SuaraSurakarta.id - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karanganyar memetakan di Karanganyar terdapat delapan desa yang rawan kekeringan di musim kemarau 2021.
Beberapa desa tersebut antara lain terdapat di Paseban, Jumapolo; Karangbangun, Matesih; Kedawung, Jumapolo; Bakalan, Jumapolo; dan Krendowahono, Gondangrejo.
Dinas Kesehatan (Dinkes) Karanganyar memeringatkan warga yang berada di lokasi rawan kekeringansaat memasuki musim kemarau tahun ini.
Tak hanya itu, masyarakat di kawasan kekeringan juga diminta untuk mewaspadai potensi penyakit diare pada momen tersebut.
Dilansir Solopos.com--jaringan Suara.com, Minggu (23/5/2021), Kasi P2P Dinkes Karanganyar, Sri Winarno, mengatakan di musim kemarau penyakit yang harus diperhatikan oleh masyarakat adalah potensi diare.
Pasalnya, penyakit diare bisa dipicu oleh kurangnya pola hidup bersih sehat (PHBS) yang diakibatkan minimnya air bersih di daerah rawan kekeringan.
“Untuk musim kemarau justru yang perlu diperhatikan adalah potensi diare. Karena kalau di daerah kekeringan kan kemungkinan airnya sedikit, jadi sarana untuk membersihkan alat makan dan lainnya itu minim. Itu yang bisa memicu terjadinya diare yang bisa dialami masyarakat di daerah rawan kekeringan,” kata dia kepada Solopos.com.
Menurut Winarno, satu-satunya cara menghindari diare hanyalah mempertahankan PHBS. Sehingga, warga yang berada di daerah rawan kekeringan di Karanganyar harus bersiap untuk hal tersebut.
“Satu-satunya cara ya harus tetap tertib pada personal sanitasi dan sanitasi lingkungan. Tapi untuk Karanganyar kan wilayahnya secara umum relatif mudah cari air, semoga di kawasan yang rawan kekeringan tidak terjadi pada musim kemarau ini,” imbuh dia.
Baca Juga: Duh! Mau Liburan ke Tawangmangu, Mobil Gadis ini Malah Kesasar dan Nyungsep
Terkait potensi penyakit lainnya, Winarno mengatakan justru di musim kemarau potensi penyakit seperti demam berdarah dengue (DBD), Chikungunya, dan Leptospirosis tidak ada. Sehingga, pihaknya memprediksi akan terjadi penurunan kasus pada tiga jenis penyakit tersebut.
“Untuk penyakit lainnya relatif akan landai. Karena tiga penyakit tersebut justru malah merebak saat musim hujan. Kalau musim kemarau ini potensinya minim. Tahun ini juga dibandingkan tahun sebelumnya secara umum terjadi penurunan jumlah kasus, tapi saya belum bisa memberikan data pastinya,” kata dia.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Tahta Bambang Pacul di Jateng Runtuh Usai 'Sentilan' Pedas Megawati
- Putrinya Bukan Darah Daging Ridwan Kamil, Lisa Mariana: Berarti Anak Tuyul
- 5 Sepatu Onitsuka Tiger Terbaik untuk Jalan Kaki Seharian: Anti Pegal dan Tetap Stylish
- Bukan Dean Zandbergen, Penyerang Keturunan Ini akan Dampingi Miliano Jonathans di Timnas Indonesia?
- Tangis Pecah di TV! Lisa Mariana Mohon Ampun ke Istri RK: Bu Cinta, Maaf, Lisa Juga Seorang Istri...
Pilihan
-
Sri Mulyani Disebut Pihak yang Restui Tunjangan Rumah DPR Rp50 Juta Per Bulan
-
Sri Mulyani Berencana Naikkan Iuran BPJS Kesehatan 4 Bulan Lagi
-
Viral Noel Ebenezer Sebut Prabowo Ancaman Demokrasi dan Kemanusiaan
-
Naturalisasi PSSI Belum Rampung, Miliano Jonathans Dipanggil Timnas Belanda
-
Angka Kemiskinan Turun di Bawah 9%, Menkeu: Pertama Kali dalam Sejarah
Terkini
-
Immanuel Ebenezer Terjaring OTT KPK, Ini Komentar Jokowi
-
Ungkap Kasus Tindak Pidana Kesehatan dan Psikotropika, Polres Sukoharjo Tangkap Pria Wonogiri
-
Heboh Warga Solo Dituduh Buron 14 Tahun, Kuasa Hukum Tak Habis Pikir: Padahal di Penjara
-
Jadi Plt Ketua DPD PDIP Jateng, FX Rudy: Tenang, Saya Tak Lakukan 'Pembantaian'
-
Melawan Peredaran Miras Demi Solo Sehat, Tokoh Muslim Dorong Strategi Pengawasan