SuaraSurakarta.id - Pengolahan sampah masih menjadi masalah di negeri ini. Sejumlah inovasi pun dilakukan untuk mengurangi limbah tersebut.
Sejumlah dosen dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menciptakan alat inovatif. Yaitu berupa penghancur limbah domestik menyusul banyaknya produksi sampah di Indonesia.
"Produk inovatif ini berupa alat pirolisis limbah," kata salah satu dosen yang tergabung dalam tim peneliti "Analytical Chemistry Research Group" Pranoto di Solo, Senin (5/4/2021).
Ia mengatakan tujuan dari dibuatnya alat inovatif tersebut dilatarbelakangi oleh fakta banyaknya produksi sampah di Indonesia yang mencapai puluhan juta ton per tahun. Apalagi, dikatakannya, limbah medis untuk penanganan Covid-19 juga makin menambah produksi sampah tersebut.
Baca Juga: Tragis! Petugas Kebersihan Tewas Usai Tabrak Truk Sampah di Bekasi
"Alat ini dapat digunakan untuk melakukan pembakaran limbah atau sampah secara sempurna yang disebut dengan pirolisis, yakni pembakaran tanpa efek samping dan tanpa luaran gas padat maupun cair," kata Guru Besar Bidang Kimia Lingkungan Air ini.
Ia mengatakan sampah yang dapat dibakar dengan alat tersebut berupa zat organik, di antaranya sampah daun, batang, kayu, dan bonggol jagung. Sedangkan untuk sampah anorganik di antaranya limbah domestik dan medis seperti plastik, alat pelindung diri, masker, botol infus, dan limbah infeksius lainnya.
"Zat organik dan anorganik bisa dihancurkan di situ. Segala hal yang berbau medis bisa dibakar di situ jadi tidak mencemari lingkungan. Hanya karena sekarang penanganan COVID-19, saya konsentrasi pada limbah-limbah medis," katanya.
Sementara itu, tidak berhenti pada penanganan sampah, dikatakannya, pembakaran dengan alat tersebut juga mampu menghasilkan hal bermanfaat lainnya, yaitu limbah yang dibakar dapat diolah menjadi bahan bakar, seperti arang atau briket dan minyak. Selain itu, dikatakannya, hasil pembakaran tersebut juga dapat diolah menjadi aspal.
"Pembakaran 10 kg sampah dapat menghasilkan 4 liter minyak, terutama dari sampah anorganik, namun minyak tersebut masih berupa bahan bakar biasa, belum menjadi bahan bakar minyak seperti premium," katanya.
Baca Juga: Aksi Bersih-bersih Sampah Plastik di Hutan Mangrove
Meski demikian, dikatakannya, paling tidak minyak tersebut dapat digunakan sebagai bahan bakar untuk kompor manual.
Berita Terkait
-
Zonasi Sampah Regional, Terobosan Ahmad Luthfi Atasi Keterbatasan TPA di Jawa Tengah
-
DKI Jakarta Operasikan Truk Listrik MAB untuk Angkut Sampah
-
Azealia Banks Sebut Indonesia 'Tempat Sampah Dunia': Hinaan atau Keprihatinan?
-
Mengapa Azealia Banks Sebut Indonesia sebagai Tempat Sampah?
-
Profil dan Kekayaan Azealia Banks, Penyanyi AS Kritik Indonesia Tempat Sampah Dunia
Terpopuler
- Jerman Grup Neraka, Indonesia Gabung Kolombia, Ini Hasil Drawing Piala Dunia U-17 2025 Versi....
- Kiper Belanda Soroti Ragnar Oratmangoen Cs Pilih Timnas Indonesia: Lucu Sekali Mereka
- Innalillahi Selamat Tinggal Selamanya Djadjang Nurdjaman Sampaikan Kabar Duka dari Persib
- Jabat Tangan Erick Thohir dengan Bos Baru Shin Tae-yong, Ada Apa?
- 8 HP Samsung Siap Kantongi One UI 7 Berbasis Android 15, Langsung Update Bulan Ini!
Pilihan
-
Semua Maskapai China Stop Beli Pesawat Boeing Imbas Perang Dagang dengan AS
-
Dear Pak Prabowo! Orang RI Kini Cemas, Mau Belanja Kudu Mikir 1.000 Kali
-
Weton Rabu Pon Menurut Primbon Jawa: Karakter, Pantangan, dan Tips Menghindari Kesialan
-
Kiper Berdarah Belanda Klarifikasi Soal Patrick Kluivert: Fokus Pekerjaan Sendiri
-
Harga Emas Antam Hari Ini Melesat Hampir Tembus Rp2 Juta/Gram
Terkini
-
Massa Dikabarkan Geruduk Rumah Jokowi Soal Ijazah Palsu, Hercules: Itu Asli, Jangan Cari Masalah!
-
Kasus Keracunan Massal di Gantiwarno, Bupati Klaten Tetapkan KLB
-
Klaten Geger! 110 Warga Alami Keracunan Massal, Satu Orang Meninggal Dunia
-
Dua Wanita Diamankan Tim Sparta, Diduga Lakukan Penipuan Bermodus Seminar E-Commerce
-
Forkompimda Jatim Sowan Jokowi di Solo, Khofifah Ungkap Hasil Pertemuan