Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Selasa, 20 Juli 2021 | 14:18 WIB
Ilustrasi daging kurban pada Idul Adha. [Dok Suara.com]

SuaraSurakarta.id - Daging kurban biasa dibagikan saat perayaan hari raya Idul Adha. Di Indonesia daging yang dibagikan dari daging sapi, hingga kambing, 

Namun, hati-hati dalam konsumsi daging kurban terlalu pada Idul Adha. Tetap ada berbagai risiko kesehatan yang mengancam tubuh kita. 

Dilansir dari Ayosemarang.com, Dosen Ilmu Gizi Institut Pertanian Bogor, Muhammad Aries mengatakan, daging kurban berlebih mengandung lemak jenuh.

Lemak jenuh yang terlalu banyak masuk ke tubuh akan berkaitan dengan penyakit degeneratif. Penyakit degeneratif di antaranya peningkatan kadar kolesterol dalam darah dan peningkatan tekanan darah.

Baca Juga: Sapi Masuk Parit Hingga Sumur, Ini Deretan Kejadian Menarik Idul Adha di Karanganyar

“Kalau itu meningkat bentuk penyakitnya bisa tekanan darah tinggi terus penyakit jantung,” tutur Aries saat diwawancarai.

Risiko yang dihadapi bukan hanya itu. Menurut American Institute for Cancer Research, memakan lebih dari 18 ons daging merah selama seminggu dapat meningkatkan risiko kanker kolorektal.

Risiko lainnya adalah gangguan pencernaan. Daging mengandung banyak nutrisi, tetapi kurang kandungan serat.

Serat merupakan suatu bentuk karbohidrat yang tidak dapat dicerna. Serat penting untuk pencernaan dan pengaturan gula darah. Tanpa serat, tubuh dapat mengalami gangguan pencernaan yang serius, termasuk kram.

Daging hampir tidak memiliki serat. Sembelit dan buang air besar yang menyakitkan adalah beberapa tanda pertama tubuh kekurangan serat. Untuk mengatasinya, perbanyak konsumsi buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian utuh.

Baca Juga: Bisnis Saffron Lancar, Taqy Malik Berkurban Sapi 1,1 Ton

Risiko lainnya adalah produksi keringat yang meningkat. Ketika makan, tubuh harus mengerahkan energi untuk mencerna dan memproses makanan itu. Hal ini disebut thermogenesis dan dapat sedikit meningkatkan suhu tubuh.

Daging mengandung banyak protein, sedangkan protein sendiri adalah kandungan yang menggunakan energi besar untuk dicerna. Hal itu memiliki efek yang lebih besar pada termogenesis daripada saat kita mengonsumsi sayuran. Hasilnya, tubuh mengeluarkan keringat lebih banyak.

Load More