SuaraSurakarta.id - Dari awal pandemi Covid-19 hingga saat ini ada 13 dokter di Kota Solo meninggal.
Pada gelombang dua ini ada 20 dokter yang isolasi mandiri, dirawat di rumah sakit ada sembilan dokter dan meninggal tiga dokter.
"Total anggota Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Solo yang meninggal dari awal pandemi hingga sekarang ada 13 dokter," terang Ketua IDI Solo Adji Suwandono saat wawancara melalui zoom, Senin (19/7/2021).
Mereka yang meninggal adalah dokter spesialis, seperti dokter radiologi, jiwa, saraf, obgyn, anestesi dan dokter umum.
Namun yang paling banyak itu dokter umum dengan tujuh dokter dan rata-rata usia 50 tahun ke atas.
"Kalau total anggota IDI Solo itu ada 900-1000 dokter. Mereka yang meninggal adalah dokter spesialis," ungkap dia.
Adji menjelaskan, kalau untuk update saat ini ada 20 dokter yang isoman di rumah dan itu pun yang lapor. Kalau yang dirawat di rumah sakit ada sembilan dokter dan yang meninggal di second wave ada tiga dokter.
Untuk yang sembuh ada tujuh dokter di second wave. Mereka yang meninggal dokter lanjut usia dan dipicu kelelahan.
"Kebanyakan seperti itu dan kebanyakan memang sudah usia lanjut serta mungkin ada komorbid atau penyakit bawaan," kata dia.
Baca Juga: Dilarang BPOM, Obat Herbal Covid-19 Diduga Masih Beredar di Pontianak
Menurut, jelas merasa kehilangan karena tenaga kesehatan dalam hal ini dokter spesialis yang meninggal tidak serta merta langsung digantikan.
Mereka yang menggantikan itu harus sesuai, jika yang meninggal dokter penyakit dalam yang harus segera digantikan maka idealnya dokter penyakit dalam lainnya.
Tapi kalau tidak ada mungkin residen tingkat akhir yang tinggal menyelesaikan studinya atau punya surat tanda registrasi (STR).
"Sempat ada rumah sakit yang menanyakan tentang relawan, ini baru dibahas di tingkat pusat. Relawan yang seperti apa, apakah nanti koas yang baru selesai atau yang sudah dokter tapi ranahnya ke residen, ini baru kita didiskusikan bersama," paparnya.
Meski dilihat dari presentasi yang meninggal kecil tapi itu sangat besar bagi IDI. Karena kaitannya dengan ilmu yang dimiliki dokter yang meninggal dan harus mencari gantinya.
"Ada dokter yang tidak bisa praktek atau tugas karena isolasi mandiri kena Covid-19, sangat berharga sekali. Memang yang meninggal kecil tapi dampaknya sangat besar bagi kami," sambung dia.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- Jordi Cruyff Sudah Tinggalkan Indonesia, Tinggal Tandatangan Kontrak dengan Ajax
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
Pilihan
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
Terkini
-
Momen Langka! Hangatnya Sapaan Purboyo ke Hangabehi Usai Salat Jumat di Masjid Agung
-
IMM Dukung Langkah Cepat Menhut Raja Juli Hadapi Banjir Sumatera
-
4 Link Saldo DANA Kaget Spesial Jumat Berkah untuk Warga Solo: Raih Kesempatan Rp129 Ribu!
-
Viral Dugaan Pelecahan Seksual Mahasiswa di Solo, Modus Bermain Game Truth or Dare
-
Terharu! Pemilik Warung Asal Aceh Ini Beri Makan Gratis untuk Sesama Perantau Sumatera di Solo