Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Jum'at, 25 Juni 2021 | 20:10 WIB
Para penggawa tim sepak bola Putri Surakarta mempertontonkan keahlian juggling-nya di Jl. Slamet Riyadi kawasan perempatan Pasar Pon, Kamis (24/6/2021). [Solopos.com/Chrisna Chanis Cara]

SuaraSurakarta.id - Sepak bola tidak hanya dimiliki oleh laki-laki. Olahraga satu ini juga digandrungi oleh perempuan. Seperti atlet sepak bola perempuan di Kota Solo ini. 

Namanya adalah Desy Dyah Pratiwi. Sejak kecil ia sudah akrab dengan olahraga sepak bola. 

Cap anak tomboi pun melekat pada perempuan yang sering dipanggil Tiwi itu. Selain karena sepak bola, ia sejak kecil lebih sering bermain dengan kawan laki-laki.

Dilansir dari Solopos.com, bermain bola di lapangan maupun gang kampung menjadi keseharian Tiwi ketika duduk di bangku sekolah. Kebiasaan itu terbawa hingga kini dia berusia 23 tahun. Tiwi seperti sulit dilepaskan dari si kulit bundar.

Baca Juga: Positif Covid-19, Mantan Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo Unggah Hal Unik di Instagram

“Sekarang sudah bekerja ya tetap suka main bola. Mau main futsal atau lapangan besar ayo,” ujar perempuan asal Sumber, Solo, Kamis (24/6/2021).

Tiwi menjadi satu dari tujuh penggawa tim Putri Surakarta yang pagi itu menggelar aksi juggling di Jl. Slamet Riyadi kawasan Ngarsapura. Aksi tersebut menjadi “pemanasan” Putri Surakarta yang akan mengikuti Piala Putri TopSkor di Jakarta, 3-25 Juli 2021.

Sudah setahun terakhir Tiwi rutin berlatih bersama Putri Surakarta di Lapangan Jajar, Solo. Tiwi kini menjadi stopper andalan di tim sepak bola putri yang terbentuk tahun 2015 itu.

“Di Solo kan jarang banget ada tim bola cewek. Setelah teman ngasih tahu [ada Putri Surakarta], saya langsung gabung,” kenang dia.

Cedera

Baca Juga: Manajemen Talenta Sepak Bola Indonesia oleh PSSI

Hobi mengolah bola sejak kecil cukup membantunya beradaptasi dengan tim. Tiwi beberapa kali ikut serta dalam turnamen sepak bola perempuan yang diikuti Putri Surakarta.

Terakhir, Tiwi ikut tampil dalam ajang Kartini Safin Cup di Pati, awal April 2021. Turnamen itu pun cukup membekas bagi stopper mungil itu. Jelang laga perdana melawan tim Pra PON Jawa Barat, Tiwi terkena cedera engkel kaki kanan.

“Salah tumpuan saat pemanasan. Akhirnya enggak bisa main di laga pertama. Itu pengalaman paling fatal saat main bola,” ujarnya.

Ternyata itu bukan cedera pertama yang dialami Tiwi. Penggemar Manchester City ini sebelumnya pernah dihantam cedera yang sama. Bedanya kala itu kaki kirinya yang harus dirawat.

“Engkel kaki kanan sama kiri udah pernah kena semua,” ujarnya sambil nyengir.

Butuh rata-rata dua pekan bagi Tiwi untuk menyembuhkan problemnya. Namun deretan cedera itu tak membuat Tiwi ingin berhenti bermain sepak bola. “Enggak kapok, namanya juga hobi,” ucap pengidola bintang Timnas Portugal, Cristiano Ronaldo tersebut.

Bukan Dominasi Tomboi

Sekretaris Umum Putri Surakarta, Dede Irawan, mengatakan dunia sepak bola perempuan sejatinya tak melulu didominasi cewek tomboi. Dede menyebut tak sedikit pemainnya yang berkarakter feminin dan lemah lembut.

“Ada juga yang manja. Namun mereka disatukan dalam satu tim karena minat yang sama, sepak bola,” ujarnya.

Load More