Scroll untuk membaca artikel
Risna Halidi | Lilis Varwati
Selasa, 16 Februari 2021 | 15:05 WIB
Ilustrasi kanker. [Shutterstock]

SuaraSurakarta.id - Meski termasuk penyakit yang banyak sebabkan kematian di dunia, bukan berarti kanker tidak bisa disembuhkan.

Selain merencanakan pengobatan, hal pertama yang dibutuhkan seseorang yang baru didiagnosa menderita kanker sebenarnya adalah dukungan dari keluarga dan tim medis.

"Penting sekali kita memberikan dukungan kepada pasien, baik dokter, perawat, tunjukkan empati. Kemudian di saat-saat ini memang penting keluarga pasien untuk mendampingi," kata Manajer Keperawatan RSUI DR. Debie Dahlia. S. Kp. MHSM dalam webinar, Selasa (16/2/2021).

Alih-alih melakukan pengobatan secara medis, menurut Debie, masih ada kecenderungan masyarakat Indonesia yang justru lebih dulu mencari perawaran alternatif.

Baca Juga: Kak Seto Kanker Prostat, Ini 4 Kanker yang Paling Banyak Menyerang Lelaki

Hal itu malah berpotensi membuat pasien serta keluarga tidak bisa mendapat informasi yang tepat dari tenaga kesehatan.

"Banyak kasus di awal-awal sebetulnya masih dalam stadium yang awal diketahui, tetapi karena denial (mengabaikan fakta) begitu dengarkan (diagnosa kanker), karena sudah langsung panik kemudian malah mencari alternatif," kata Debie.

Karena itu pentingnya peran tenaga kesehatan untuk memberikan informasi secara jelas kepada pasien dan keluarganya agar memahami kanker yang dialami.

Debie mengingatkan bahwa mencari pertolongan yang tidak tepat atau pengobatan alternatif untuk pasien kanker sebenarnya sangat tidak disarankan.

Setelah didiagnosa sakit kanker, seseorang harus segera ditentukan pengibatan yang akan dijalaninya. Apakah operasi, kemoterapi, atau radiasi.

Baca Juga: Tes Pap Smear Sebelum atau Setelah Menikah? Ini Jawaban Dokter Kandungan

Penundaan dalam pengobatan itu, lanjut Debie, bisa memperlambat tercapainya remisi atau mematikan sel kanker dalam tubuh.

"Memang kita tidak bisa mengatakan 100 persen sembuh. Hanya bisa menyatakan bahwa tidak ada lagi sel kanker yang dideteksi oleh dalam tubuhnya. Dan kemungkinan relaps karena penundaan pengobatan, maka kemungkinan relaps juga kembali tinggi," ucapnya. 

Load More