SuaraSurakarta.id - Gedung DPRD Sukoharjo mendadak digeruduk sejumlah pengrajin tahu tempe asal Kecamatan Kartasura, Senin (4/1/2020).
Kedatangan mereka tak lain karena masalah kenaikan harga kedelai yang semakin menjadi-jadi.
Dilansir dari Solopos.com jaringan Suara.com, aksi geruduk kantor legislatif Kota Makmur itu sekaligus meminta para wakil rakyat mencari solusi alternatif agar usaha produksi tahu dan tempe tidak gulung tikar di masa pandemi Covid-19.
Para pengrajin tahu dan tempe mendatangi Gedung DPRD Sukoharjo, Senin (4/1/2021) pukul 10.00 WIB. Mereka berasal dari Purwogondo, Brontowiryan, dan Wirogunan yang setiap hari memproduksi tahu dan tempe.
Baca Juga: Harga Kedelai Melambung, Pengrajin Tahu di Bantul Menjerit
Mereka juga melakukan mogok produksi selama satu hari sebagai wujud protes atas melambungnya harga kedelai.
Dalam aksi itu, rombongan ditemui Wakil Ketua DPRD Sukoharjo, Eko Sapto Purnomo, Ketua Komisi II DPRD Sukoharjo, Idris Sarjono dan Kepala Dinas Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Sukoharjo, Sutarmo.
Dalam kesempatan itu, sejumlah pengrajin tahu dan tempe menyampaikan unek-unek terkait kenaikan harga kedelai selama masa pandemi Covid-19.
"Harga kedelai lokal menyentuk Rp9.350 per kilogram. Sementara harga normal Rp6.500 perkg-Rp7.000 perkg. Harga minyak goreng juga naik dari Rp9.000 per liter menjadi Rp13.000 per liter," kata seorang pengrajin tahu dan tempe asal Kartasura, Puryono.
Harga kedelai mulai naik sejak awal pandemi Covid-19 pada akhir Maret 2020. Kala itu, Puryono dan para pengrajin tahu dan tempe lainnya bisa menyiasati dengan berbagai cara seperti memperkecil ukuran atau mengurangi produksi setiap hari.
Kini mereka tidak bisa lagi menyiasatinya lantaran harga kedelai sudah di atas Rp9.000 per kg.
Baca Juga: Harga Kedelai Meroket Berdampak Serius Pada Kelangsungan Usaha
"Kami meminta para anggota DPRD Sukoharjo mencari solusi alternatif untuk menekan kenaikan harga kedelai. Kelangsungan hidup para pengrajin tahu dan tempe dipertaruhkan jika kondisi ini terus berlanjut tanpa ada intervensi dari pemerintah," ujar dia.
Berita Terkait
-
Jaga Harga Stabil, Pemerintah Akan Stok Kedelai 100 Ribu Ton
-
Kedelai Langka Sepekan Terakhir, Produsen Tahu Tempe Rumahan di Semanan Menjerit!
-
Harga Kedelai Masih Tinggi, Produsen Tahu Tempe Semanan Ungkit Janji Kosong Jokowi di Rumah Luhut
-
Petani Tebu dan Pengrajin Tahu Tempe Gelar Aksi Sosial Normalisasi Anak Sungai Musi
-
Stok kedelai Hanya Cukup untuk 7 Hari, BPN Minta Pemerintah Pasok Cadangan Pangan
Terpopuler
- Advokat Hotma Sitompul Meninggal Dunia di RSCM
- Jay Idzes Ditunjuk Jadi Kapten ASEAN All Star vs Manchester United!
- Kejutan! Justin Hubner Masuk Daftar Susunan Pemain dan Starter Lawan Manchester United
- Sosok Pria di Ranjang Kamar Lisa Mariana Saat Hamil 2021 Disorot: Ayah Kandung Anak?
- Hotma Sitompul Wafat, Pengakuan Bams eks Samsons soal Skandal Ayah Sambung dan Mantan Istri Disorot
Pilihan
-
6 Rekomendasi HP Murah dengan NFC Terbaik April 2025, Praktis dan Multifungsi
-
LAGA SERU! Link Live Streaming Manchester United vs Lyon dan Prediksi Susunan Pemain
-
BREAKING NEWS! Indonesia Tuan Rumah Piala AFF U-23 2025
-
Aksi Kamisan di Semarang: Tuntut Peristiwa Kekerasan terhadap Jurnalis, Pecat Oknum Aparat!
-
Belum Lama Direvitalisasi, Alun-alun Selatan Keraton Solo Dipakai Buat Pasar Malam
Terkini
-
Maling Burung di Solo Kena Batunya: Kepergok di Banyuagung, Berakhir Diciduk Tim Sparta
-
Satresnarkoba Polresta Solo Sikat Kurir Sabu di Mojosongo, Barang Bukti Siap Edar Disita
-
Dijamin Ngakak! Angkat Kehidupan Kota Solo, Film Komedi 'Cocote Tonggo' Akhirnya Tayang
-
Belum Lama Direvitalisasi, Alun-alun Selatan Keraton Solo Dipakai Buat Pasar Malam
-
Kasus 'Kencing' Pertalite Terbongkar: Polres Sukoharjo Bekuk Mafia BBM Subsidi