Scroll untuk membaca artikel
Siswanto
Kamis, 01 April 2021 | 12:32 WIB
Ketua RT Kasdi [suara.com/Bagaskara Isdiansyah]

SuaraSurakarta.id - M. Ali yang merupakan ayah dari Zakiah Aini, terduga teroris penyerang Mabes Polri, enggan memberikan komentar kepada awak media yang menunggu di depan rumah yang berada di Kelapa Dua Wetan, Ciracas, Jakarta Timur, Kamis (1/4/2021).

Pantauan Antara di lokasi, pria paruh baya itu sempat keluar rumah untuk menerima kedatangan kerabatnya yang datang bertamu.

Namun dia enggan memberikan komentar saat awak media hendak meminta keterangan perwakilan keluarga.

"Innalillahi wa innailaihi rojiun," kata Ali menjawab singkat pertanyaan media.

Baca Juga: Pengamat: Senjata Airgun Zakiah Aini Dijual di Internet Seharga Rp 2-3 Juta

Kondisi di rumah keluarga terduga teroris terpantau masih sepi. Tidak terlihat aktivitas dari penghuni rumah, bahkan pintu rumah dan jendela juga tertutup rapat.

Sementara itu, Kasdi yang merupakan ketua RT di lingkungan tempat ZA tinggal, mengaku terkejut dengan peristiwa penyerangan terhadap Mabes Polri.

Kasdi mengatakan bahwa selama ini sosok ZA memang dikenal tertutup dan jarang bergaul dengan warga sekitar.

Hal itu berbeda jauh dibandingkan kedua orang tuanya yang aktif dalam kegiatan masyarakat.

"Ya makanya saya enggak tahu kalau dia ikut kegiatan seperti itu," ujar Kasdi.

Baca Juga: Bandingkan Surat Wasiat MLA dan ZA, Roy Suryo: Gaya Bahasanya Mirip

Dalam konferensi pers semalam, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menjelaskan orang yang menerobos Mabes Polri seorang wanita berinisial ZA.

“Bernama ZA (25), alamat di Jalan Lapangan Tembak, Kelapa Dua Wetan, Jakarta Timur. Berdasarkan face recognition, sesuai,” kata Listyo di Mabes Polri.

Listyo menjelaskan, wanita tersebut masuk melalui pintu belakang Mabes Polri melewati pos penjagaan. Kepada petugas, wanita tersebut menanyakan kantor pos yang berada di Mabes Polri.

“Oleh anggota ditunjukkan. Namun kemudian yang bersangkutan kembali melakukan penyerangan yang ada di pos jaga,” kata Listyo dalam laporan Antara.

Menurut polisi, ZA merupakan lone wolf yang memiliki ideologi ISIS. Hal ini ditunjukkan dari hasil profiling di media sosialnya didapati tulisan-tulisan yang terkait dengan perjuangan jihad.

Bahkan, sebelum melancarkan aksi penyerangan, ZA memposting di akun Instagram bendera ISIS.

“Yang bersangkutan ini adalah tersangka pelaku lone wolf yang berideologi ISIS. Yang dibuktikan postingan yang bersangkutan di media soaial, yang bersangkutan memiliki akun IG yang baru dibuat 21 jam yang lalu. Dimana di dalamnya ada bendera ISIS,” kata Listyo.

ZA merupakan mahasiswa salah satu universitas swasta, namun drop out pada semester lima perkuliahan.

Ketika melakukan penggeledahan di rumah ZA, anggota Densus 88 Antiteror menemukan sepucuk surat wasiat ZA yang ditujukan kepada orang tuanya.

“Ditemukan di rumahnya surat wasiat, dan ada kata-kata di WAG keluarga, kalau yang bersangkutan akan pamit,” kata dia.

Atas kejadian ini, Listyo meminta agar jajarannya tetap memberikan pelayanan maksimal terhadap masyarakat, namun meningkatkan pengamanan di seluruh tingkatan.

“Tingkatkan keamanan di markas komando maupun yg bertugas di lapangan,” kata Listyo.

Load More