SuaraSurakarta.id - Spesialis kedokteran olahraga dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, dr. Grace Joselini C, menyarankan orang-orang untuk rutin mengukur denyut jantung saat berolahraga demi mencegah kelelahan dan kondisi fatal seperti serangan jantung.
"Sebelum pandemi pun saya kalau bertemu pasien atau atlet selalu menyarankan kalau olahraga ukur nadi dengan heart rate monitor," ujar Grace yang juga anggota tim medis Pelatnas Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) dalam talk show virtual bertajuk "Manfaat Gawai di Era Pandemi", dilansir ANTARA, Rabu (29/9/2021).
Satu studi melibatkan pemain hoki menemukan, mereka yang terus-menerus melebihi target dan detak jantung maksimum memiliki tingkat pemulihan yang buruk setelah berolahraga. Mereka juga meningkat risikonya terkena masalah jantung salah satunya aritmia.
Informasi mengenai detak jantung bisa membantu mengawasi tingkat intensitas olahraga seseorang, memperkirakan berapa banyak kalori yang sebenarnya terbakar sehingga dapat membantu mendapatkan hasil yang diinginkan.
Baca Juga: 4 Sumber Makanan yang Baik untuk Kesehatan Jantung
Denyut jantung termasuk salah satu ukuran untuk memperkirakan cadangan energi tubuh seseorang atau kerap disebut body battery.
Body battery yang turun dikaitkan dengan kelelahan dan bila ditambah pemulihan tak bagus akibat tubuh dipaksa misalnya tetap berolahraga intensitas berat, maka akan mempengaruhi imunitas hingga kejadian depresi.
"Analoginya seperti gawai kalau di-charge-nya bagus baterai akan full. Kebayang kalau baterai kita low dipakai untuk socmed (yang banyak menguras daya baterai) lama-lama nge-drop. Saat bangun tidak fit," ujar Grace.
Untuk menghitung detak jantung maksimum seseorang bisa dilakukan dengan mengurangkan usia dari 220. Misalnya, apabila Anda berusia 32 tahun, maka detak jantung maksimal 188.
Menurut The American Heart Association, detak jantung maksimal saat berolahraga intensitas sedang sekitar 50-70 persen dari detak jantung maksimum seseorang, sementara untuk olahraga yang kuat sekitar 70-85 persen dari detak jantung maksimum.
Baca Juga: Orangtua Mesti Tahu, Ini Kunci Penanganan Anak dengan Kelainan Jantung Bawaan
Berita Terkait
-
Indonesia Berhasil Operasi Jantung dengan Robot untuk Pertama Kalinya, Pasien Sembuh Lebih Cepat
-
Daging Nabati: Kunci Jantung Sehat dan Berat Badan Ideal? Ini Faktanya
-
Aquabike Jetski World Championship 2024, Pembalap Prancis Juara 1 dan Indonesia Masuk 10 Besar
-
Biar Masyarakat Rajin Olahraga, RK Mau Pasang Alat Gym di Ruang Publik jika Jadi Gubernur Jakarta
-
Durasi Olahraga yang Tepat untuk Kesehatan, Jangan Sekadar FOMO!
Terpopuler
- Pernampakan Mobil Mewah Milik Ahmad Luthfi yang Dikendarai Vanessa Nabila, Pajaknya Tak Dibayar?
- Jabatan Prestisius Rolly Ade Charles, Diduga Ikut Ivan Sugianto Paksa Anak SMA Menggonggong
- Pengalaman Mengejutkan Suporter Jepang Awayday ke SUGBK: Indonesia Negara yang...
- Ditemui Ahmad Sahroni, Begini Penampakan Lesu Ivan Sugianto di Polrestabes Surabaya
- Pesan Terakhir Nurina Mulkiwati Istri Ahmad Luthfi, Kini Suami Diisukan Punya Simpanan Selebgram
Pilihan
-
Tepok Jidat! Arab Saudi Kuat Banget, Timnas Indonesia Bisa Menang Nggak?
-
5 HP Redmi Sejutaan dengan Baterai Lega dan HyperOS, Murah Tapi Kencang!
-
Hak Masyarakat Adat di Ujung Tanduk, Koalisi Sipil Kaltim Mengecam Kekerasan di Paser
-
Waspada, Kebiasaan Matikan Lampu Motor di Siang Hari Bisa Berujung Bui
-
Kenaikan PPN 12% Jadi Nestapa Kelas Menengah, Orang Kaya Sulit Dipajaki?
Terkini
-
Cerita Peternak Sapi Perah Terancam Kena Dampak Jika UD Pramono Tutup, 20 Tahun Sukses Kuliahkan 2 Anak
-
Dibalik Seragam Putih: Kisah Pilu Siswi SMP Sukoharjo Jadi Korban Persetubuhan Adik Kelas
-
Dikerumuni Bakul Es Teh di Benteng Vastenburg, Respati Ardi Tampung Keluhan Akses Berjualan di Berbagai Event
-
Jokowi Damping Kampanye Paslon Rival, FX Rudy: Kita Tidak Pernah Khawatir
-
Aksi Ngebut di Solo Berujung Apes, Pemuda Sleman Ternyata Kepergok Bawa Sabu