Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Senin, 31 Mei 2021 | 10:05 WIB
Seorang perajin lukis perabot rumah tangga saat melakukan proses produksi Teko di Galeri Fairus Art Joyosudiran Pasar Kliwon, Solo, Senin, (31/5/2021) [ANTARA/Bambang Dwi Marwoto]

SuaraSurakarta.id - Pandemi Covid-19 membuat ekonomi masyarakat semakin menurun. Sama halnya dengan Perajin lukis perabot rumah tangga di Kelurahan Joyosudiran Kecamatan Pasar Kliwon Kota Solo ini. 

Perajin lukis perabot rumah tangga di Solo ini selama pandemi Covid-19 masih bertahan dan berproduksi melayani permintaan pasar.

Ia adalah Fairus Ali Ba'asir (45) perajin lukis peraboT rumah tangga warga RT 03 RW 11 Joyosudiran Pasar Kliwon  di Solo. Ia mengatakan sejak pandemi Covid-19 masuk Indonesia pada 2020 dirinya tetap bertahan dan berkarya melukis berbagai perabot rumah tangga sesuai pesanan pasar.

Bahkan, produksi karya lukisnya yang menempel di perabot rumah tangga bukan hanya melayani pelanggan lokal, tetapi juga hingga sampai ke pasar mancanegara.

Baca Juga: Sempat Turun Saat Lebaran, Pengguna KRL di DIY Membludak

Fairus menjelaskan pada bulan puasa Ramadhan tahun ini, telah mendapat pesanan mengerjakan piring lukis motif lafal Allah dan Muhammad yang merupakan pesanan dari Yogyakarta sebanyak 40 set, selain itu  pesanan teko tempat minuman sebanyak 12 set.

Menurut dia teko minuman satu set dengan lukisannya terlihat indah dan unik sehingga digemari konsumen. Fairus yang menamakan produksinya "Fairus Art" tersebut mengaku meski sejumlah pelaku usaha di tengah pendemi banyak yang terdampak, tetapi dia masih berproduksi dan banyak menerima pesanan.

"Saya memproduksi teko ukuran kecil dengan dijual Rp150.000 per set dan ukuran besar dijual Rp275.000 per set," katanya.

Fairus menjelaskan proses produksi teko tersebut harus pesan bahan bakunya, kemudian baru diproses dengan dicat dasar terlebih dahulu, setelah kering dilukis sesuai permintaan pelanggan. 

Menurut dia, membuat teko tersebut dengan dibantu suaminya kemampuan produksi tergantung adanya sinar matahari. Jika ada panas sinar matahari bisa membuat sekitar 30 set teko.

Baca Juga: Jadi Pemain Paling Senior di Persis Solo, Beto: Umur Hanya Soal Angka

"Produksi teko jika hanya dilukis bentuk bunga pengerjaannya bisa cepat dan produksi bisa lebih dari 30 set," katanya.

Dia menjelaskan selama pendemi Covid-19 omzet penjualan produksi lukisnya terhadap perabot rumah tangga rata-rata masih lumayan, yakni antara Rp3 juta hingga Rp5 juta per bulan. Namun, penghasilan sebelum pandemi bisa mencapai belasan juta rupiah.

Bahkan, Lampu badai produksi Fairus Art di Kelurahan Joyosudiran, Kecamatan Pasar Kliwon, Solo, sebelumnya juga sudah mengirim ke mancanegara seperti Jepang, Korea dan Australia.

Harga lampu badai yang kecil dijual sekitar Rp100 ribu per buah, sedangkan yang besar bisa mencapai Rp150 ribu per buah. Pesanan hingga ratusan buah ke mancanegara. (ANTARA)

Load More