Scroll untuk membaca artikel
Ronald Seger Prabowo
Minggu, 16 Januari 2022 | 17:00 WIB
Relawan penjaga perlintasan tanpa palang di Desa Purbayan, Kecamatan Baki, Sukoharjo. [Suara.com/Ari Welianto]

Dibayar Sukarela

Warga pun minta ke PT KAI agar perlintasan dibuka untuk akses warga. Dari PT KAI memberi kesempatan boleh dibuka tapi ada yang jaga, akhirnya ada warga yang jadi sukarelawan untuk jaga. 

"Dulu tidak pernah dijaga, baru dijaga sekitar 2 tahun ini. Kita sukarela, kita memang taruh kotak uang, kalau ada warga yang mau ngasih silahkan," ucap dia.

Untuk mengetahui ada kereta mau melintas itu lewat tanda lampu, kalau lampu menyala warna hijau kereta mau melintas.

Baca Juga: Pemerintah Subsidi Kereta Api Rp3,2 Triliun, Layani Sekitar 250 Juta Pergerakan Orang

Selian itu juga sering tengak tengok kanan kiri, kalau dari kejauhan sudah terlihat pintu akan ditutup dan warga boleh melintas. 

"Kita tidak hanya mengandalkan lampu saja, kita aktif juga tengak tengok. Biasanya saya jaga di tengah, kalau ke pinggir pasti kereta mau lewat, warga pun sudah tahu," imbuhnya.

Hal senada juga penjaga lain, Suro Sudarmo (60), ada warga yang sudah dikasih tahu kalau kereta mau lewat nekat menerobos. Ia sudah cukup lama menjadi relawan penjaga perlintasan ini.

"Banyak yang ngeyel, padahal kereta sudah kelihatan. Kita harus bisa memaklumi, karena ini untuk keselamatan bersama," papar dia.

Dulu disini hanya rel satu dan kereta yang melintas tidak begitu banyak. Tapi jadi rel ganda, jadi ramai apalagi dengan adanya Kereta Rel Listrik (KRL) yang hampir tiap jam ada.

Baca Juga: Minibus Tertabrak Kereta Api Logawa di Kabupaten Probolinggo, Empat Orang Tewas

"Dulu hanya rel satu, sekarang rel ganda. Kecelakaan sering terjadi sebelum ada yang jaga," terangnya.

Load More