Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Selasa, 20 April 2021 | 14:03 WIB
Ilustrasi kasus Covid-19 melonjak. (Elements Envato)

Mobilitas lain yang ditengarai menjadi penyebab kenaikan jumlah kasus adalah kegiatan buka bersama maupun kerumunan lain. Ia meminta masyarakat tak mengabaikan protokol kesehatan dan merasa bertanggung jawab untuk mencegah terus bertambahnya jumlah kasus positif Covid-19 di Kota Solo.

“Pelonggaran memang bisa bikin kasus naik. Tapi, intinya Covid-19 kita kendalikan, ekonomi harus kita jalankan, tapi jalan bareng-bareng. Tetap protokol kesehatan. Kalau kasus naik, ekonomi turun lagi, tentu juga tidak bagus,” jelasnya.

Libur Panjang Paskah

Ketua Pelaksana Satgas Penanganan Covid-19 Solo, Ahyani, mengatakan lonjakan kasus positif terjadi hanya selang beberapa hari setelah libur panjang akhir pekan Paskah lalu.

Baca Juga: PSSI Gelar HUT ke-91 di Balai Persis Solo, Ini Penjelasan Iwan Bule

“Katakanlah yang positif lebih banyak dari yang negatif, jadi angka penambahan trennya naik meski tidak besar, tapi ya itu kan kecenderungan yang harus diantisipasi, supaya tidak tambah lagi dan tetap berupaya pengurangannya,” katanya.

Tambahan kasus baru itu, menurut Ahyani, mayoritas dari klaster keluarga kemudian berkontak dengan komunitas yang lain. Ia menyebut kenaikan jumlah kasus positif Covid-19 Solo terjadi dalam sepekan ini.

“Saya rasa ini bukan dampak Ramadan, karena kalau dihitung dari penularan, ada masa inkubasi sepekan, dua pekan baru muncul. Kami akan siapkan ruang isolasi khususnya yang dari luar kota. Bisa isolasi di Solo Techno Park [STP]. Teknis penjemputan Jaga Tangga akan melaporkan selain mendata yang positif juga memonitor mobilisasi penduduk,” tandasnya.

Load More