komitmen untuk Pengurangan Risiko
-
Penceramah Kontroversial Zakir Naik Bakal ke Solo, Wali Kota Ingatkan Hal Ini
-
Believe: Air Mata Haru dan Kobaran Patriotisme Penuhi Solo Bersama Keluarga TNI
-
Empat Pesilat di Sukoharjo Jadi Korban Pembacokan OTK, 2 Motor Dibakar
-
Penceramah Kotroversial Zakir Naik Bakal ke Solo, Ini Respon FKUB hingga Kemenag