SuaraSurakarta.id - Sudah bukan hal baru jika sebuah perkantoran menerapkan sistem pembagian waktu kerja atau shift. Biasanya, shift dibagi dalam tiga sesi yakni pagi, siang atau sore, serta malam.
Namun dalam sebuah studi baru yang dipimpin oleh tim peneliti dari Washington State University telah menjelaskan penyebab pekerja shift malam berisiko tinggi menderita kanker.
Berbeda dengan orang-orang yang bekerja di siang hari, temuan ini menunjukkan bahwa bekerja shift malam mengganggu ritme 24 jam alami dalam aktivitas gen terkait kanker tertentu.
Sehingga pekerja shift malam lebih rentan terhadap kerusakan DNA, sekaligus menyebabkan mekanisme perbaikan DNA tubuh tidak tepat waktu untuk menangani kerusakan tersebut.
Baca Juga: Waspada Jika Sering Alami GERD, 3 Jenis Kanker Ini Bisa Menghantui
Berdasarkan Journal of Pineal Research, penelitian ini menggunakan eksperimen laboratorium yang melibatkan para sukarelawan untuk bekerja shift malam dan siang.
Meskipun penelitian lebih lanjut masih diperlukan, tapi penemuan ini bisa berguna membantu mencegah dan mengobati kanker pada pekerja shift malam suatu hari nanti.
"Ada banyak bukti bahwa kanker lebih umum terjadi pada pekerja shift malam, yang membuat Badan Penelitian Kanker Internasional dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengklasifikasikan ritme pekerjaan malam sebagai karsinogenik," kata Shobhan Gaddameedhi, seorang profesor dari Departemen Ilmu Biologi serta Pusat Kesehatan Manusia dan Lingkungan North Carolina State University dikutip dari Times of India.
WSU Sleep and Performance Research Center dan Pacific Northwest National Laboratory (PNNL) Departemen Energi AS, Gaddameedhi dan ilmuwan WSU lainnya bekerja dengan pakar bioinformatika di PNNL untuk mempelajari potensi keterlibatan jam biologis tubuh.
Mereka mempelajari mekanisme bawaan yang membuat kita tetap dalam siklus siang dan malam selama 24 jam. Meskipun ada jam biologis sentral di otak, hampir setiap sel di dalam tubuh juga memiliki jam bawaannya sendiri.
Baca Juga: Bisa Cegah Penyakit Serius, 7 Jenis Makanan Ini Kaya Flavonoid!
Jam biologis ini melibatkan gen yang dikenal sebagai gen jam, yang tingkat aktivitasnya bervariasi dengan waktu siang atau malam.
Para peneliti memiliki hipotesis bahwa aktivitas gen yang terkait dengan kanker mungkin juga berirama. Sedangkan, bekerja malam hari bisa mengganggu ritme gen tersebut.
Mereka juga telah melakukan eksperimen simulasi kerja shift yang melibatkan 14 peserta selama 7 hari di dalam laboratorium tidur di WSU Health Sciences Spokane.
Setengah peserta mencoba bekerja shift malam selama 3 hari dan sisannya bekerja pada siang hari selama 3 hari. Setelah menyelesaikannya, semua peserta diamati secara rutin dan kontan untuk mempelajari ritme biologis yang dihasilkan secara internal dan tidak tergantung pada pengaruh eksternal.
Para peserta juga diminta tetap terjaga selama 24 jam dalam posisi setengah bersandar di bawah paparan cahaya dan suhu ruangan yang kostan. Mereka juga diberi makanan ringan yang sama setiap jam dan peneliti mengambil sampel darah mereka setiap 3 jam.
Hasil analisis sel darah putih yang diambil dari sampel darah menunjukkan bahwa banyak ritme gen terkait kanker berbeda ketika seseorang bekerja shift malam dibandingkan shift siang.
Khususnya, gen yang terkait dengan perbaikan DNA menunjukkan ritme berbeda ketika bekerja shift siang dan akan kehilangan ritmenya ketika bekerja shift malam.
Kemudian, para peneliti melihat konsekuensi dari perubahan ritme gen terkait kanker. Mereka menemukan bahwa sel darah putih yang diisolasi dari darah peserta shift malam menunjukkan lebih banyak bukti kerusakan DNA, dibandingkan dengan partisipan yang bekerja shift siang.
Setelah memaparkan sel darah putih yang terisolasi ke radiasi pengion pada dua waktu berbeda dalam sehari, para peneliti menemukan sel yang dipancarkan di malam hari menunjukkan adanya peningkat kerusakan DNA.
Artinya, sel darah putih dari peserta shift malam lebih rentan terhadap kerusakan eksternal akibat radiasi, yang menjadi salah satu faktor risiko kanker.
"Secara keseluruhan, temuan ini menunjukkan bahwa jadwal shift malam membuang waktu ritme gen terkait kanker dengan cara mengurangi keefektifan proses perbaikan DNA tubuh saat paling dibutuhkan," kata Jason McDermott, seorang ilmuwan komputasi dari Divisi Ilmu Biologi Laboratorium Nasional Pacific Northwest.
Berita Terkait
-
Gejala Kanker Ginjal Yang Patut Diwaspadai, Jangan Sampai Terlambat Dan Parah
-
Bahaya Kanker Ginjal Seperti yang Diidap Vidi Aldiano, Jangan Disepelekan
-
Vidi Aldiano Sakit Apa? Begini Kondisinya yang Berjuang Melawan Peyakit Ganas Stadium 3
-
Perusahaan Biofarmasi RI dan Korsel Tandatangani Kesepakatan Strategis untuk Obat Kanker
-
Mengatasi Kanker Rektum Tanpa Kehilangan Fungsi Anus melalui Operasi Intersphincteric Resection
Terpopuler
- Harta Kekayaan Roy Suryo yang Dituduh sebagai Pemilik Akun Fufufafa
- TikToker Intan Srinita Minta Maaf Usai Sebut Roy Suryo Pemilik Fufufafa, Netizen: Tetap Proses Hukum!
- Beda Respons Ariel NOAH dan Raffi Ahmad Kunjungi Patung Yesus Sibea-bea
- Reaksi Tajam Lex Wu usai Ivan Sugianto Nangis Minta Maaf Gegara Paksa Siswa SMA Menggonggong
- Innalillahi, Elkan Baggott Bawa Kabar Buruk Lagi H-1 Timnas Indonesia vs Jepang
Pilihan
-
Kenapa Erick Thohir Tunjuk Bos Lion Air jadi Dirut Garuda Indonesia?
-
Sah! BYD Kini Jadi Mobil Listrik Paling Laku di Indonesia, Kalahkan Wuling
-
Penyerangan Brutal di Muara Komam: Dua Korban Dibacok, Satu Tewas di Tempat
-
Kata Irfan Setiaputra Usai Dicopot Erick Thohir dari Dirut Garuda Indonesia
-
5 Rekomendasi HP Rp 6 Jutaan Spek Gahar, Terbaik November 2024
Terkini
-
Selamatkan PT Sritex Sukoharjo, Komisi VII DPR RI Sepakat Bakal Revisi UU Kepailitan
-
Bahan Baku PT Sritex Menipis, Jumlah Karyawan yang Dirumahkan Bakal Bertambah
-
Kesetiaan Cinta Ahmad Luthfi dan Pesan Amanah dari Mendiang Sang Istri
-
Tas Mewah Kaesang Pangarep Dipertanyakan, LP3HI dan MAKI Gugat Bea Cukai Solo
-
Rokok Polos Ancam Ribuan Pekerja! Petani, Buruh dan Akademisi Bersuara