Scroll untuk membaca artikel
Budi Arista Romadhoni
Jum'at, 12 Maret 2021 | 18:25 WIB
Spanduk dengan tulisan bernada sindiran ini dipasang ditengah-tengah jalan yang ambles di Jalan Jawit, Desa Trangsan, Kecamatan Gatak, Kabupaten Sukoharjo. [Suara.com/Ari Welianto]

SuaraSurakarta.id - Spanduk bernada sindiran dipasang di tengah jalan Desa Trangsan, Kecamatan Gatak, Kabupaten Sukoharjo. Sindiran itu sebagai bentuk kritik karena jalan rusak di desa tersebut tak kunjung diperbaiki oleh pemerintah setempat. 

Selain itu, spanduk bernada sindiran itu juga sebagai peringatan kepada warga yang melintas, agar tidak terperosok di jalan rusak tersebut.  

Pemasangan spanduk bernada sindiran itu  tergolong unik. Hal itu sebagai salah satu cara  untuk menyindir pemerintah agar memperbaiki jalan rusak tersebut.   

Mereka membuat spanduk dengan berbagai tulisan yang unik dan menarik, tulisannya itu seperti, "LUBANG DI JALAN TAK SENIKMAT LUBANG BERJALAN TRANGSAN KEC. GATAK" dan "ATI-ATI LURR. MENDING KEJEGLONG NENG ATI'NE MANTAN DARIPADA KEJEGLONG NING NDALAN..!!! NGERI!!!".

Baca Juga: Deretan Masalah Ini Masuk di LKPJ Anggaran Tahun 2020

Jalan yang rusak tersebut berada di tengah jalan Jawit yang berada di sebelah utara Balai Desa Trangsan, Kecamatan Gatak, Kabupaten Sukoharjo. Kondisi jalan sendiri berlubang yang berukuran sekitar setengah meter.

Pemasangan spanduk bukan tanpa alasan dan sebagai penanda jika ada jalan yang rusak. Sehingga pengguna jalan yang melintas harus berhati-hati. 

"Spanduk yang warga sekitar pada, Rabu (10/3/2021) kemarin. Ini untuk tanda kalau ada lubang besar di tengah jalan," ujar Tina warga Trangsan, Sukoharjo, Jumat (12/3/2021). 

Menurutnya, jalan yang rusak ini berada di tepat diatas saluran irigasi. Awalnya hanya hanya lubang kecil, tapi lama-lama menjadi besar dan sangat membahayakan. Sudah sempat ditambal dengan alat sederhana tapi tidak bertahan lama dan ambles lagi. 

"Sudah lama sekitar dua bulan amblesnya. Awalnya kecil lubangnya tapi lama-lama menjadi besar, mulai parah itu satu minggu ini," sambungnya.

Baca Juga: Antre Mau Divaksin Covid-19, Lansia di Sukoharjo Meninggal Dunia

Amblasnya di jalan penghubung wilayah Kecamatan Gatak dan Kecamatan Gatak disebabkan banyak truk-truk besar yang melintas. Karena di sana merupakan salah satu desa wisata Rotan Trangsan, jadi truk-truk besar yang melintas itu mengirim bahan rotan dan membawa hasil kerajinananya. 

"Sebelum dipasangi spanduk, warga memasang plang yang diberi karung untuk tanda. Lalu diberi tumpukan ban di jalan yang berlubang itu," kata dia. 

Jalan rusak ini sudah dilaporkan ke pemerintah desa (pemdes) hingga pemerintah daerah (pemda). Namun, laporan warga hingga saat belum ada respon dari pihak terkait.

"Warga juga sudah melaporkan langsung Bupati melalui Sapa Bu Etik (Bupati Sukoharjo, Etik Suryani)di nomor yang tertera. Ini kalau malam bahaya," jelasnya.

Salah seorang relawan dari  Paguyupan Warga Ageng Kartasura (Pawartos), Deni Kristianto mengatakan ikut membantu warga dalam pemasangan spanduk dan mengatur lalu lintas di sini.

"Sebelum lampu jalan mati, kami carikan bolamnya. Kami juga cari lampu kecil-kecil untuk dipasang dispanduknya agar terlihat saat malam," paparnya.

Dampak jalan ambles ini sempat ada beberapa kecelakaan terjadi dalam satu hari. Pertama, pertama terjadi pada siang hari yang melibatkan sebuah mobil. Kemudian sore hartinya terjadi kecelakaan lagi yang melibatkan sebuah mobil lagi, selanjutnya pada malam hari, ada motor yang terperosok di lubang ini.

Kontributor: Ari Welianto

Load More