SuaraSurakarta.id - Askara Parasady Harsono diciduk polisi karena kasus penyalahgunaan narkoba pada Kamis (7/1/2021).
Hasil tes urine menunjukkan suami penyanyi Nindy Ayunda itu positif mengandung amfetamin dan metamfetamin.
"Yang bersangkutan positif amfetamin dan metamfetamin," kata Kombes Pol Ady Wibobo saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Senin (11/1/2021).
Narkoba amfetamin dan metamfetamin yang dikonsumsi suami Nindy Ayunda ini memang cukup banyak disalahgunakan. Padahal penyalahgunaan narkoba jenis ini bisa berdampak jangka panjang pada tubuh.
Baca Juga: Studi: Perempuan Lebih Berisiko Meninggal akibat Strain Baru Virus Corona
Amfetamin
Amfetamin merupakan obat stimulan sistem saraf pusat (SSP), yang cara kerjanya mengaktifkan reseptor di otak dan meningkatkan aktivitas sejumlah neurotransmiter, terutama norepinefrin dan dopamin. Dopamin ini dikaitkan dengan kesenangan, gerakan, dan perhatian.
Amfetamin biasanya digunakan untuk mengobati kondisi medis seperti gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas (ADHD). Dahulu, obat ini juga digunakan untuk mengatasi narkolepsi dan membantu menurunkan berat badan.
Jika dikonsumsi tanpa resep dokter, amfetamin bisa membuat ketagihan dan penyalahgunaan. Efek jika digunakan tanpa arahan profesional medis pun sangat berisiko, terutama bila dikombinasikan dengan alkohol atau obat lain.
Efek samping negatif jangka pendek amfetamin dilansir dari Drug Abuse, meliputi mulut kering, sakit kepala, gangguan kognitif, kecemasan arah, kurang nafsu makan, hipertensi, detak jantung tidak teratur, pusing hingga disfungsi efeksi.
Baca Juga: Kurang Tidur Bisa Tingkatkan Infeksi Virus Corona, Begini Mengatasinya!
Sedangkan, efek jangka panjangnya meliputi paranoia, halusinasi, kejang, masalah pernapasan, kehilangan koordinasi, perilaku kekerasan, perilaku obsesif hingga mengidam obat.
Metamfetamin
Metamfetamin atau crystal meth juga dikenal sebagai sabu yang merupakan jenis narkotika adiktif. Ada berbagai macam dampak sabu dalam tubuh, antara lain detak jantung cepat, denyut tidak teratur, dan peningkatan tekanan darah.
Menurut Addiction Center, sabu sangat berbahaya karena memiliki dampak kesehatan serius. Zat ini juga lebih berbahaya daripada stimulan lainnya karena persentase dari obat tetap tidak berubah dalam tubuh dan tetap ada di otak lebih lama, yaitu bertahan dari 8 hingga 24 jam.
Obat ini tergolong beracun untuk terminal saraf di otak dan bisa menghancurkan sinapsis sel otak di mana dopamin dilepaskan. Akibatnya, kondisi ini menyebabkan gangguan mood dan ketergantungan pada obat.
Selain itu, penggunaan sabu berkepanjangan juga bisa menyebabkan kerusakan permanen pada sistem tubuh dan pembuluh darah di otak yang menyebabkan stroke.
Berita Terkait
Tag
Terpopuler
- Cerita Stefano Lilipaly Diminta Bela Timnas Indonesia: Saya Tidak Bisa
- Ibrahim Sjarief Assegaf Suami Najwa Shihab Meninggal Dunia, Ini Profilnya
- Siapa Pembuat QRIS yang Hebohkan Dunia Keuangan Global
- 7 Rekomendasi Mobil Matic Bekas di Bawah Rp30 Juta, Murah Tetap Berkelas
- 9 Rekomendasi Mobil Bekas Harga Rp 30 Jutaan, Mesin Bandel Dan Masih Banyak di Pasaran
Pilihan
-
Oh Nasibmu MU: Tak Pernah Kalah, Sekali Tumbang Justru di Laga Final
-
Tottenham Hotspur Juara Liga Europa, Akhiri 17 Tahun Puasa Gelar
-
5 Rekomendasi Skincare Wardah Terbaik, Bahan Alami Aman Dipakai Sehari-hari
-
Mau Masuk SMA Favorit di Sumsel? Ini 6 Jalur Pendaftaran SPMB 2025
-
Mobilnya Dikritik Karena Penuh Skandal, Xiaomi Malah Lapor Warganet ke Polisi
Terkini
-
Iwan Setiawan Lukminto Ditangkap Kejagung di Solo, Ini Komentar Tetangga
-
Kejari Solo Buka Suara Penangkapan Bos PT Sritex Iwan Setiawan
-
Fenomena Baru Gaya Hidup Digital: Klaim Saldo DANA Kaget Sekarang!
-
Polres Sukoharjo Kembali Ungkap Kasus Narkoba, Sita Sabu 0,28 Gram, Ini Kronologinya
-
Buruan Ambil! 3 Link DANA Kaget untuk Tambahan Uang Belanja