SuaraSurakarta.id - Sebagian wilayah di Indonesia saat ini memasuki musim kemarau. Kekeringan menjadi bencana langganan, termasuk di Kabupaten Klaten.
Lebih dari 2 juta liter air disalurkan ke wilayah Kabupaten Klaten yang mengalami krisis air bersih. Volume air bersih yang didistribusikan dipastikan bakal terus bertambah.
Berdasarkan data yang dihimpun dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Klaten, jumlah total air bersih yang didistribusikan sebanyak 405 tangki ukuran 5.000 liter hingga Selasa (24/8/2021). Artinya, volume total air bersih didistribusikan sebanyak 2.025.000 liter.
Air bersih diberikan ke lima desa yang sudah mengajukan permintaan air bersih ke BPBD Klaten. Kelima desa itu yakni Desa Sidorejo, Tlogowatu, serta Tegalmulyo di Kecamatan Kemalang; Desa Ngerangan, Kecamatan Bayat; serta Desa Bandungan, Kecamatan Jatinom.
Menyadur dari Solopos.com, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Klaten, Sri Yuwana Haris Yulianta, mengatakan setiap hari kerja sebanyak tiga truk tangki dioperasikan untuk menyalurkan bantuan air bersih ke daerah-daerah yang mengalami krisis air bersih.
Haris mengatakan jumlah desa yang mengajukan permintaan air bersih hingga kini jauh lebih sedikit dibandingkan desa yang mengalami krisis air bersih pada 2020 maupun 2019 lalu.
"Pada 2019, ada 51 desa di 10 kecamatan yang mengalami krisis air bersih," katanya, Rabu (25/8/2021),
Masih Ada Potensi Hujan
Salah satu faktor menurunnya jumlah desa yang mengalami krisis air bersih lantaran kondisi kemarau tahun ini disebut dengan kemarau basah atau masih ada potensi hujan sepanjang kemarau.
Baca Juga: Pemkab Bangkalan Siapkan Rp 22,2 Miliar Atasi Bencana Kekeringan dan Krisis Air Bersih
Selain itu, sejumlah desa sudah mulai menggali potensi-potensi sumber air bersih yang ada di masing-masing wilayah.
Suwarna, warga Dukuh Sawit, Desa Ngerangan, mengatakan warga yang kerap mengalami krisis air bersih tersebar di Dukuh Sawit RT 01, RT 02, dan RT 03.
Selain mengangsu ke sumur warga di kampung lain, BPBD selama ini rutin mendistribusikan air bersih ke warga-warga di Ngerangan yang mulai kesulitan mendapatkan air bersih.
“Dulu satu kampung itu pernah dibuatkan sumur dalam. Tetapi sepertinya kurang maksimal. Sempat aman dari kekurangan air bersih, tetap beberapa tahun ini banyak yang mengangsu kalau kemarau tiba,” kata Suwarna.
Baca juga: PPKM Level 4 Klaten Diperpanjang Lagi sampai 30 Agustus Meski Kasus Covid-19 Melandai
Sebagai informasi, menurut perkiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), musim kemarau di Klaten terjadi pada 24 Juni 2021 hingga akhir Oktober 2021.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Drama Keraton Surakarta Memanas Lagi, Aksi Bongkar Gembok Pintu Keraton Coreng Kunjungan Pemerintah
-
Usai Temui Jokowi, Ratusan Relawan Semut Ireng Langsung Gabung ke PSI?
-
Kubu PB XIV Purboyo Ganti Semua Pintu Gembok di Keraton Solo, Pekerja Revitalisasi Diminta Keluar
-
Penjelasan Resmi Rosalia Indah Terkait Video Viral Pengemudi: Sanksi Tegas Telah Ditetapkan
-
Gagal Ganti Nama di KTP, Upaya Raja Keraton Solo PB XIV Terganjal Potensi Sengketa