SuaraSurakarta.id - Laga sengit sarat gengsi bakal tersaji saat PSIM Yogyakarta versus Persis Solo pada lanjutan Liga 2 Grup C di Stadion Manahan, Selasa (12/10/2021).
Duel bertajuk Derbi Mataram itu tak hanya tentang hasil di tengah lapangan, namun juga marwah kedua tim yang pantang untuk memetik hasil minor.
Terlebih, tiga poin jadi incaran kedua tim untuk mendongkrak posisi di klasemen sementara. Persis saat ini berada di posisi kedua dengan 4 poin, sementara PSIM di posisi kelima dengan satu angka.
Hasil laga nanti malam juga disebut-sebut menjadi ujian berat duo arsitek Seto Nurdiyantoro (PSIM) dan Eko Purdjianto (Persis).
Baca Juga: Pertahankan Klasmen, Sriwijaya FC Tekuk Semen Padang 2-1
Berbicara Eko Purdjianto dan Seto Nurdiyantoro, kedua sosok itu pernah sama-sama jadi idola warga Solo kala memperkuat Pelita Solo di Divisi Utama musim 2000-2001.
Keduanya turut diboyong Pelita Jaya dari Jakarta menuju Kota Bengawan yang kemudian sama-sama membela panji Pelita Solo.
"Banyak cerita kalau dengan Pelita Solo. Paling utama tentu saya mendapatkan panggilan Timnas Indonesia untuk kali pertama," ungkap Seto saat berbincang dengan Suara.com.
Musim perdana Pelita Solo di Liga Indonesia 1999/2000 memang menjadi 'penyelamat' warga Solo memiliki klub di kompetisi teratas pascabubarnya Arseto Solo.
Eko Purdjianto adalah bek utama saat itu bersama Aples Gideon Tecuari dan Olinga Atangana. Kuartet defender itu menjadi jamaninan tangguhnya lini belakang Pelita Solo.
Baca Juga: Hasil Liga 2: Menang Lagi, PSCS Cilacap Semakin Kokoh di Puncak Klasemen
Sementara Seto salah satu gelandang yang bahu membahu bersama Haryanto Prasetyo, I Made Pasek Wijaya, Trimur Vedhayanto, hingga Ansyari Lubis.
Musim perdana Pelita Solo langsung memberikan prestasi apik. Saat itu, skuad asuhan Yussak Sutanto mampu menembus babak 8 besar.
Sayangnya, musim kedua justru berbanding terbalik dengan edisi perdana. Masih berstatus tim penuh bintang, Pelita Solo justru terseok-seok sebelum akhirnya selamat dari degradasi di pekan terakhir kompetisi.
Namun seiring kepindahan Pelita Solo ke Cilegon dan berganti nama menjadi Pelita KS di akhir 2001, kedua sahabat itu akhirnya juga berpisah.
Seto memperkuat klub tanah kelahiran PSS Sleman dan menjadi legenda di sana. Sementara Eko melanjutkan petualangan bersama PSIS Semarang.
Berita Terkait
-
Persik Kediri Jelaskan Penyebab Listrik Padam saat Jamu Persis Solo
-
Kartu Merah Konyol Lawan Persik, Ramadhan Sananta Diacuhkan Patrick Kluivert?
-
Hitung-hitungan Indonesia Kena Sanksi FIFA dan Gagal ke Piala Dunia 2026 Buntut Kericuhan di Liga 2
-
Hasil BRI Liga 1: Persik 0-0 Persis Solo, Semen Padang Lumat Persita
-
Dear Erick Thohir! Ini Ada Baku Pukul Laga Persekabpas vs Tornado FC, PSSI Bisa Apa?
Tag
Terpopuler
- Apa Sanksi Pakai Ijazah Palsu? Razman Arif dan Firdaus Oiwobo Diduga Tak Diakui Universitas Ibnu Chaldun
- Aset Disita gegara Harvey Moeis, Doa Sandra Dewi Terkabul? 'Tuhan Ambil Semua yang Kita Punya...'
- Ragnar Oratmangoen: Saya Mau Keluar dari...
- Ragnar Oratmangoen Tak Nyaman: Saya Mau Kembali ke Belanda
- Bagaimana Nih? Alex Pastoor Cabut Sebulan Sebelum Laga Timnas Indonesia vs Australia dan Bahrain
Pilihan
-
Rusuh Persija vs Persib: Puluhan Orang Jadi Korban, 15 Jakmania, 22 Bobotoh
-
Dukungan Penuh Pemerintah, IKN Tetap Dibangun dengan Skema Alternatif
-
Perjuangan 83 Petani Kutim: Lahan Bertahun-tahun Dikelola, Kini Diklaim Pihak Lain
-
Persija vs Persib Bandung, Ridwan Kamil Dukung Siapa?
-
Jordi Amat Bongkar Dugaan Kasus Pencurian Umur: Delapan Pemain..
Terkini
-
Kesatria Bengawan Solo Menang Dramatis, Efri Meldi: Berjuang Sampai Detik Akhir
-
Sejarah dan Makna Tradisi Nyekar Makam Sebelum Puasa Ramadan
-
Kali Pepe Land Bersama SSB Arseto: Cetak Generasi Pesepak Bola Profesional dari Solo
-
Sambut HUT ke-280 Kota Solo, Ini Rekomendasi Brand Lokal di Tokopedia dan ShopTokopedia
-
Soal Festival Kuliner Cap Go Meh, Kapolresta: Solo Kota Toleran