Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Minggu, 12 September 2021 | 12:47 WIB
Warga terdampak proyek tol Solo-Jogja Desa Ngabeyan, Kecamatan Karanganom membangun rumah baru di wilayah Dukuh Senden, Desa Ngabeyan. Foto diambil Sabtu (11/9/2021). [Solopos/Taufiq Sidik Prakoso]

“Sudah membangun rumah di lokasi lain seperti di barat kampung mereka. Bahkan sudah hampir rampung. Rata-rata membangun rumah di tanah milik masing-masing yang sebelumnya sawah,” ujar Supriyadi.

Supriyadi mengatakan tak semua rumah di Pasekan dilintasi jalur tol. Sekitar lima rumah yang tak terdampak serta bakal dikepung jalan tol, sungai, dan sawah. Alhasil, penghuni kelima rumah itu terancam terisolasi. Namun, Supriyadi mengatakan pelaksana pembangunan jalan tol memastikan bakal membangun akses yang menghubungkan penghuni kelima rumah itu dengan perkampungan lainnya di Ngabeyan.

Kasi Pengadaan Tanah Badan Pertanahan Nasional (BPN) Klaten, Sulistiyono, mengatakan lahan yang sudah dibebaskan untuk pembangunan jalan tol tersebar di 14 desa. Total lahan sudah dibebaskan sebanyak 984 bidang dengan nilai ganti kerugian yang sudah terbayarkan Rp802 miliar hingga pekan lalu.

“Sampai saat ini ada masalah. Hanya sisa satu-dua bidang belum terbayarkan karena ada urusan warisan. Kami tidak bisa mencampuri urusan itu dalam arti itu urusan internal pemilik lahan,” kata dia.

Baca Juga: Kabar Gembira! Proyek Jalan Tol Solo-Jogja Butuh Banyak Tenaga Kerja

Sulis mengatakan tak ada kongkalikong antara BPN dengan pihak manapun termasuk Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP) yang melakukan appraisal ganti kerugian. DIa juga menyatakan penilaian KJPP selama ini wajar dan adil.

“Saya yakin nanti BPK [Badan Pemeriksa Keuangan] pasti turun untuk memeriksa,” kata dia.

Load More