Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Senin, 13 Desember 2021 | 10:52 WIB
Sartini, 63, salah satu pedagang teh oplosan di Pasar Gede Solo. Foto diambil Jumat (10/12/2021). [Solopos,com/Chelin Indra Sushmita]

Lain halnya dengan Bayu, salah seorang mahasiswa asal Pontianak, Azis, membeli teh racikan khas Solo untuk dinikmati di kos bersama teman-temannya. Bagi Azis yang terbiasa minum teh celup di kampung halamannya, rasa teh di Kota Solo ini membuatnya jatuh cinta.

“Sengaja hunting teh ke sini [Pasar Gede] biar tahu racikan teh di wedangan tempat biasa nongkrong itu apa saja kok bisa enak. Beda dengan teh di Pontianak yang kebanyakan disajikan dari teh celup,” jelasnya.

Kenikmatan teh oplosan khas Solo itu memang sudah lama dikenal. Namun, para pedagang di Pasar Gede mengaku baru tiga tahun belakangan mengemas aneka jenis teh menjadi racikan khusus yang kemudian banyak diburu sebagai oleh-oleh. Uniknya, mereka mengaku hanya sebatas ikut-ikutan menjual teh tersebut tanpa mengetahui siapa orang yang pertama menemukan ide tersebut.

“Teh racikan dikemas begini baru tiga tahun belakangan. Enggak tahu siapa yang awalnya memulai, tiba-tiba bakul satu pasar bikin begini semua, ikut-ikutan saja,” tutur Sartini yang diamini para pedagang di sekitar kiosnya.

Baca Juga: Pemerintah Batalkan PPKM Level 3, Gibran: Pada Intinya Tak Ingin Menyulitkan Warga

Sama seperti Sartini, para pedagang teh oplosan di Pasar Gede Solo juga tidak tahu persis siapa yang menciptakan ide menjual dagangan yang kini menjadi incaran pelancong. Mereka pun merasa senang bisa menjual teh racikan yang banyak dicari sebagai oleh-oleh dan selalu laris.

Harga yang ditawarkan pedagang di Pasar Gede pun bervariasi, mulai Rp10.000 untuk oplosan tiga jenis dan Rp20.000 untuk oplosan enam jenis teh.

Selain di Pasar Gede, teh racikan khas Solo ini pun sudah lebih dulu merambah situs jual beli online seperti Shopee dan Tokopedia. Harga yang ditawarkan juga berbeda, mulai Rp13.000 hingga Rp30.000-an bergantung merek yang dioplos.

Load More