Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Kamis, 26 Agustus 2021 | 10:55 WIB
Ilustrasi kekeringan di Klaten. (Shutterstock)

SuaraSurakarta.id - Sebagian wilayah di Indonesia saat ini memasuki musim kemarau. Kekeringan menjadi bencana langganan, termasuk di Kabupaten Klaten

Lebih dari 2 juta liter air disalurkan ke wilayah Kabupaten Klaten yang mengalami krisis air bersih. Volume air bersih yang didistribusikan dipastikan bakal terus bertambah.

Berdasarkan data yang dihimpun dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Klaten, jumlah total air bersih yang didistribusikan sebanyak 405 tangki ukuran 5.000 liter hingga Selasa (24/8/2021). Artinya, volume total air bersih didistribusikan sebanyak 2.025.000 liter.

Air bersih diberikan ke lima desa yang sudah mengajukan permintaan air bersih ke BPBD Klaten. Kelima desa itu yakni Desa Sidorejo, Tlogowatu, serta Tegalmulyo di Kecamatan Kemalang; Desa Ngerangan, Kecamatan Bayat; serta Desa Bandungan, Kecamatan Jatinom.

Baca Juga: Pemkab Bangkalan Siapkan Rp 22,2 Miliar Atasi Bencana Kekeringan dan Krisis Air Bersih

Menyadur dari Solopos.com, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Klaten, Sri Yuwana Haris Yulianta, mengatakan setiap hari kerja sebanyak tiga truk tangki dioperasikan untuk menyalurkan bantuan air bersih ke daerah-daerah yang mengalami krisis air bersih.

Haris mengatakan jumlah desa yang mengajukan permintaan air bersih hingga kini jauh lebih sedikit dibandingkan desa yang mengalami krisis air bersih pada 2020 maupun 2019 lalu.

"Pada 2019, ada 51 desa di 10 kecamatan yang mengalami krisis air bersih," katanya, Rabu (25/8/2021), 

Masih Ada Potensi Hujan

Salah satu faktor menurunnya jumlah desa yang mengalami krisis air bersih lantaran kondisi kemarau tahun ini disebut dengan kemarau basah atau masih ada potensi hujan sepanjang kemarau.

Baca Juga: Kekeringan Melanda 11 Kecamatan di Sampang Madura

Selain itu, sejumlah desa sudah mulai menggali potensi-potensi sumber air bersih yang ada di masing-masing wilayah.

Suwarna, warga Dukuh Sawit, Desa Ngerangan, mengatakan warga yang kerap mengalami krisis air bersih tersebar di Dukuh Sawit RT 01, RT 02, dan RT 03.

Selain mengangsu ke sumur warga di kampung lain, BPBD selama ini rutin mendistribusikan air bersih ke warga-warga di Ngerangan yang mulai kesulitan mendapatkan air bersih.

“Dulu satu kampung itu pernah dibuatkan sumur dalam. Tetapi sepertinya kurang maksimal. Sempat aman dari kekurangan air bersih, tetap beberapa tahun ini banyak yang mengangsu kalau kemarau tiba,” kata Suwarna.

Baca juga: PPKM Level 4 Klaten Diperpanjang Lagi sampai 30 Agustus Meski Kasus Covid-19 Melandai

Sebagai informasi, menurut perkiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), musim kemarau di Klaten terjadi pada 24 Juni 2021 hingga akhir Oktober 2021.

Load More