SuaraSurakarta.id - Mudik lebaran resmi dilarang oleh pemerintah pusat dan daerah. Hal itu untuk menekan angka penyebaran Covid-19.
Namun demikian, PT Jasamarga Solo Ngawi (JSN) memprediksikan puncak arus mudik Lebaran akan terjadi pada tanggal 2 Mei 2021 sebelum diberlakukannya pelarangan oleh pemerintah pusat.
"Ada regulasi terbaru terkait larangan mudik, H-7 sampai H+3 yaitu tanggal 6-17 Mei di 2021. Jadi kami mulai memprediksi arus balik dimulai dari tanggal 2 Mei, yaitu di hari Minggu ini," kata General Manager Teknik dan Operasi PT JSN Saktia Lesan Dianasari dilansir dari ANTARA, Jumat (30/4/2021).
Bahkan, pihaknya memperkirakan mulai Sabtu (1/5/2021) akan mulai terjadi kenaikan arus lalu lintas. Menurut dia, masyarakat cenderung mulai melakukan mudik sebelum diberlakukannya pelarangan tersebut.
Meski demikian, ia memperkirakan pada puncak arus mudik tersebut jumlah kendaraan masih akan lebih rendah dibandingkan periode yang sama dua tahun lalu, yaitu sebelum terjadi pembatasan aktivitas masyarakat akibat pandemi Covid-19.
"Di tahun 2019 sangat tinggi, bahkan saat Lebaran sampai mencapai 38.000 kendaraan/hari. Mungkin faktornya karena di tahun tersebut baru pertama kali jalan tol Transjawa 'nyambung' dari ruas Jakarta sampai Surabaya," katanya.
Sedangkan untuk puncak arus lalu lintas, dikatakannya, terjadi pada Kamis (13/5/2021) yang diperkirakan akan ada sekitar 22.000 kendaraan melewati ruas tol tersebut serta Jumat (14/5/2021) sebanyak 24.000 kendaraan.
"Kalau sekarang di hari normal rata-rata 12.000-13.000 kendaraan/hari yang melewati. Untuk puncak di bulan April kemarin sampai 20.000 kendaraan karena kan ada 'long weekend'," katanya.
Sementara itu, dikatakannya, untuk penyekatan terkait pelarangan mudik ini khusus di ruas tol Solo-Ngawi ada dua lokasi, yaitu di Gerbang Tol Sragen KM 528 dan Gerbang Tol Ngawi KM 579.
Baca Juga: Boleh Tidaknya Santri Mudik Lebaran, Begini Penjelasan Wali Kota Malang
"Kenapa ada dua penyekatan di sini, karena Solo-Ngawi ini berada di dua wilayah provinsi, yaitu Sragen mewakili Jawa Tengah dan Ngawi mewakili Jawa Timur. Semoga ini tidak berdampak signifikan karena tahun kemarin ada dua penyekatan juga di lokasi yang sama, lalu lintas hanya 2.000/hari, jadi sangat menurun, sepi sekali," katanya.
Terkait hal itu, pihaknya tengah mengusulkan agar penyekatan cukup dilakukan di satu gerbang tol.
"Jadi antara Polda Jawa Tengah dan Jawa Timur bisa menjadi satu, tetapi sepertinya masih dalam kajian dari Polda. Kalau untuk saat ini masih dengan skenario yang sama," katanya
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- Jordi Cruyff Sudah Tinggalkan Indonesia, Tinggal Tandatangan Kontrak dengan Ajax
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
Pilihan
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
Terkini
-
Momen Langka! Hangatnya Sapaan Purboyo ke Hangabehi Usai Salat Jumat di Masjid Agung
-
IMM Dukung Langkah Cepat Menhut Raja Juli Hadapi Banjir Sumatera
-
4 Link Saldo DANA Kaget Spesial Jumat Berkah untuk Warga Solo: Raih Kesempatan Rp129 Ribu!
-
Viral Dugaan Pelecahan Seksual Mahasiswa di Solo, Modus Bermain Game Truth or Dare
-
Terharu! Pemilik Warung Asal Aceh Ini Beri Makan Gratis untuk Sesama Perantau Sumatera di Solo