Scroll untuk membaca artikel
Ronald Seger Prabowo
Jum'at, 13 Agustus 2021 | 18:19 WIB
Suasana rumah kontrakan yang dihuni M bersama istri dan anaknya di Dukuh Jati, Desa Pilang, Masaran, Sragen, Jumat (13/8/2021). [Solopos.com/Istimewa]

SuaraSurakarta.id - Seorang warga asal Desa Pilang, Masaran, Sragen ditangkap Tim Densus 88 Antiteror, Jumat (13/8/2021) sekitar pukul 15.15 WIB.

Terduga teroris tersebut berinisial M (32) yang setiap hari bekerja sebagai pedagang batik secara online. Penangkapan itu dibenarkan Kapolda Jateng Irjen Pol Ahmad Luthfi melalui Kabid Humas Polda Jateng Kombes Pol. M. Iqbal Alqudusy. 

“Namun, untuk lebih jelasnya nanti dari Densus 88 Mabes Poldi dan Divisi Humas Polri yang akan memberikan penjelasan melalui press conference,” kata Iqbal.

Bayan I Pilang, Indro Susilo, mengaku mendapat laporan adanya penangakapan terhadap seorang warga, M, di dekat Masjid Baitusalam sekitar pukul 05.30 WIB. Dia mengatakan M memiliki tiga orang anak dan istrinya mengajar di Pondok Pesantren Pilang.

Baca Juga: Densus 88 Diduga Tangkap Terduga Teroris di Medan

Indro tak mengetahui kronologi penangkapannya. Saat penggeledahan rumah kontrakan, Indro menjadi saksi bersama pemilik kontrakan pada pukul 09.00 WIB.

Dalam penggeledahan itu, Indro menyaksikan ada beberapa barang yang dibawa, yakni laptop, ponsel, buku tabungan, dan barang elektronik seperti mainan anak.

“Pak M ini tinggal di lingkungan Jati sudah lima tahunan. Pekerjaan sehari-hari jualan batik online. Orangnya terbuka, sederhana, dan baik di lingkungan. Kerja bakti juga ikut. Bahkan sering mengajari warga lainnya untuk jualan online. Ekonomi warga jadi meningkat. Yang dulunya tukang bangunan dan tukang pijet beralih jadi pedagang batik online,” ujar Indro.

Dia mengatakan M juga sebagai anggota takmir Masjid Baitussalam yang terletak bersebelahan dengan rumah kontrakannya. Dia mengatakan saat mengisi pengajian pun seperti ustaz-ustaz lainnya, tidak mengajarkan ajaran yang ekstrem-ekstrem.

“Beliau juga saat membaca Alquran bersama juga wajar, hanya membenarkan lafad huruf yang benar. Jadi orangnya tidak neka-neka,” katanya.

Baca Juga: Nigeria Hadiahkan Indomie ke Teroris Boko Haram yang Menyerah

Sumber: Solopos.com

Load More