Scroll untuk membaca artikel
Abdul Aziz Mahrizal Ramadan
Sabtu, 16 Januari 2021 | 16:46 WIB
Ilustrasi tikus. (Shutterstock)

SuaraSurakarta.id - Lahan pertanian atau sawah di Kecamatan Bendosari dan Polokarto, Kabupaten Sukoharjo rusak. Penyebabnya adalah merebaknya hama tikus, saat musim penghujan.

Populasi tikus diyakini lebih cepat berkembang biak saat kondisi tanah lembap. Hewan pengerat ini menyerang sawah warga, pada malam hari.

Kepala Desa Mulur, Kecamatan Bendosari, Sugeng Riyadi, mengatakan jumlah tikus bisa mencapai ratusan ekor. Kawanan tikus itu langsung merusak tanaman sawah milik warga, khususnya batang tanaman padi.

"Lahan pertanian di Desa Mulur seluas 172 hektare. Sementara lahan pertanian yang diserang hama tikus sekitar 100 hektare. Jadi separuh lebih area persawahan rusak diserang tikus," kata dia, seperti dikutip dari Solopos.com--media jejaring Suara.com, Sabtu (16/1/2021).

Baca Juga: 8 Santriwati di Colomadu Karanganyar Terkonfirmasi Positif Covid-19

Akibatnya, sawah padi yang dirusak tikus tidak bisa dipanen. Hama tikus tersebut memaksa petani harus menanam ulang tanaman padinya.

"Para petani harus mengeluarkan uang lagi untuk membeli benih padi dan pupuk. Padahal, mereka belum memanen," ujar Sugeng.

Sementara itu, seorang petani asal Desa Wonorejo, Kecamatan Polokarto, Warsito, mengatakan, hama tikus melancarkan aksinya secara berkelompok. Sekali serangan, para tikus itu mampu merusak lebih dari lima hektare sawah dalam semalam.

Guna membasmi hama tikus, para petani melakukan beragam cara. Dicontohkannya memberi umpan makanan yang telah diberi racun atau melakukan geropyokan. Namun, usaha tersebut seperti tak cukup efektif lantaran cepatnya tikus berkembangbiak.

"Induk tikus jika beranak bisa mencapai belasan ekor. Kami kesulitan membasmi tikus karena jumlahnya terlalu banyak," ujar dia.

Baca Juga: 27 Orang terkonfirmasi Positif dari Klaster Pesta Pernikahan di Karanganyar

Load More