SuaraSurakarta.id - Bantuan Sosial (Bansos) yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Solo mendapat sorotan dari masyarakat. Mereka menduka bansos sembako tersebut tidak sesuai anggarannya.
Menyadur dari Solopos.com, Penyaluran bantuan sosial atau bansos untuk masyarakat terkena dampak pandemi Covid-19 yang bersumber dari APBD Solo yang nilainya Rp 250.000. Namun setelah dicek di pasaran harga satu paket bantuan tersebut ditengarai hanya Rp212.420.
Artinya terjadi selisih hingga Rp37.580 per paket bantuan yang diberikan dari Pemerintah Kota Solo Kepada Masyarakat. Informasi tersebut disampaikan Ketua LSM Lapaan RI, BRM Kusumo Putro, saat ditemui wartawan, Senin (6/9/2021) sore.
Kusumo mengaku belum lama ini melakukan investigasi merujuk dua paket bansos APBD Solo 2021 yang diterima dua warga Solo kena dampak pandemi Covid-19.
Ia membeli semua item yang ada dalam satu paket bantuan itu di dua supermarket. Setelah dihitung, ternyata biaya yang harus ia keluarkan hanya Rp212.420.
“Mereknya sama persis, bedanya hanya gula pasir. Tapi gula saya lebih mahal,” ujarnya.
Kusumo memerinci untuk beras ia menggunakan yang harganya Rp10.000 per kilogram. “Untuk beras, satu penerima mendapat 10 kilogram. Saya buat harga per kilogram cukup tinggi, Rp10.000. Itu semua saya beli eceran,” imbuhnya.
Kusumo meyakini jika semua item sembako bansos warga kena dampak pandemi Covid-19 di Solo tersebut dibeli dengan sistem grosir, tentu selisih harganya akan lebih besar.
Audit ke Pihak Penyalur Bantuan
Baca Juga: The Suicide Squad dan Realita Negeri Ini
Ia berharap dengan temuan tersebut Pemkot Solo segera melakukan audit terhadap pihak-pihak penyalur bansos dari APBD.
“Kepolisian juga saya minta segera menyelidiki ke bawah. Bila ditemukan unsur pidana, saya harap siapa pun yang terlibat ya harus diproses hukum. Ini menurut saya sangat ironis bisa terjadi di Solo tercinta,” terang Kusumo.
Terpisah, Ketua Komisi IV DPRD Solo, Putut Gunawan mengonfirmasi anggaran yang dialokasikan untuk bansos warga kena dampak pandemi Covid-19 itu nilainya Rp250.000 per penerima.
Tapi berapa dari anggaran itu yang direalisasikan ia mengaku tidak tahu.
“Iya anggarannya segitu. Cuma realisasinya kan kepotong pajak, biaya pengemasan, packaging, dan sebagainya. Nilai riilnya saya tidak tahu. Pokoknya anggaran Rp250.00 per penerima. Terus kepotong pajak pasti itu. Detail tanya OPD terkait,” ujarnya.
Ihwal selisih anggaran Rp37.580 per paket, Putut mengatakan sembako bansos tidak bisa berkumpul dan masuk plastik pembungkus sendiri.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Maarten Paes: Pertama (Kalahkan) Arab Saudi Lalu Irak, Lalu Kita Berpesta!
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
Terkini
-
Revitalisasi Benteng Keraton Kartasura: Batu Bata Khusus, Dikerjakan dengan Teknik Gosok
-
Kader PSI Dapat Arahan dari Jokowi di Bali, Ini Komentar Astrid Widayani
-
PNM Hadirkan Ruang Tumbuh dan Silaturahmi UMKM di PFL 2025
-
Tim Sparta Samapta Polresta Solo Amankan Pelaku Pengrusakan Rumah Warga di Pajang
-
10 Wisata Gratis di Solo yang Buka 24 Jam, Seru Buat Liburan Hemat