Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Kamis, 19 Agustus 2021 | 16:33 WIB
Taliban berhasil menguasai kembali Afganistan. [DW Indonesia]

SuaraSurakarta.id - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) akan mengantisipasi terkait adanya pihak yang mencoba melakukan penggalangan simpatisan terkait Taliban yang menguasai Afganistan.

BNPT pun akan berupaya jika apa yang terjadi di Afganistan tidak terjadi di Indonesia.

"Kita harus antisipasi jangan sampai salah menyingkapi permasalahan Taliban," terang Kepala BNPT, Komjen Pol. Dr. Boy Rafli Amar saat ditemui usai bertemu Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka di Balaikota Solo, Kamis (19/8/2021).

Menurutnya, mungkin bisa saja awalnya bersimpati, karena Taliban itu lebih pada urusan dalam negeri di Afganistan. 

Baca Juga: Nissan LEAF Andalkan Motor Listrik Murni, di Mana Bisa Mengisi Ulang Baterai?

Jusuf Kalla saat menjadi Wakil Presiden, bertemu pemimpin Taliban dan mengajak makan Rumah Jabatan Wakil Presiden RI [SuaraSulsel.id / Tim Media JK]

Pihaknya pun menyadari mempelajari dari sosial media (medsos) ada pihak-pihak tertentu ada yang mencoba untuk menggalang simpatisan.

"Ini sedang kita cermati terus," kata dia. 

Boy Rafli, berharap pada seluruh masyarakat apapun contoh-contoh yang terjadi berkaitan dengan masalah pergerakan Taliban di negaranya. 

Itu yang tidak boleh terjadi atau ada di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). 

"Karena biar bagaimana pun, kita adalah negara yang memiliki ideologi negara sendiri. Konstitusi sendiri yang sudah pasti mewajibkan kita untuk bela negara sendiri buka bela negara lain," ungkapnya. 

Baca Juga: Pandemi Jadi Cambuk, Kemenkes Sebut Sistem Kesehatan Indonesia Perlu Bertransformasi

Juru Bicara Taliban Zabihullah Mujahid saat konferensi pers di Kabul, Selasa (17/8/2021). (Foto: AFP)

Boy Rafli menegaskan, jika Taliban itu bukan afiliasi dengan ISIS. Mereka hanya terjebak dalam aksi kekerasan, kekerasan itu kalau didefinisikan dalam hukum sebagai perbuatan teror. 

"Jadi selama mereka berupaya untuk meraih kekuasaan dengan kekerasan. Kekerasan itu yang tidak sesuai dengan budaya dan jati diri bangsa kita," tandas dia. 

Dia menambahkan, jangan sampai mereka dijadikan sebagai role model dalam perjuangan anak-anak muda Indonesia.

"Karena itu bertentangan dengan falsafah negara kita berdasarkan ideologi Pancasila," imbuhnya.

Warga penuh sesak memenuhi jalanan ibu kota Kabul saat kelompok Taliban menguasai ibu kota Afghanistan itu pada Minggu (15/8/2021). (Foto: AFP)

Sementara itu Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka mengatakan untuk pencegahan yang terkait dengan terorisme, radikalisme Pemkot Solo siap bersinergi . 

"Saya menunggu arahan BNPT," pungkas dia. 

Kontributor : Ari Welianto

Load More