Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Rabu, 13 Oktober 2021 | 10:33 WIB
Ilustrasi bra. Ini tujuan hari tanpa bra yang diperingati hari ini 13 Oktober 2021. (Shutterstock)

SuaraSurakarta.id - Hari Tanpa Bra atau No Bray Day dirayakan setiap tahunya. Namun kadang disalahartikan, yaitu pamer payudara

Hari Tanpa Bra atau No Bra Day dirayakan setiap tahun pada 13 Oktober. Tujuan dari perayaan ini untuk menggugah kesadaran kaum Hawa terhadap kanker payudara.

Manyadur dari Solopos.com yang mengutip South China Morning Post, Rabu (13/10/2021),  Hari Tanpa Bra diluncurkan pada 2011. 

Wanita didorong untuk tidak mengenakan bra pada hari itu – tidak hanya untuk membebaskan diri dari pakaian yang menyempit, tetapi juga untuk memperingatkan mereka akan gejala kanker payudara dan melakukan pemeriksaan diri secara teratur.

Baca Juga: Arti No Bra Day yang Diperingati 13 Oktober, Bukan Pamer Payudara

Peringatan Hari Tanpa Bra  tidak lepas dari kontroversi, bahwa ada yang meyakini tidak ada hubungannya bra dengan kanker payudara. Namun kalangan lain menganggap bahwa peringatan No Bra Day sangat efektif untuk menarik perhatian para perempuan agar peduli dengan payudara mereka.

Awalnya, Hari Tanpa Bra Sedunia dirayakan dua kali dalam setahun, yaitu setiap tanggal 9 Juli dan 19 Oktober.  No Bra Day yang dirayakan pada 19 Oktober 2011 awalnya diinisiasi oleh seorang dokter asal Kanada, Mitchell Brown. Menurut Brown, hari ini dibuat untuk mengkampanyekan kesadaran akan prosedur rekonstruksi payudara kepada para penderita kanker payudara.

Sementara itu, No Bra Day yang dirayakan mulai tanggal 9 Juli 2011, dicetuskan oleh seseorang yang menggunakan nama samaran Anastasia Doughnuts dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran terhadap kanker payudara secara keseluruhan.

Tiga tahun kemudian atau lebih tepatnya pada  2014, No Bra Day digabungkan menjadi satu dan dirayakan setiap tanggal 13 Oktober. Bulan ini dipilih karena bertepatan dengan National Breast Cancer Awareness Month di Amerika Serikat atau bulan kesadaran kanker payudara.

Sebuah studi yang diterbitkan dalam European Journal of Cancer pada 1991 menemukan bahwa wanita premenopause yang tidak memakai bra mengurangi risiko kanker payudara hingga setengahnya dibandingkan dengan pengguna bra. Namun, penelitian selanjutnya mempertanyakan hasil penelitian tersebut dan American Cancer Society mengacu pada penelitian  2014 yang diterbitkan dalam Cancer, Epidemiology, Biomarkers & Prevention yang menunjukkan tidak ada hubungan antara bra dan kanker payudara.

Baca Juga: Bejat Betul! Seorang Guru Lakukan Pelecehan Seksual Terhadap Siswinya Saat Menulis

Mengenakan bra mungkin bukan risiko kesehatan, tetapi banyak penelitian menunjukkan bra yang tidak pas dapat sangat mempengaruhi tulang rusuk dan menyebabkan sakit punggung dan leher. Bra yang dipasang dengan benar membantu mendistribusikan berat payudara secara merata (yang bisa mencapai satu kilo per payudara) dan bahkan dapat membantu mengangkat payudara dari tulang rusuk, membuatnya lebih mudah untuk bernapas.

Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk mengikuti kampanye Hari Tanpa Bra Sedunia ini. Salah satu cara sederhana adalah dengan menuliskan dukungan dan edukasi seputar kanker payudara menggunakan hashtag #nobraday di media sosial.

Beberapa orang juga ada yang berpartisipasi dengan tidak menggunakan bra selama 24 jam pada 13 Oktober tersebut. Kampanye No Bra Day ini dibuat, agar para perempuan lebih sadar akan pentingnya pemeriksaan payudara secara rutin, baik itu yang dilakukan sendiri yang di Indonesia dikenal sebagai langkah periksa payudara sendiri (SADARI), maupun oleh dokter.

Load More