SuaraSurakarta.id - Pengadilan Belarusia menjatuhkan hukuman penjara selama dua tahun kepada dua jurnalis atas dakwaan mendalangi aksi protes terhadap Presiden Alexander Lukashenko.
Kedua jurnalis bernama Katsiaryna Andreyeva (27) dan Darya Chultsova (23). Mereka ditangkap pada November 2020 di sebuah apartemen yang mereka gunakan sebagai titik strategis untuk meliput demonstrasi, tentang kematian seorang peserta aksi beberapa hari sebelumnya.
Kedua jurnalis yang bekerja untuk Belsat --kanal televisi satelit berbasis di Warsawa Polandia-- mengatakan mereka tidak bersalah.
Mereka terlihat dalam sidang pada Kamis (18/2/2021), bersama-sama menunjukkan simbol jari V --sebagai simbol kemenangan (victory). Pengacara mereka menyebut akan mengajukan banding.
Baca Juga: Jurnalis Kena Sentil Gubernur Kaltim; Tak Bisa Tinggalkan Budaya Berkerumun
Menteri Informasi Belarusia Igor Lutsky ketika ditanya mengenai putusan pengadilan mengatakan pengadilan tidak akan memutuskan sesuatu kecuali telah sesuai peradilan.
Lebih dari 33.000 orang telah ditahan terkait dengan aksi protes massa terhadap Presiden Lukashenko, menyusul pemilihan umum pada Agustus tahun lalu yang disebut oleh oposisi sebagai kecurangan. Lukashenko telah menjabat sejak 1994.
Menanggapi situasi tersebut, Amerika Serikat (AS), pada hari yang sama, mengumumkan pembatasan visa bagi 43 orang Belarusia, termasuk pejabat penegak hukum yang dituding menangkapi pada peserta aksi protes damai dan juga para hakim serta jaksa yang diduga terlibat dalam memutuskan hukuman bagi pendemo dan jurnalis.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan bahwa AS terganggu dengan penyikapan disertai kekerasan yang dilakukan oleh pemerintahan Lukashenko terhadap para peserta aksi protes, aktivis, dan jurnalis.
"Kami bersama dengan rakyat Belarusia yang berani, serta mendukung hak mereka dan pemilu yang adil," kata Blinken dalam sebuah pernyataan.
Baca Juga: Gegara Liput Aksi Demo, Dua Jurnalis di Belarus Terancam 3 Tahun Bui
Tokoh oposisi Belarusia yang berada di pengasingan, Sviatlana Tsikhanuskaya, memuji semangat kedua jurnalis dengan menuliskannya dalam sebuah cuitan di Twitter.
"Lihatlah Darya dan Katsiaryna: kuat, tersenyum, dan mengucapkan perpisahan kepada orang yang mereka cintai dari dalam jeruji. Lukashenko tidak dapat menghancurkan kita," kata Tsikhanouskaya.
Sementara itu, Lithuania, negara tetangga Belarusia yang juga tempat Tsikhanouskaya berlindung, mendesak agar Pemerintah Belarusia mengakhiri "represi terus-menerus". Dan Polandia menyebutnya akan memunculkan "konsekuensi yang amat serius."
Sedangkan juru bicara urusan luar negeri Uni Eropa, Peter Stano, mengutuk "perlakukan memalukan terhadap media" tersebut. [Reuters/Antara]
Terpopuler
- Ragnar Oratmangoen Akui Lebih Nyaman di Belanda Ketimbang Indonesia: Saya Tidak Menonjol saat...
- Meutya Hafid Copot Prabu Revolusi, Tunjuk Molly Prabawaty Jadi Plt Dirjen Kementerian Komdigi
- Ragnar Oratmangoen ke Media Belanda: Mimpi ke Piala Dunia itu...
- Segini Kekayaan Prabu Revolusi: Dicopot Meutya Hafid dari Komdigi, Ternyata Komisaris Kilang Pertamina
- dr. Oky Pratama Dituding Berkhianat, Nikita Mirzani: Lepasin Aja...
Pilihan
-
Apa Itu Swiss Stage di M6 Mobile Legends? Begini Sistem dan Eliminasinya
-
Bagaimana Jika Bumi Tidak Memiliki Atmosfer?
-
Dirut Baru Garuda Langsung Manut Prabowo! Harga Tiket Pesawat Resmi Turun
-
Pandji Pragiwaksono Sindir Sembako 'Bantuan Wapres Gibran' Pencitraan: Malah Branding Sendirian
-
Bansos Beras Berlanjut Hingga 2025, Siapa Saja yang Dapat?
Terkini
-
Dayon Griffin: Kesan Pertama Begitu Menggoda di Kesatria Bengawan Solo
-
Kalah Telak Versi Quick Count, PDIP Solo Pilih Tunggu Hasil Resmi KPU
-
Bantah Pengerahan Aparat di Pilkada, Relawan Bolone Mase: Yang Kalah Cenderung Menyalahkan
-
Menang Pilkada, LDII Solo Titip Pesan Ini untuk Respati Ardi-Astrid Widayani
-
Kalah di Pilkada Solo versi Quick Count, Ini Ucapan Menyentuh Teguh Prakosa