Ngeri! Punya Lahan 9 Hektar, Konglomerat Asal Sukoharjo Pelihara Harimau

SuaraSurakarta.id - Memilihara binatang buas seperti harimau tidak bisa dilakukan oleh orang sembarangan. Sebab, untuk memberikan makanannya saja sangat mahal. 

Namun hal itu dilakukan oleh Konglomerat asal Sukoharjo, Andry Sumampow. Ia memiliki lahan seluas 9 ha untuk memelihara berbagai hewan, seperti harimau, walabi, rusa, kuda, burung merak, hingga ayam.

Menyadur dari Solopos.com, pria berusia 29 tahun ini sempat viral di media sosial, terutama di TikTok karena mempunyai lahan seluas 9 ha untuk menunjang pakan harimau kesayangannya, yang bernama Kenzo.

Dalam video berjudul Konglomerat Peliharan Hewan Ini untuk pakan Harimaunya di kanal Youtube Indo Exotic Pets, dia memperlihatkan beberapa koleksi hewan miliknya, termasuk harimau kesayangannya.

Baca Juga: Satlantas Sukoharjo Pasang CCTV di 10 Lokasi, Pelanggar Bisa Kena Tilang Elektronik

“Kami ada ayam kampung, ayam bangkok. Di sini juga ada kandang walabi semacam kanguru Autralia. Kami ada tujuh ekor kuda, yang ini enggak utk makan kenzo. [Kudanya] ada yang poni, ada yang dari Argentina. Kalau ini ada merak Blora, ini kameo yang lebih mahal. Selain itu, ada burung unta ada 9 dari Afrika,” jelas Andry Sumampow dikutip pada Kamis (18/11/2021).

Di lahan 9 ha itu, bukan hanya Kenzo yang dipelihara Andry, tapi ada juga ada orang tua Kenzo sehingga total ada tiga harimau di kandang milik dia.

Uniknya, di lahan seluas 9 ha ini, Andry mengatakan ada beberapa hewan yang ia gunakan untuk makan harimau kesayangannya. “Kenzo enggak mungkin kelaparan di sini, semua terjamin,” ucapnya.

Bukan hanya untuk kandang hewan peliharaannya saja, Andry Sumampow juga memiliki lapangan golf di area tersebut. Awalnya, lapangan tersebut milik pribadi, tapi kini juga dibuka untuk umum.

Tetapi jangan kaget jika ada rusa yang berkeliaran di lapangan golf tersebut. Pasalnya, rusa-rusa di sini dipelihara dengan cara dilepas tanpa dikandang.

Baca Juga: Kronologi 8 Siswa SDN Sukoharjo Terpapar Covid-19, Disdikpora Bantul: Karena Ketidaktahuan