SuaraSurakarta.id - Pandemi Covid-19 masih mengancam kita semua. Di Sragen jumlah kasus dan angka kematian pasien Covid-19 cukup mengkhawatirkan.
Di Kabupaten Sragen itu, setiap hari dalam beberapa waktu terakhir selalu ada pasien Covid-19 yang meninggal dunia.
Meningkatnya kasus kematian pasien Covid-19 ini diduga disebabkan adanya varian baru dari virus corona yang bermutasi sehingga memiliki tingkat keganasan tertentu.
Namun, peningkatan kasus baru yang fluktuatif di angka 40 orang ke bawah dinilai masih wajar dalam kondisi Sragen sebagai zona kuning.
Dilansir dari Solopos.com, Wakil Bupati (Wabup) Sragen Dedy Endriyatno mengungkapkan hal itu saat ditemui wartawan di Balai Desa Mojorejo, Karangmalang, Sragen, Rabu (28/4/2021).
Dedy menerangkan lewat surat edaran Kementerian Agama dan surat edaran Pemkab Sragen sudah mengimbau untuk mewaspadai Covid-19.
Untuk menekan penambahan kasus dan jumlah kematian pasien Covid-19, Dedy meminta Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) dan camat memastikan Satgas Jogo Tonggo setiap desa benar-benar aktif untuk mengawasi perantau dan pemudik.
Ia mengatakan pengawasan ini dilakukan untuk kepentingan masyarakat supaya pelaksanaan Idulfitri terbebas dari Covid-19.
“Sebenarnya kenaikan kasus baru, 30 orang per hari, 40 orang per hari, 16 orang per hari, itu masih wajar di tengah kelonggaran aktivitas ekonomi. Pemkab tidak mungkin membiarkan masyarakat di rumah terus tanpa ada kegiatan ekonomi produktif. Hal itu sama saja membunuh mereka pelan-pelan,” ujarnya.
Baca Juga: Diagnosa Pneumonia, Pria 63 Tahun di Lingga Meninggal Dunia Karena Corona
Daya Tahan Tubuh
Dedy memastikan sektor ekonomi jalan tetapi perkembangan Covid-19 juga harus bisa ditekan. Ia tak memungkiri bila terjadi penambahan kasus baru yang fluktuatif dan kasus itu tetap harus diminimalkan.
“Nah, banyaknya kasus pasien meninggal dunia ini karena adanya varian baru Covid-19. Hal ini juga terjadi di luar Sragen. Virusnya semakin bertambah ganas dan mengkhawatirkan,” ujar Dedy.
Dedy menambahkan tingkat keganasan Covid-19 yang bisa meningkatkan kasus kematian termasuk di Sragen itu tergantung pada daya tahan tubuh penderita. Ada yang asimtomatik tetapi ada yang simtomatik sampai meninggal dunia.
"Kasus meninggalnya empat guru di Gondang itu harus menjadi bahan evaluasi secara menyeluruh. Terutama guru-guru dari luar Sragen itu diperketat protokol kesehatannya sebagai upaya penyekatan," jelasnya.
Kabid Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sragen, dr. Sri Subekti, menerangkan kasus kematian pasien Covid-19 bertambah dua orang pada per Rabu sore.
Berita Terkait
Terpopuler
- Usai Jokowi, Kini Dokter Tifa Ungkit Ijazah SMA Gibran: Cuma Punya Surat Setara SMK?
- 8 Promo Kuliner Spesial HUT RI Sepanjang Agustus 2025
- Jay Idzes Pakai Jam Tangan Rolex dari Prabowo saat Teken Kontrak Sassuolo
- Kumpulan Promo Jelang 17 Agustus 2025 Rayakan HUT RI
- Gibran Cuma Lirik AHY Tanpa Salaman, Sinyal Keretakan di Kabinet? Rocky Gerung: Peran Wapres Diambil
Pilihan
-
Bupati Pati Bisa Susul Nasib Tragis Aceng Fikri? Sejarah Buktikan DPRD Pernah Menang
-
4 Rekomendasi Tablet Murah untuk Main Game Terbaru Agustus 2025
-
Api Perlawanan Samin Surosentiko Menyala Lagi di Pati, Mengulang Sejarah Penindasan Rakyat
-
4 Rekomendasi HP Murah Chipset Snapdragon Gahar, Harga mulai Rp 2 Jutaan Terbaru Agustus 2025
-
Grup Emiten Boy Thohir Disebut Dapat Diskon Tak Wajar atas Pembelian Solar di Pertamina
Terkini
-
Rekomendasi 5 Produk Hirostar Store Indonesia untuk Pecinta Padel
-
STT Warga Surakarta Gelar Sertifikasi Ahli K3 Umum, Cetak Tenaga Kerja Kompeten BNSP
-
Tiga Eks Kader PDIP Pilih Gabung PSI, FX Rudy Beri Sindiran Menohok
-
Ratusan Siswa dan Guru di Sragen Diduga Keracunan Usai Santap Menu Program MBG
-
Dua Pimpinan MPR RI Temui Jokowi di Solo, Bahas Apa?