SuaraSurakarta.id - Aktivitas Gunung Merapi kembali meningkat, Senin (16/8/2021) yang disertai hujan abu vulkanik.
Hujan abu vulkanik mengguyur sejumlah wilayah di Kabupaten Magelang hingga Temanggung, Jawa Tengah,
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida, mengatakan Gunung Merapi memasuki fase ekstrusi atau fase keluarnya magma dari permukaan gunung.
Hanik menuturkan sejak April 2021 Gunung Merapi mengalami kenaikan aktivitas seismik yang kemudian menurun pada 6 Agustus 2021. Penurunan seismik tersebut menandai dimulainya fase ekstrusi magma.
“Kalau aman, belum. Karena justru sekarang ini fasenya adalah fase ekstrusi,” kata Hanik.
Hanik mengatakan indikasi dimulainya fase ekstrusi magma juga ditunjukkan dengan penurunan deformasi atau perubahan bentuk gunung, yang menunjukkan bahwa tekanan magma dari dalam sudah mulai berkurang.
“Pada saat ada tekanan adalah fase intrusi atau pergerakan magma dari dalam menuju ke permukaan. Nah sekarang fase keluarnya (magma) yang sudah ada di permukaan,” paparnya.
Deformasi dipantau BPPTKG dengan menggunakan electronic distance measurement (EDM) atau alat pengukut elektronik pada pekan ini menunjukkan laju pemendekan jarak sebesar 7,7 cm per hari.
“Fase ekstrusi ini justru kita harus hati-hati dalam artian awan panas masih mengancam ke daerah-daerah potensi terdampak bahaya,” kata Hanik.
Baca Juga: Pagi Ini Merapi Kembali Luncurkan Awan Panas, BPPTKG Pastikan Belum Ada Kenaikan Status
Sementara itu, terkait arah guguran kubah lava, Hanik mengungkapkan mulai ada pergeseran yang semula dominan ke Kali Boyong atau sisi barat daya, dalam sebulan ini cenderung ke arah Kali Bebeng di sisi selatan-barat daya.
“Awal-awal dominannya itu adalah ke arah Kali Boyong. Mulai 13 Juli sampai dengan 13 Agustus ini sekarang yang dominan ke (Kali) Bebeng,” ujar dia.
Hanik menuturkan bahwa sepanjang pengamatan selama sepekan, Merapi 28 kali melontarkan guguran lava ke arah barat daya dengan jarak luncur maksimal 3.000 meter.
Guguran lava teramati sebanyak 252 kali ke arah barat daya dengan jarak luncur maksimal 2.000 meter dan satu kali ke arah tenggara dengan jarak luncur 500 meter.
BPPTKG sampai sekarang mempertahankan status Gunung Merapi pada Level III atau Siaga.
Warga diminta mewaspadai potensi dampak guguran lava dan awan panas Gunung Merapi di sektor selatan-barat daya yang meliputi Sungai Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- Calon Pelatih Indonesia John Herdman Ngaku Dapat Tawaran Timnas tapi Harus Izin Istri
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
Pilihan
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
-
Agensi Benarkan Hubungan Tiffany Young dan Byun Yo Han, Pernikahan di Depan Mata?
-
6 Smartwatch Layar AMOLED Murah untuk Mahasiswa dan Pekerja, Harga di Bawah Rp 1 Juta
-
4 Tablet RAM 8 GB dengan Slot SIM Card Termurah untuk Penunjang Produktivitas Pekerja Mobile
Terkini
-
Gagal Ganti Nama di KTP, Upaya Raja Keraton Solo PB XIV Terganjal Potensi Sengketa
-
10 Wisata Tawangmangu Karanganyar yang Cocok untuk Libur Sekolah Akhir Tahun 2025
-
Dualisme Keraton Solo: Fadli Zon Undang Raja Kembar, Hangabehi Datang, Purboyo Pilih Urus Kuliah
-
Akhir Tahun di Solo: Berburu 5 Kuliner Malam Legendaris yang Tak Terlupakan
-
Satgas Pangan Polri 'Berjibaku' Menembus Tantangan Geografis demi Harga Beras Murah