SuaraSurakarta.id - Pegiat media sosial Denny Siregar mengingatkan Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani untuk berhati-hati dengan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Menurut Denny Siregar, Ganjar Pranowo adalah kader potensial. Jika dibiarkan Ganjar bisa saja dilamar oleh partai lain.
"Mbak Puan, hati2 lho... Entar kader terbaiknya dilamar partai lain karena sangat potensial.. Maaf, sekadar mengingatkan," tulis Denny Siregar di twitter.
Sebelumnya diberitakan, DPD PDI Perjuangan Jateng menyatakan berseberangan dengan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo perihal elektabilitas Ganjar yang melejit jadi Capres 2024.
DPD PDI Perjuangan Jateng dengan terang-terangan menyebut Ganjar Pranowo terlalu berambisi maju nyapres sehingga meninggalkan norma kepartaian.
Buntut perbedaan pendapat itu, Ganjar sebagai Kepala Daerah Jateng tak diundang dalam kegiatan Pembukaan Pameran Foto Esai Marhaen dan Foto Bangunan Cagar Budaya yang dihadiri Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani di Panti Marhaen Kota Semarang, Sabtu (22/5/2021) kemarin.
Ketua DPP PDI Perjuangan Bidang Pemenangan Pemilu sekaligus Ketua DPD PDI Perjuangan Jateng, Bambang Wuryanto mengatakan, semua kepala daerah di Jateng dari PDI Perjuangan diundang, kecuali gubernur.
“Tidak diundang! (Ganjar) wis kemajon (kelewatan). Yen kowe pinter, ojo keminter,” kata Bambang Wuryanto, Sabtu (22/5/2021).
Menurutnya, DPD PDI Perjuangan sebenarnya sudah memberikan sinyal jika sikap Ganjar yang terlalu ambisi dengan jabatan presiden tidak baik.
Baca Juga: Tak Diundang Pembekalan Kader PDIP, Karier Politik Ganjar Selesai 2022 ?
Di satu sisi, belum ada instruksi dari Ketua Umun Megawati Soekarnoputri. Di sisi lain itu tidak baik bagi keharmonisan partai yang wajib tegak lurus pada perintah Ketua Umum.
Hal ini ditengarai dengan tingginya intensitas Ganjar di medsos dan media. Bahkan Ganjar sampai rela menjadi host di youtubenya.
Padahal hal serupa tak dilakukan oleh kader PDI Perjuangan lain yang juga berpotensi untuk nyapres. Menurutnya, kader PDI Perjuangan lain itu bukannya tak bisa melakukan hal yang sama, namun tak berani karena belum mendapatkan perintah Ketua Umum.
“Wis tak kode sik. Kok soyo mblandang, ya tak rodo atos. Saya dibully di medsos, ya bully saja. Saya tidak perlu jaga image saya,” katanya.
Pria yang akbrab disapa Bambang Pacul ini sekali lagi mengingatkan jika elektabilitas saat ini belum bisa dijadikan patokan dalam pertempuran Pilpres yang sesungguhnya.
Elektabilitas saat ini hanya terdongkrak dari pemberitaan dan medsos. Hal itu mudah dikalahkan dalam pertarungan secara riil.
Berita Terkait
Terpopuler
- KPK: Perusahaan Biro Travel Jual 20.000 Kuota Haji Tambahan, Duit Mengalir Sampai...
- Selamat Datang Elkan Baggott Gantikan Mees Hilgers Bela Timnas Indonesia, Peluangnya Sangat Besar
- Jangan Ketinggalan Tren! Begini Cara Cepat Ubah Foto Jadi Miniatur AI yang Lagi Viral
- Hari Pelanggan Nasional 2025: Nikmati Promo Spesial BRI, Diskon Sampai 25%
- Maki-Maki Prabowo dan Ingin Anies Baswedan Jadi Presiden, Ibu Jilbab Pink Viral Disebut Korban AI
Pilihan
-
Media Lokal: AS Trencin Dapat Berlian, Marselino Ferdinan Bikin Eksposur Liga Slovakia Meledak
-
Rieke Diah Pitaloka Bela Uya Kuya dan Eko Patrio: 'Konyol Sih, tapi Mereka Tulus!'
-
Dari Anak Ajaib Jadi Pesakitan: Ironi Perjalanan Karier Nadiem Makarim Sebelum Terjerat Korupsi
-
Nonaktif Hanya Akal-akalan, Tokoh Pergerakan Solo Desak Ahmad Sahroni hingga Eko Patrio Dipecat
-
Paspor Sehari Jadi: Jurus Sat-set untuk yang Kepepet, tapi Siap-siap Dompet Kaget!
Terkini
-
Nonaktif Hanya Akal-akalan, Tokoh Pergerakan Solo Desak Ahmad Sahroni hingga Eko Patrio Dipecat
-
Meneladani Nabi, Ribuan Driver Gojek Doakan Persatuan Indonesia
-
Andika Perkasa dan RX Rudy Masuk Usulan Calon Ketua DPD PDIP Jateng
-
Politisi PAN Klaim Tak Tahu Ada Tunjangan: Itu Porsi dari Pemerintah Pusat
-
Politisi PAN Klaim Tak Tahu Ada Tunjangan: Itu Porsi dari Pemerintah Pusat