Scroll untuk membaca artikel
Ronald Seger Prabowo
Minggu, 18 Juli 2021 | 16:04 WIB
Pantauan arus lalu lintas di Solo cenderung sepi saat PPKM Darurat di Solo. [Solopos.com/Ichsan Kholif Rahman]

SuaraSurakarta.id - Rencana perpanjangan Pemberluan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat mendapat tanggapan dari mantan Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo

Dia, meminta agar Pemerintah Kota (Pemkot) Solo memperhatikan masyarakat yang terdampak PPKM Darurat.  Ia juga sudah memerintahkan Fraksi PDI Perjuangan agar anggaran belanja tak terduga (BTT) ditambah minimal Rp50 miliar dan anggaran untuk kesehatan harus ditambah. 

Sosok yang akrab disapa Rudy itu menjekaskan, jika tidak dilakukan dikhawatirkan masyarajat tidak bisa makan. Karena banyak masyarakat yang terdampak langsung dengan adanya PPKM Darurat. 

"Rakyat nanti tidak bisa makan itu yang susah. Banyak mereka yang mengais rezeki dari jualan wedangan, nasi atau sebagainya, kalau tidak jualan tidak bisa makan, itu yang harus diperhatikan," ujar FX Hadi Rudyatmo saat ditemui, Minggu (18/7/2021).

Baca Juga: Petugas PPKM Dilarang Galak, Bupati Banyuwangi: Wajib Senyum dan Humanis

Rudy menegaskan, bantuan jangan hanya kepada UMKM tapi benar-benar masyarakat yang terdampak.

Bahkan UMKM yang tidak memenuhi syarat jangan diberi-beri, pemerintah bisa menyeleksi bagi yang benar-benar membutuhkan. 

"Sekarang toko-toko ditutup dan tidak mungkin karyawan digaji. Dua minggu gajinya berapa, semisal sehari Rp50.000 berarti kalau dua minggu butuh Rp600 ribu," ungkap dia. 

Dulu semasa kepemimpinan, saat KLB ada dua target utama. Pertama, generasi muda tidak boleh terpapar dan yang kedua rakyat Solo tidak boleh kelaparan. 

"Makanya dulu saya menggandeng para pengusaha untuk membantu masyarakat," imbuhnya.

Baca Juga: Gagal Tangani Covid-19, Luhut Boleh Minta Maaf, Asal...

Rudy juga meminta agar masyarakat yang isolasi mandiri atau terpusat, keluarganya harus didroping sembako. 

Selanjutnya bagi masyarakat isolasi mandiri dan terpusat pulang ke rumah jangan sendiri tapi diantar. Jadi masyarakat lain tahu kalau yang diantar itu penyitas. 

"Jadi utama masyarakat yang keluarga ada di isolasi mandiri atau terpusat. Setelah selesai mereka harus diantar kembali ke rumah masing-masing, tidak pulang sendiri dan itu harus jadi perhatian Pemkot," tegasnya.

Kontributor : Ari Welianto

Load More