SuaraSurakarta.id - Daging kurban biasa dibagikan saat perayaan hari raya Idul Adha. Di Indonesia daging yang dibagikan dari daging sapi, hingga kambing,
Namun, hati-hati dalam konsumsi daging kurban terlalu pada Idul Adha. Tetap ada berbagai risiko kesehatan yang mengancam tubuh kita.
Dilansir dari Ayosemarang.com, Dosen Ilmu Gizi Institut Pertanian Bogor, Muhammad Aries mengatakan, daging kurban berlebih mengandung lemak jenuh.
Lemak jenuh yang terlalu banyak masuk ke tubuh akan berkaitan dengan penyakit degeneratif. Penyakit degeneratif di antaranya peningkatan kadar kolesterol dalam darah dan peningkatan tekanan darah.
Baca Juga: Sapi Masuk Parit Hingga Sumur, Ini Deretan Kejadian Menarik Idul Adha di Karanganyar
“Kalau itu meningkat bentuk penyakitnya bisa tekanan darah tinggi terus penyakit jantung,” tutur Aries saat diwawancarai.
Risiko yang dihadapi bukan hanya itu. Menurut American Institute for Cancer Research, memakan lebih dari 18 ons daging merah selama seminggu dapat meningkatkan risiko kanker kolorektal.
Risiko lainnya adalah gangguan pencernaan. Daging mengandung banyak nutrisi, tetapi kurang kandungan serat.
Serat merupakan suatu bentuk karbohidrat yang tidak dapat dicerna. Serat penting untuk pencernaan dan pengaturan gula darah. Tanpa serat, tubuh dapat mengalami gangguan pencernaan yang serius, termasuk kram.
Daging hampir tidak memiliki serat. Sembelit dan buang air besar yang menyakitkan adalah beberapa tanda pertama tubuh kekurangan serat. Untuk mengatasinya, perbanyak konsumsi buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian utuh.
Baca Juga: Bisnis Saffron Lancar, Taqy Malik Berkurban Sapi 1,1 Ton
Risiko lainnya adalah produksi keringat yang meningkat. Ketika makan, tubuh harus mengerahkan energi untuk mencerna dan memproses makanan itu. Hal ini disebut thermogenesis dan dapat sedikit meningkatkan suhu tubuh.
Daging mengandung banyak protein, sedangkan protein sendiri adalah kandungan yang menggunakan energi besar untuk dicerna. Hal itu memiliki efek yang lebih besar pada termogenesis daripada saat kita mengonsumsi sayuran. Hasilnya, tubuh mengeluarkan keringat lebih banyak.
Berita Terkait
-
7 Komoditi Bahan Pokok di Sulteng Alami Penurunan Pascahari Raya, 3 Lainnya Meroket
-
Jalanan Jakarta Tetap Ramai saat Libur Sekolah
-
Unggah Konten Masak Daging Kurban, Gas Melon di Rumah Kiky Saputri Jadi Sorotan
-
Intip Gurita Bisnis Irfan Hakim, Mampu Kurban Sapi Berukuran Jumbo Setiap Tahun
-
Rayakan Idul Adha Pasca Mualaf, Intip Beda Hewan Kurban Mahalini dan Nathalie Holscher
Terpopuler
- Kejanggalan LHKPN Andika Perkasa: Harta Tembus Rp198 M, Harga Rumah di Amerika Disebut Tak Masuk Akal
- Marc Klok: Jika Timnas Indonesia Kalah yang Disalahkan Pasti...
- Niat Pamer Skill, Pratama Arhan Diejek: Kalau Ada Pelatih Baru, Lu Nggak Dipakai Han
- Datang ke Acara Ultah Anak Atta Halilintar, Gelagat Baim Wong Disorot: Sama Cewek Pelukan, Sama Cowok Salaman
- Menilik Merek dan Harga Baju Kiano saat Pesta Ulang Tahun Azura, Outfit-nya Jadi Perbincangan Netizen
Pilihan
-
5 HP Samsung Rp 1 Jutaan dengan Kamera 50 MP, Murah Meriah Terbaik November 2024!
-
Profil Sutikno, Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta yang Usul Pajak Kantin Sekolah
-
Tax Amnesty Dianggap Kebijakan Blunder, Berpotensi Picu Moral Hazard?
-
Aliansi Mahasiswa Paser Desak Usut Percobaan Pembunuhan dan Stop Hauling Batu Bara
-
Bimtek Rp 162 Miliar, Akmal Malik Minta Pengawasan DPRD Terkait Anggaran di Bontang
Terkini
-
Cerita Bahlil Lahadalia Kesengsem dengan Kuliner Soto Fatimah: Rasa Khasnya Paten
-
Kampanye di Sragen, Bahlil Lahadalia Sebut Ahmad Luthfi Punya Jaringan Pusat
-
Tok! Terdakwa Pembunuhan Bos Kerajinan Tembaga Boyolali Divonis Seumur Hidup
-
Blusukan Bareng Respati-Astrid di Proyek Rel Layang Joglo, Jokowi Titip Pesan Ini
-
Jokowi Tanggapi Putusan Bawaslu Soal Prabowo Dukung Ahmad Luthfi-Taj Yasin