SuaraSurakarta.id - Seorang biarawati bernama Irena Handono memiliki pengalaman menarik saat memutuskan memeluk agama Islam atau menjadi mualaf.
Bahkan, Irena akhirnya mantab menganut agama Islam usai mempelajari tentang Alquran. Gara-garanya, dirinya ingin mencari kelemahan Islam.
Diwartakan Suarabanten.id, awalnya dirinya berdiskusi dengan dosen di biara soal perbandingan agama terkait konsep keimanan.
Irena memiliki rasa penasaran tinggi kemudian mengusulkan diri untuk mempelajari Islam langsung dari sumbernya, yaitu Alquran.
Baca Juga: Mantan Narapidana Abdul Ghani Baradar Bakal Pimpin Emirat Islam Afganistan
Dosennya mengizinkan Irena mempelajari Islam dari Alquran. Namun, Irena justru bingung melihat huruf-huruf Alquran karena sama sekali tak bisa membacanya. Dia kemudian meminjam kitab suci agama Islam yang memiliki terjemahan.
“Saya pulang ke biara dan malamnya saya baca Al-Qur’an, tapi cara baca terbalik. Saya buka dari belakang, bukan dari depan, maka saya berjumpa surat Al Ikhlas,” ungkapnya dalam tayangan di kanal YouTube Cinta Quran TV.
“Ini jawaban Allah. Baru baca terjemahan itu saja, saya sudah terkejut. Ini yang mutlak benar. Bagi saya Allahu Ahad, Allah itu Esa, itu ya betul. Enggak mungkin dua, kalau dua (Tuhan) itu ciptaan,” katanya.
Sebelum menemukan konsep ketuhanan di Alquran, ia mengaku didoktrin soal pengandaian berbagai konsep Tuhan yang ada sisi kelemahannya, misalnya konsep Tuhan itu satu dalam segitiga.
Maka dari itu, ia penasaran bagaimana kalau nanti ada perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maksudnya apakah bisa nanti konsep ketuhanan bisa menjadi segi empat dan artinya Tuhan ada penambahan.
Baca Juga: Imam Al Ghazali dan 3 Kelas Masyarakat Agama
Namun, kala itu Irena dilarang untuk menggugat hal dasar seperti itu karena katanya terlarang dalam dogma.
Irena juga merasa pengandaian Tuhan dengan telur pun punya kelemahan konsep secara logika.
Itu karena jika konsep Tuhan seperti telur, yang mana pasti punya tiga unsur, yaitu kulit, putih, dan kuning telur, maka tak ada satu unsur saja, berarti tak mungkin menjadi konsep telur.
“Jawaban saya kala itu, telur itu kan alami penyusutan, apakah mungkin Tuhan itu susut seperti telur? Artinya tak bisa pengabdian itu dipakai,” paparnya.
Menurutnya, konsep Allah tempat bergantung semua mahluk itu benar sekali. Itu karena Allah tak punyai sejarah, tak terikat ruang dan waktu, mandiri, dan tentunya tak perlu bantuan dan tak pula bermitra apa pun.
Irena Handono mengatakan reaksi pertama membaca saksama terjemahan Surat Al-Ikhlas itu adalah jawaban yang selama ini ia cari.
- 1
- 2
Berita Terkait
Terpopuler
- Kebijakan Gibran Ingin Terapkan Kurikulum AI Diskakmat Menteri Pendidikan
- Timur Tengah Membara, Arab Saudi dan Qatar Batal Jadi Tuan Rumah Kualifikasi Piala Dunia 2026?
- 6 Mobil Matic Bekas di Bawah Rp 40 Juta: Cocok untuk Pemula dan Ramah di Kantong
- 7 HP Murah Kamera Terbaik Mulai Rp 800 Ribu, Lebih Tinggi dari iPhone 16 Pro Max
- Pramono Ajak Anies Nobar Persija di JIS: Sekarang Tuan Rumahnya Saya, Bukan yang Bikin Nggak Nyaman
Pilihan
-
10 Mobil Keluarga di Bawah Rp100 Juta Selain Avanza-Xenia, Kabin Lega Ada Tahun Muda
-
8 Celana Dalam Wanita Terbaik, Nyaman dan Bagus Buat Emak-emak!
-
Bos Port FC Blak-blakan Usai Diundang Ikut Piala Presiden 2025
-
Korban Laporkan Kasus Pelecahan Seksual ke Polisi, Pelaku Diduga ASN Pemkot Solo
-
Prabowo di Singapura: Danantara Diminta "Jiplak" Kesuksesan Temasek!
Terkini
-
Pestapora Solo Getarkan Pamedan Mangkunegaran: Euforia Latihan Bak Konser Sesungguhnya!
-
Ngemplang Bayar Pesanan Solar, Direktur PT Tiga Pelopor Wiratama Dipenjara 1,5 Tahun
-
Korban Laporkan Kasus Pelecahan Seksual ke Polisi, Pelaku Diduga ASN Pemkot Solo
-
Heboh! Diduga ASN Dinkes Solo Lakukan Pelecehan Seksual ke Pegawai, Ini Ceritanya
-
Dari Keraton Solo untuk Nusantara: Peken Jasindo Gaungkan Semangat Budaya dan Ekonomi Inklusif